Bandarlampung (Netizenku.com): Dinas Kesehatan Kota Bandarlampung belum melakukan vaksinasi Covid-19 bagi anak usia 12-17 tahun, ibu hamil dan menyusui.
Kepala Dinas Kesehatan setempat, Edwin Rusli, mengatakan pihaknya masih menunggu petunjuk dan penambahan jumlah vaksin Covid-19 dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI.
“Kita masih menunggu surat dari Kemenkes karena saya baru menelepon, vaksin Covid-19 untuk usia 12-17 tahun, baru dari BPOM belum dari Kemenkes,” kata Edwin Rusli.
Baca Juga: BPOM Izinkan Vaksin Sinovac Dipakai Penduduk Usia 12 Tahun ke Atas
Hal itu disampaikan Edwin Rusli usai mendampingi Wali Kota Bandarlampung Eva Dwiana mengikuti acara puncak peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) Ke-28 Tahun 2021 yang dibuka oleh Presiden RI Joko Widodo secara virtual melalui zoom meeting di Command Center Dinas Kominfo setempat, Selasa (29/6).
Edwin Rusli mengatakan peringatan Harganas Ke-28 menjadi momen launching vaksinasi Covid-19 bagi anak usia 12-17 tahun, ibu hamil dan menyusui.
“Vaksinasi Covid-19 bagi ibu hamil dan menyusui launchingnya baru hari ini. Jenis vaksinnya sama untuk usia 18-59 tahun, vaksin Sinovac,” ujar dia.
Baca Juga: Ibu Hamil dan Menyusui Divaksinasi Antisipasi Varian Delta
Vaksinasi Covid-19, lanjut dia, segera dilaksanakan ketika Kemenkes sudah mengeluarkan surat petunjuk pelaksanaan.
“Yang penting ada surat dari Kemenkes, kita bisa pergunakan vaksin yang sudah ada. Untuk anak-anak mungkin perlu lebih hati-hati karena anak-anak kan suka teriak-teriak,” kata dia.
Edwin Rusli mengatakan Dinas Kesehatan akan bekerja sama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) untuk vaksinasi Covid-19 anak usia 12-17 tahun.
“Apakah kita yang mendatangi sekolah itu atau sebaliknya. Biasanya kita yang datang ke sekolah-sekolah,” tutup dia.
Kepala Seksi Kelembagaan Disdikbud Bandarlampung, Mulyadi, saat dihubungi Netizenku.com mengatakan pelaksanaan vaksinasi Covid-19 usia 12-17 tahun masih menunggu hasil koordinasi dengan Dinas Kesehatan.
“Menunggu pertemuan dengan Dinkes. Kita belum tahu mekanismenya tapi kalau bisa di sekolah karena orang tua juga bisa ikut. Puskesmas mungkin tidak memadai tapi kalau sekolah kan lebih luas tempatnya,” kata dia. (Josua)