Pringsewu (Netizenku.com): Terkait mulai banyaknya masyarakat Kabupaten Pringsewu yang terjangkit DBD, di mana saat ini Pringsewu menempati posisi ketiga sebagai daerah dengan kasus DBD terbanyak di Provinsi Lampung, setelah Bandarlampung dan Lampung Selatan, Senin (22/11).
Wakil Bupati Pringsewu, H Fauzi, mengingatkan sekaligus mengajak masyarakat untuk bersama-sama memberantas penyebaran DBD tersebut, yakni dengan melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)-3M Plus, yakni menguras, yang merupakan kegiatan membersihkan dan menguras tempat yang sering menjadi penampungan air seperti bak mandi, kendi, toren air, drum dan tempat penampungan air lainnya.
Ia menambahkan saat musim hujan maupun pancaroba, kegiatan ini harus dilakukan setiap hari untuk memutus siklus hidup nyamuk yang dapat bertahan di tempat kering selama 6 bulan.
“Kemudian menutup, yang merupakan kegiatan menutup rapat tempat-tempat penampungan air, seperti bak mandi maupun drum. Menutup juga dapat diartikan sebagai kegiatan mengubur barang bekas di dalam tanah agar tidak membuat lingkungan semakin kotor dan dapat berpotensi menjadi sarang nyamuk,” terangnya.
Lanjut Wabup, memanfaatkan kembali limbah barang bekas yang bernilai ekonomis (daur ulang), disarankan untuk memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang-barang bekas yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk demam berdarah.
“Bentuk upaya pencegahan diantaranya dengan memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, menggunakan obat anti nyamuk, memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi, bergotong-royong membersihkan lingkungan, memeriksa tempat-tempat penampungan atau meletakkan pakaian bekas pakai dalam wadah tertutup,” ujarnya.
Ia juga menjelaskan memberikan larvasida pada penampungan air ke saluran dan talang air yang tidak lancar, serta menanam tanaman pengusir nyamuk.
“Wabah DBD biasanya akan mulai meningkat saat pertengahan musim hujan, hal ini disebabkan semakin bertambahnya tempat-tempat perkembangbiakan nyamuk karena meningkatnya curah hujan,” ungkapnya. (Rz/len)