Bandarlampung (Netizenku.com): Di Indonesia, istilah nyekar (ziarah makam dengan menaburkan kembang) pastinya sudah tak asing bagi masyarakat. Khususnya menjelang bulan puasa, sebagian besar masyarakat beragama Islam pastinya melakukan hal ini.
Tempat Pemakaman Umum (TPU) yang lebih dikenal dengan keseraman dan ke angkerannya, kini berubah menjadi lebih romantis lantaran menjadi sarana nostalgia antara peziarah dan kerabat yang telah berpulang terlebih dahulu.
Saat Netizenku.com mengunjungi salah satu TPU yang berada di Kecamatan Wayhalim pada Rabu (16/5) siang, para penjual kembang pun menyambut ramah para peziarah, sembari menawarkan kembang dagangan yang dihargai 5 ribu rupiah.
Rombongan demi rombongan keluarga ahli kubur silih berganti keluar masuk pemakaman. Tak sedikit yang tampak bersedih hingga mengeluarkan air mata.
Menurut penjual kembang yang berada di depan TPU Wayhalim, Tejo, sejak H-5 ramadhan para peziarah sudah banyak yang nyekar. Bahkan jumlahnya sampai ratusan orang perharinya.
\”Kalau yang ziarah sih sudah dari kemarin-kemarin, H-5 ramadhan lah. Kalau jumlahnya mah ratusan orang tiap harinya,\” ujar Tejo.
Sementara itu, salah seorang peziarah, Sunariyah mengaku melakukan tradisi nyekar tiap tahunnya. \”Tiap tahun sebelum puasa saya pasti nyekar. Mendoakan orangtua dan saudara yang sudah pulang duluan. Selain itu, Rassul juga mengajarkan kita ziarah agar selalu ingat dengan kematian,\” ujar warga Wayhalim Permai tersebut.
Di tempat yang sama, seorang peziarah mengaku belum afdhol kalau mau puasa belum ziarah ke makam orangtua nya. \”Rasanya enggak afdhol aja Mas. Pasti tiap tahun kesini,\” singkat Sugeng yang mengaku warga Jatimulyo, Lampung Selatan ini.(Agis)