Bandar Lampung (Netzineku.com): Pada perhelatan Lampung Fair 2018, komoditi unggulan provinsi berjuluk \’Sai Bumi Ruwa Jurai\’ yaitu kopi, masih menjadi \’jualan\’ anjungan kabupaten dan kota.
Jika sebelumnya Lampung Barat yang memang terkenal dengan perkebunan kopinya, Kabupaten Way Kanan juga mempromosikan minuman tersebut secara gratis kepada pengunjung anjungannya.
Selain membuka kedai kopi gratis, para pengunjung juga dapat membeli kopi tersebut. Uang dari hasil penjualan akan dikumpulkan untuk membantu korban gempa bumi dan tsunami di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah (Sulteng).
\”Kami buka dompet kepedulian. Dengan membeli kopi kemasan, berarti sudah ikut mendonasikan lima ribu rupiah untuk korban gempa dan tsunami di Palu dan Donggala Sulawesi Tengah,\” ujar Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Waykanan, Imanto, Senin (22/10/2018).
Dia berharap masyarakat membeli kopi yang ada di Anjungan Way Kanan, untuk membantu para korban gempa di Sulawesi Tengah tersebut.
Sementara untuk kopi gratis bagi pengunjung dibuka mulai pukul 15.00 hingga 22.00 WIB, dengan target menghabiskan sekira 100-200 cangkir kopi setiap hari.
\”Kopi gratis ini merupakan bagian promosi besar-besaran kopi robusta Putri Malu Way Kanan, baik di tingkat kabupaten, provinsi dan nasional,\” ujar Imanto.
Selain menyediakan kopi robusta Putri Malu, juga terseda kopi lainnya seperti kopi Talang, kopi Gunung, kopi Kolang, kopi N.U dan masih banyak yang lain lagi.
\”Bukan hanya kopi Putri Malu, tetapi kopi merek lain juga disediakan oleh panitia,\” ungkap Imanto.
Senada, Wakil Bupati Way Kanan Edward Antony mengatakan, kopi yang disediakan untuk dinikmati para pengunjung merupakan kopi pilihan, dengan kualitas terbaik dan super.
Dikatakan, dengan memberikan kopi secara gratis ini diharapkan dapat membawa nama Way Kanan dikenal seluruh Lampung.
\”Kita juga terus berupaya agar kopi robusta Putri Malu dapat lebih mendunia,\” ujar Edward.
Dia berharap masyarakat bisa membantu mempromosikan kopi robusta Putri Malu Way Kanan, agar dapat lebih dikenal, yang selama ini hanya mengenal kopi dari Lampung Barat saja. (ruslan)