Bandarlampung (Netizenku.com): Wali Kota Bandarlampung Eva Dwiana menyampaikan Pemerintah Kota (Pemkot) tidak pernah mengeluarkan surat edaran atau selebaran tentang meminta bantuan kepada masyarakat.
\”Kemarin surat edaran itu mengatasnamakan Pemerintah Kota Bandarlampung tapi kop (surat) nya tidak ada. Ini lagi kita telusuri, tidak boleh terjadi. Kalau begini menyusahkan masyarakat. Ini enggak benar,\” tegas Eva Dwiana pada saat membagikan bantuan beras Baznas kepada warga Kecamatan Sukarame di Kantor Kecamatan setempat, Sabtu (1/5).
Wali Kota mengatakan permintaan bantuan tersebut berupa salaran kepada warga yang memanfaatkan fasilitas umum.
\”Salarannya luar biasa banyak, Rp5.000 untuk kebersihan dan keamanan. Kalau enggak dibayar ditungguin, ini kan menyusahkan masyarakat. Bunda minta tolong pada Bapak dan Ibu kalau ada yang minta salaran tidak boleh,\” kata dia.
Wali Kota Eva Dwiana mengatakan salaran, memungut uang dari masyarakat, sudah lama berlangsung dan dia menginstruksikan Staf Ahli memantau di bawah untuk segera ditangani.
\”Ini kita telusuri. Kita lihat dulu karena ini saling lempar melempar tapi masyarakat di sana semua mengeluarkan uneg-uneg,\” ujar dia.
Eva Dwiana berjanji akan mendisiplinkan jajaran di bawah dan memastikan pelayanan gratis kepada masyarakat. Wali Kota menyarankan Camat dan Lurah yang masih meminta bantuan kepada masyarakat untuk mengundurkan diri. Karena sebagai aparatur pemerintahan, Camat dan Lurah harus menjadi contoh bagi warga.
\”Apalagi Pak Herman HN selama 10 tahun memberikan layanan gratis kepada masyarakat, diberikan kemudahan-kemudahan. Zaman Pak Herman bagus, zaman Bunda Eva harus lebih bagus,\” kata dia.
Eva Dwiana meminta Babinsa dan Bhabinkamtibmas sebagai aparat penegak hukum untuk membantu RT dan Lingkungan.
\”Kemarin LPM yang mintain salaran, LPM kan bantu bukan menyusahkan masyarakat. Ini tidak bisa terjadi. Rezeki semua dari atas bukan kita menekan yang bawah. Allah selalu memberikan yang terbaik untuk kita dan kita lakukan yang terbaik untuk masyarakat,\” kata Eva Dwiana.
\”Kita akan intropeksi diri, mudah-mudahan ini tidak terjadi lagi,\” lanjut dia. (Josua)