Bandarlampung (Netizenku.com): Dalam rangka memperingati empat dekade, Keluarga Pencinta Alam dan Lingkungan Hidup (Watala) Lampung menggelar diskusi dan refleksi kegiatan pencinta alam di sekretariat Watala, Jalan Teuku Umar, Kedaton, Bandarlampung, Jum\’at (3/5).
Direktur Watala, Kurnia dalam sambutannya mengatakan, pada perjalannya kegiatan pecinta alam, terkhususnya di Provinsi Lampung beberapa tahun semakin mengalami penurunan.
Menanggapi hal tersebut, melalui kegiatan ini Watala berfokus pada diskusi terkait pergerakan kepecintaalaman di Provinsi Lampung, dalam kurung waktu sekitar 20 tahun terakhir, mulai dari tahun 1990 hingga 2019 ini.
\”Banyaknya organisasi yang tidak ada kegiatan, tidak ada penerimaan anggota, tetapi organisasinya ada.\” kata dia.
Kurnia melanjutkan, kegiatan pecinta alam saat ini selain banyaknya organisasi yang pasif, pecinta alam juga mengalami penurunan pada prestasi, \”pada tahun 1990 sampai 1998 mengalami penurunan. Setelahnya baru muncul sispala, KPA dan Mapala baru. Dan ini kami melihat kenapa tidak seperti di era dahulu.\” ungkapnya.
Oleh sebab itu, terselenggaranya kegiatan tersebut merupakan landasan untuk meningkatkan kembali eksistensi pecinta alam sendiri.
\”Hal ini yang menggugah kami sebagai yang lebih senior, ayo kita lakukan lagi seperti saat itu Lampung banyak mencetak atlet di kalangan nasional.\” ujar Kurnia.
Pihaknya berharap, diskusi dan refleksi itu memberikan manfaat bagi kelestarian alam. Watala juga mengharapkan generasi mendatang semakin peduli terhadap lingkungan. Sebab, pada dasarnya, manusia merupakan bagian dari lingkungan.
Sementara, dalam pantauan Netizenku.com, dengan diikuti sekitar 25 lembaga pecinta alam, mulai dari Wahana Lingkungan Hidup (WALHI), Siswa Pecinta Alam (Sispala), Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala), dan Komunitas Pecinta Alam (KPA) di Lampung kegiatan berlangsung meriah.
Yang berhasil tercatat salah satunya seperti Pastabel, Ardenaswari, Mahepel, Ippala, Simapala, Pasmanda, Swalibpala, Belantara hijau, Pasaven, Dwa dasagiri, Pasmala, Artala, Pemula comunity, Vertikal rescue, Kopagali, Pils, Acak, Matalam, Himpunan pemuda peduli hutan dan lingkungan, Kantung Semar, Poltapala, Gepalas, Magenta, Pendaki Lampung dan yang lainnya. (Adi)
Komentar