Jalan Kaki 10 Ribu Langkah per Hari Bikin Sehat atau Mitos?

Redaksi

Sabtu, 24 Februari 2018 - 11:59 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

(Ilustrasi: ist)

(Ilustrasi: ist)

Bandarlampung (Netizenku): Bagi yang peduli dengan kesehatan tubuh, tentu pernah dengar ungkapan untuk menjaga kesehatan diperlukan minimal melangkah 10 ribu kali per hari. Tapi di sisi lain tak sedikit pakar yang menyebut teori itu mitos belaka.

Catrine Tudor-Locke, direktur Walking Behavior Laboratory di Pennington Biomedical Research Center, Amerika Serikat, mengatakan rekomendasi 10 ribu langkah per hari sebenarnya tidak benar-benar atas dasar ilmiah.

Pasalnya, rekomendasi tersebut berkembang dari alat penghitung langkah (pedometer) yang dijual di Jepang pada tahun 1960-an dinamakan manpo-kei, yang berarti \”penghitung 10.000 langkah\”. Alat tersebut kemudian laku keras dan memengaruhi lebih banyak orang di seluruh dunia.

Namun demikian sejumlah studi lainnya menunjukkan wanita yang berjalan hampir 10 ribu langkah sehari tekanan darahnya menurun setelah 24 minggu. Studi berikutnya melansir wanita dengan kelebihan berat badan yang berjalan 10 ribu langkah per hari kadar glukosa dalam darahnya menjadi lebih baik.

Baca Juga  BPKAD Balam Cairkan 7 Bulan Tukin PNS

Kendati demikian, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), berjalan 10.000 langkah per hari bukanlah rekomendasi kesehatan yang resmi. Sebaliknya, CDC menekankan pada pentingnya aktivitas fisik 150 menit aktivitas fisik moderat dalam satu minggu, seperti berjalan cepat. \”Untuk mencapai rekomendasi tersebut, maka rata-rata dalam sehari seseorang harus berjalan 7 ribu sampai 8 ribu langkah setiap hari,\” ujar Tudor-Locke.

Ia pun menyarankan, jika setiap hari seseorang terbiasa berjalan 5 ribu langkah sehari, maka menambah jalan cepat selama 30 menit akan menambah langkah menjadi 8 ribu langkah. \”Namun, jika sanggup berjalan lebih banyak, tidak ada alasan untuk berhenti di angka 8.000,\” katanya.

Baca Juga  Susul Instruksi Pusat, BBPOM Bandarlampung Uji Lab Minuman Torpedo

Mengutip Today, menurut Walter R. Thompson,  profesor kinesiologi dan kesehatan dari Georgia University, sepakat bila klaim 10 ribu langkah per hari itu sebagai mitos. “Mitos terbesarnya adalah bahwa jika untuk jadi fit dan menurunkan berat badan olahraga saja cukup. Orang lupa bahwa harus juga melakukan  penurunkan konsumsi kalori,” timpalnya.

Belum lagi faktanya sangat jarang orang modern yang bisa memenuhi kebutuhan 10 ribu langkah itu. “Orang Amerika rata-rata cuma 2 ribu hingga 2.500 langkah per hari, itu pun sudah termasuk berjalan ke toilet beberapa kali,” kata Thompson.

Baca Juga  Cabai Merah dan Cabai Setan Mengalami Kenaikan Harga

Jika Anda ingin tahu sebenarnya berapa kebutuhan untuk melangkah, tak perlu pedometer yang mahal. Thompson menyarankan hal ini, “Hitung langkah rata-rata Anda dalam sehari, lalu jika ingin menambahnya, naikkan 10 sampai 20 persen tiap pekannya,” kata dia.

Atau bisa juga mencoba saran lain dari Pusan Pengendalian Penyakit (CDC) ini, 2,5 jam latihan aerobik intensitas moderat seperti berjalan cepat. Atau 1 jam 15 menit latihan aerobik keras seperti joging. Atau campuran keduanya.

Selingi dengan latihan kekuatan otot atau lebih dalam satu pekan, dengan memperhatikan otot-otot besar seperti lengan, pinggul, punggung, perut, dada, bahu dan lengan. “Kalau saya, dari pada menggunakan elevtor saya lebih memilih berjalan di tangga menuju parkiran,” kata Thompson. (dbs)

Berita Terkait

Salat Idulfitri Perdana sebagai Gubernur, Mirza Akan Tunaikan Salat Ied di Lapangan Enggal
ILS-BAZNAS Lampung Salurkan Kado Ramadan untuk Kader dan Pasien TBC
Bank Lampung Butuh Satu Orang Ini
Purnama Wulan Sari Mirza Terpilih Jadi Ketua PMI Lampung
Berbagi Bahagia Bersama BRI Group, RO Bandarlampung Salurkan 1.680 Paket Sembako
BPJS Kesehatan Komitmen Akses Layanan JKN Tetap Buka Selama Libur Lebaran
KPU Lampung: Uji Publik Calon Pengganti PSU Pesawaran Berlangsung Hanya Sampai Besok!
Pasar Murah Jelang Idul Fitri, PLN UID Lampung Siapkan 1000 Paket Sembako

Berita Terkait

Selasa, 1 April 2025 - 12:37 WIB

Belajar Menambal Kredibilitas dari The New York Times

Senin, 31 Maret 2025 - 20:48 WIB

Obrolan Wartawan di Sela Ketupat Lebaran

Minggu, 30 Maret 2025 - 17:53 WIB

Wartawan, Storyteller yang Bukan Pengarang Bebas

Sabtu, 29 Maret 2025 - 21:45 WIB

Merapat ke Markas Tempo

Rabu, 26 Maret 2025 - 22:34 WIB

Tak Perlu Kepala Babi dan Bangkai Tikus untuk Membuat Kicep

Senin, 24 Maret 2025 - 05:01 WIB

Kebohongan Resmi dan Keterangan Palsu

Rabu, 19 Maret 2025 - 14:27 WIB

Jurnalis dan Macan dalam Kandang

Kamis, 6 Maret 2025 - 21:37 WIB

Antara Eka, Taring dan Bodyguard

Berita Terbaru

Buku The New York Times karya Ignatius Haryanto. (foto: koleksi pribadi)

Celoteh

Belajar Menambal Kredibilitas dari The New York Times

Selasa, 1 Apr 2025 - 12:37 WIB

Ketupat (foto: ist)

Celoteh

Obrolan Wartawan di Sela Ketupat Lebaran

Senin, 31 Mar 2025 - 20:48 WIB

Ilustrasi buku jurnalisme sastrawi. (foto: dok pribadi)

Celoteh

Wartawan, Storyteller yang Bukan Pengarang Bebas

Minggu, 30 Mar 2025 - 17:53 WIB

Penulis saat berada di kantor Tempo. (foto: dok pribadi)

Celoteh

Merapat ke Markas Tempo

Sabtu, 29 Mar 2025 - 21:45 WIB