Bandarlampung (Netizenku.com): Kemerosotan harga singkong di Lampung mulai teratasi, setelah Pemprov Lampung cepat-cepat turun tangan dan dengan cerdas kembali menegakkan kesepakatan Mahan Agung 2021 terkait harga dasar pembelian singkong sebesar Rp900/kg di lini gudang perusahaan. Terhadap perusahaan yang tidak taat dengan kesepakatan ini akan ditindak.
“Soal singkong sudah teratasi. Kita tegakkan kembali kesepakatan pada 2021 lalu,” tegas Pj Gubernur Lampung Samsudin di Kantor Gubernur Lampung, Kamis (12/12/2024).
Kesepakatan itu lahir saat provinsi ini dipimpin oleh Gubernur Arinal Djunaidi, dimana disepakati harga minimal singkong Rp900 per kg dengan maksimal rafaksi 15 persen.
Kesepakatan harga dasar Rp900 dan rafaksi 15 persen tersebut diterapkan 1 Januari 2025. Samsudin mengingatkan pihak perusahaan mentaati kesepakatan tersebut.
“Bagi yang tidak taat akan kita tindak,” tegas Samsudin.
‘Hantu’ Rafaksi
Kendati ada jaminan harga singkong akan naik di tahun 2025, kenaikannya tidaklah signifikan. Sebab masih ada ‘hantu’ lain, yakni ketentuan rafaksi yang menggerus hasil penjualan petani.
Dengan ketentuan rafaksi 15 persen dan memperhitungkan tingkat kualitas singkong secara umum di Lampung, maka diperkirakan petani belum bisa memperoleh Rp900 ribu/ton.
Sebagai catatat, persoalan kualitas singkong petani merupakan masalah klasik yang belum sepenuhnya bisa diatasi oleh dinas terkait. Jika kualitasnya bisa ditingkatkan maka harga singkong bisa mencapai Rp1.100-1.200/kg.
Selain itu, pemerintah sebaiknya tidak lagi memberikan izin baru kepada perusahaan tapioka yang terlanjur menumpuk-numpuk di wilayah tertentu.
Produksi Singkong 2024 Diproyeksikan 7,5 Juta Ton
Pada 2024 ini, Pemprov Lampung memproyeksikan produksi singkong atau ubi kayu sebesar 7,5 juta ton.
Angka itu lebih tinggi dibanding produksi 2022-20-2023 yang masing-masinh mencapai 6,7 ton dan 7,1 juta ton.
Sebagian besar singkong diproduksi untuk pemenuhan kebutuhan industri tapioka, sedangkan yang untuk konsumsi sekitar 10 persen dari total produksi dalam setahun.
Daerah sentra produksi singkong di Lampung tersebar di Kabupaten Lampung Utara, Lampung Timur, Tulang Bawang Barat, Tulang Bawang, dan terbesar di Lampung Tengah dengan produksi melebihi 1 juta ton.(iwa)