Bandarlampung (Netizenku.com): Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung menggelar Festival Nemui Nyimah sebagai upaya akselerasi pertumbuhan sektor ekonomi pariwisata di Provinsi Sai Bumi Ruwa Jurai. Acara ini berlangsung mulai 16 hingga 26 November 2023 di Lapangan Korpri Kantor Gubernur Lampung, Bandarlampung, Jumat (17/11).
Sekretaris Provinsi Lampung, Fahrizal Darminto, menjelaskan bahwa festival ini tidak sekadar sebagai perayaan, melainkan juga simbol kebersamaan, keharmonisan, serta kekayaan budaya masyarakat Lampung.
“Kami ingin memperkuat silaturahmi dan memperkenalkan keberagaman melalui festival ini,” ujarnya saat pembukaan Festival Nemui Nyimah.
Dilanjutkannya, Pemprov Lampung secara strategis mendukung pertumbuhan sektor pariwisata dengan fokus pada pemberdayaan masyarakat desa pariwisata melalui pembinaan yang intensif. Upaya tersebut sejalan dengan dorongan investasi berbasis korporasi dalam sektor pariwisata, seperti pengembangan Kawasan Wisata Terintegrasi Bakauheni Harbour City.
“Fokus kami adalah memberdayakan masyarakat dan komunitas untuk mengembangkan pariwisata di daerah ini, serta memperkuat investasi dalam sektor pariwisata,” tambahnya.
Sementara itu, Lampung berhasil meraih posisi ketiga di tingkat Sumatra sebagai daerah dengan pergerakan pariwisata nusantara tertinggi, dengan jumlah 10.260.000 wisatawan. Hal ini menjadi pencapaian yang signifikan dalam mengangkat potensi pariwisata Lampung.
Di tempat yang sama, Kepala Dinas Pariwisata Lampung, Bobby Irawan, menjelaskan bahwa Festival Nemui Nyimah juga merupakan bagian dari perayaan HUT Korpri ke-50.
“Festival ini menjadi wujud kolaborasi antara stakeholder kepariwisataan dengan pemerintah, komunitas, media, dan pelaku usaha guna mengembangkan sektor pariwisata Lampung,” ungkapnya.
Rangkaian acara Festival Nemui Nyimah turut memuat berbagai perlombaan seperti lomba mewarnai, solo song, fashion show, foto model, cosplay, dan make up. Mini festival lainnya juga turut meramaikan acara ini, seperti festival kuda lumping, tambur tansa, pencak silat, band pelajar, dan musik etnik.
Tak hanya itu, festival ini juga melibatkan 50 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam festival kuliner dan bazar yang memiliki potensi meningkatkan transaksi ekonomi, baik secara tunai maupun digital. Acara ini memberikan kontribusi yang signifikan dalam menggerakkan roda perekonomian daerah. (Luki)