\’Lampung Menggendong\’ dan Mitos Bau Tangan

Redaksi

Senin, 9 April 2018 - 11:09 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Bandarlampung (Netizenku.com): Dunia pergendongan saat ini sedang hits di kalangan ibu-ibu muda. Setelah sebelumnya sempat pudar karena digeser dengan penggunaan stroller bayi, saat ini \’dunia\’ menggendong bayi membooming lagi.

Namun sayangnya, hal ini masih sering jadi permasalahan antara ibu muda dengan tetangga atau bahkan orang tua (mertua). Kenapa demikian? Karena cara menggendong jaman old (dahulu) dengan jaman now (sekarang) ternyata banyak perbedaan.

Perbedaan yang biasanya umum terdengar adalah soal mitos \”jika bayi digendong pekeh, maka nanti jalannya ngangkang, dan kakinya berbentuk O\”. ada pula yang mengatakan \”bayi itu jangan digendong, nanti bau tangan\” atau \”bayi kalau digendong itu ketika besar jadi manja, gak mandiri\”.

Benarkah mitos-mitos tersebut? Ternyata tidak benar. Dalam hal ini, Lampung Menggendong, sebagai komunitas kumpulnya ibu-ibu muda di Lampung akan mencoba menerangkan cara menggendong yang aman dan nyaman untuk si kecil.

\”Menggendong memiliki banyak sekali manfaat yang terkadang tidak kita sadari. Dengan menggendong, bayi merasa lebih nyaman. Kita ketahui bahwa sebelum bayi lahir, satu-satunya kenyamannya adalah rahim ibu. Musik pertamanya adalah detak jantung ibu, maka ketika bayi lahir ke dunia, butuh waktu untuk mereka beradaptasi. Selama proses itu, menggendong bayi adalah salah satu media ibu mempersiapkan anak menjadi pribadi yang mandiri,\” jelas Koordinator Lampung Menggendong, Silvi Listiana, kepada Netizenku.com, Senin (8/4).

Baca Juga  UIN Lampung akan Tambah 2 Fakultas Baru

Menurutnya, menggendong juga dapat mempererat bonding ibu dengan anak, karena jika bayi sering digendong, maka kepekaan ibu terhadap anaknya akan lebih kuat. Ibu lebih responsif dengan tanda-tanda yang disampaikan bayi, dan apa yang dibutuhkan bayi. Bayi jadi lebih jarang rewel karena selalu merasa nyaman dekat dengan ibunya.

Selain itu, menurutnya, menggendong dapat dijadian media belajar anak. Dengan menciptakan kondisi bayi yang tenang dan nyaman, si ibu bisa dengan mudah menstimulasi anak dengan berbagai hal. Kemampuan audio visualnya akan meningkat. Contohnya seperti stimulasi bicara, mengenalkan banyak hal di lingkungan sekitar, dan bisa berpartisipasi dalam kegiatan orang tuanya.

\”Menggendong bermanfaat pula untuk perkembangan bayi. Penelitian sudah banyak membuktikan bahwa bayi prematur yang lebih sering digendong, didekap, berat badannya dapat naik dengan cepat dan lebih sehat,\” terangnya.

Lalu bagaimana cara menggendong di jaman now?

Komunitas Lampung Menggendong yang diikuti sekitar seratusan anggota dan enam koordinator ini, dalam tiap bulannya selalu mengagendakan Kopi darat (Kopdar), sebagai sarana sosialisasi menggendong yang aman dan nyaman buat bayi dan ibu tentunya.

Baca Juga  Gubernur Buka Seminar Lampung Economic Update

Silvi menjelaskan, dalam dunia babywearing internasional, salah satu rujukan yang digunakan sebagai dasar menggendong adalah TICKS (Tight, In view at all time, Close enough to kiss, keep chin off the chest, dan Supported back).

\”Tight artinya ketat namun tidak sesak. Kenapa diharuskan ketat? Agar bayi merasa seperti dipeluk oleh penggendong. In view at all time, artinya bayi selalu terlihat dan tidak tenggelam dalam gendongan. Close enough to kiss, berarti bayi mudah dicium oleh penggendong. Keep chin off the chest, ini bermakna bahwa cegah dagu bayi menempel di dadanya, karena dapat menghambat jalan nafas. Sedangkan, Supported back artinya punggung bayi tertopang kain gendongan dengan optimal,\” jelasnya.

Setelah memperhatikan TICKS, maka menurutnya, perlu pula memperhatikan posisi yang ergonomis. Ergonomis untuk siapa? Untuk keduanya, untuk penggendong dan yang digendong.

\”Bayi baru lahir memiliki bentuk punggung membentuk huruf C. Seiring berjalannya waktu, bentuk punggung ini nanti akan berubah dengan sendirinya menjadi seperti huruf J. Jadi, menggendong yang baik adalah yang support bentuk alami bayi,\” terangnya.

Untuk mitos pekeh, kata dia, dalam ilmu babywearing, bentuk kedua tulang paha dan bokong jika dilihat dari belakang membentuk huruf M. Ini merupakan posisi alami bayi seperti saat bayi berada di dalam kandungan. Jadi tidak serta merta asal pekeh tanpa memperhatikan bentuk alami tulang bayi.

Baca Juga  IPM Lampung Timur dan Kota Metro 'Lampu Kuning'

\”Perihal anak akan berjalan ngangkang ini adalah mitos. Jalan ngangkang justru banyak dipengaruhi karena kesalahan dalam menggendong yang akhirnya membuat tulang dan sendi cedera. Dan soal kaki membentuk huruf O juga mitos, karena bentuk kaki selain dipengaruhi faktor genetik juga dipengaruhi radang sendi, kekurangan vitamin D, obesitas, flat foot, dan lain hal,\” jelasnya.

Terkait durasi, Silvi mengatakan, maksimal menggendong tidak ada batasannya. Asalkan, selama keduanya merasa nyaman, karena ada masa di mana sang anak akan menolak digendong, maka menggendonglah dengan cinta. Manfaatkan momen-momen ini untuk menguatkan cinta keduanya.

\”Untuk jenis-jenis gendongannya ada banyak sekali. Mulai dari jarit/cukin, woven wrap, pouch, ringsling, meh dai, sampai soft structured carrier. Yang perlu diketahui, tiap gendongan ada batasan usia minimal yang berbeda,\” paparnya.

Sudah jelas bukan betapa pentingnya cara menggendong yang aman dan nyaman? Tentunya, hal ini perlu kita edukasi ke semua kalangan dan lapisan masyarakat, sehingga nantinya tidak ada lagi mitos dan persoalan yang menghalangi bayi untuk mendapatkan kasih sayang lewat menggendong. (Rio)

Berita Terkait

Ini Dia Standar Hidup Layak di Lampung, Silakan Cek Pengeluaran Anda “Di Atas atau Masih di Bawah”
PWRI Lampung Gelar Pelatihan Jurnalistik Bangun Profesionalisme Wartawan
IPM Lampung Timur dan Kota Metro ‘Lampu Kuning’
IPM Provinsi Lampung 2024 Sebesar 73,13 Tumbuh Terjaga 0,65-0,69 Poin
Terobosan Bidang Kesehatan Stem Cell dan Kanker, Pemkab Pringsewu Jalin Kerjasama dengan SCCR Indonesia
Kabupaten Pringsewu (Sesungguhnya) Miliki Kearifan Lokal dari Daun-daun Bambu yang Berserakan
Tahukah Anda? Bahwa 46,41% Penduduk di Lampung Jadi Beban Penduduk Usia Produktif
Tahukah Anda? ASN di Pemprov Lampung Didominasi Perempuan Berpendidikan Tinggi

Berita Terkait

Rabu, 4 Desember 2024 - 18:07 WIB

Bawaslu Lampung Barat Mengungkap Temuan Signifikan Terkait Ketidaksesuain Data Pada Beberapa TPS

Rabu, 4 Desember 2024 - 17:53 WIB

Pj. Gubernur Samsudin Terima Penghargaan Dosen Terbaik Dari UIA

Rabu, 4 Desember 2024 - 06:25 WIB

Pj. Gubernur Lampung Serahkan Penghargaan kepada Marching Band FYBI, Juara Umum IOMBF 2024

Selasa, 3 Desember 2024 - 20:35 WIB

Menang Telak Paslon Aries Sandi-Supriyanto Unggul di 10 Kecamatan

Selasa, 3 Desember 2024 - 19:19 WIB

Pj. Gubernur Lampung Dorong Sinergi Pangan untuk Kesejahteraan Rakyat Lewat Program Gerakan Waber

Selasa, 3 Desember 2024 - 19:15 WIB

Pemprov Lampung Ikuti Rakor Pengendalian Inflasi Daerah Bersama Mendagri

Selasa, 3 Desember 2024 - 18:19 WIB

NTP Lampung 2024 Masih Tinggi di Tengah Trend Penurunan September-November

Selasa, 3 Desember 2024 - 17:48 WIB

AMSI Lampung Terima Penghargaan Kejati

Berita Terbaru

Celoteh

Bung Mirza, Diajak Ngopi Sama Petani

Rabu, 4 Des 2024 - 20:10 WIB

Bandarlampung

Pj. Gubernur Samsudin Terima Penghargaan Dosen Terbaik Dari UIA

Rabu, 4 Des 2024 - 17:53 WIB

E-Paper

Lentera Swara Lampung | Rabu, 4 Desember 2024

Selasa, 3 Des 2024 - 23:00 WIB