Bandarlampung (Netizenku.com): Sebanyak 40 peserta mengikuti Pelatihan Teknik Reportase Penulisan dan Foto Jurnalistik Tingkat Dasar. Acara ini diselenggarakan Himpunan Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi (HMPS-IK) Universitas Muhammadiyah Lampung (UML) dengan tema \”Sekali Menulis Sejuta Kali Menginspirasi\”, di ruang rapat lantai II kampus setempat.
Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi, Sri Choiriyati, M.Kom.I, yang membuka acara tersebut berharap seluruh mahasiswa nantinya dapat menyerap ilmu yang disampaikan pemateri. Serta dapat menghidupkan kembali organisasi pers mahasiswa Cahaya yang dimiliki UML Entrepreneur Campus, Kampusnya Pengusaha tersebut sebagai respon penyelenggaraan acara yang telah digagas.
Sementara, Ketua Aliansi Jurnalis Indonesia (AJI) Bandarlampung, Hendry Sihaloho, yang menyampaikan materi teknik reportase dan penulisan berita, membuka wawasan peserta dengan mengenalkan terlebih dahulu pengertian jurnalis dan jurnalistik, sehingga peserta mampu memahami dan memiliki gambaran apa yang akan dihadapi di lapangan.
\”Teknik reportase merupakan kegiatan melaporkan kejadian atau peristiwa dengan mengandalkan pengamatan, penglihatan secara detail, deskriptif dan runut,\” ujar Hendry.
Selain itu, Hendry juga menyampaikan teknik menulis berita yang merupakan bagian terpenting dari kerja jurnalis.
Hendry mengatakan, teknik menulis tidak lepas dari komponen 5W1H, to the point, logis, piramida terbalik, menggunakan kata yang lugas, mudah dipahami, ringkas dan tidak menghilangkan makna.
Terpisah Ketua Pewarta Foto Indonesia (PFI) Lampung, Ikhsan Dwi Nur Satrio yang memberikan materi Foto Jurnalistik disambut antusias peserta yang tertarik dengan fotografi.
Ikhsan mengutarakan, saat ini fotografi sangat digandrungi tidak hanya oleh jurnalis tetapi juga pegiat fotografi lainnya. Ia mengatakan untuk memotret diperlukan pemahaman yang cukup, serta teknik.
\”Foto jurnalistik dapat dibedakan menjadi spot news, general news, human interest, dan foto olahraga. Foto jurnalistik memiliki ciri batasan waktu, objektif, berimbang, dan memiliki narasi disertai teks,\” kata dia.
Ikhsan juga menyampaikan batasan untuk foto jurnalistik untuk tetap sesuai kode etik, tidak ada editing berlebih, menambah, mengurangi hasil foto, atau bahkan menggabungkan dua foto menjadi satu. (Leni)