Bandarlampung (Netizenku.com): Pancasila yang menjadi ideologi negara Republik Indonesia tidak berakar dari budaya nusantara. Namun bersumber dari pemikiran dunia luar yang dirangkum oleh Presiden RI pertama Soekarno.
\”Pancasila itu adalah kumpulan pikiran dunia, diramu oleh Bung Karno, kemudian diupayakan untuk ada konektivitasnya dengan keadaan kebudayaan kita,\” ujar pengamat politik yang juga akademisi Universitas Indonesia (UI) Rocky Gerung.
Hal itu dijelaskannya saat menjadi narasumber dalam \’Diskusi Cerdas\’ yang digelar di Wisma Haji Lungsir, Komplek Masjid Al Furqon, Bandar Lampung, Sabtu (8/9/2018).
Selain Rocky, Ketua Presidium Gerakan Selamatkan Indonesia (GSI) Ratna Sarumpaet juga menjadi narasumber dalam diskusi yang dimoderatori aktivis Lampung Rismayanti Borthon.
Hadir pula Kapolda Lampung diwakili Wadir Binmas AKBP A Napitupulu, mahasiswa dan masyarakat Lampung.
\”Itu yang saya sebut tadi menjadikan Pancasila sebagai tata bahasa warga negara, bukan tata bahasa negara,\” jelas Rocky,\” terang Rocky.
Sementara Ratna Sarumpaet meminta agar nilai-nilai Pancasila dikembalikan ke dalam UUD. Dia menilai UUD 1945 yang telah mengalami amandemen berulang kali kali, hanya menguntungkan segelintir masyarakat Indonesia.
\”Ini bukan indikasi, itu first true yang terjadi sejak 1999 sampai 2002. Itu dilakukan oleh MPR secara bertahap dan tanpa ada pemberitahuan kepada rakyat. Hal-hal yang sangat prinsip di dalam UUD yakni Pancasila itu hilang, nilai-nilainya itu hilang,\” ujar Ratna.
Di sisi lain, pada 28 Februari 2018, berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) No 7 Tahun 2018, Presiden Joko Widodo telah melantik pengurus Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) untuk mencegah berkembangnya paham radikalisme dan aksi terorisme.
BPIP berada di bawah naungan dan bertanggung jawab kepada presiden. Jokowi melantik Megawati Soekarnoputri sebagai ketua dewan pengarah.
Menurutnya, hal itu merupakan sebuah pemborosan anggaran negara.
\”Mungkin niat itu akal-akalan ya. Sekarang begini, kalau memang presiden mengerti, misalnya dia mengerti arti bahwa ini berbahaya, yang selama ini kita dengar dia desliskan hanya radikal, dikaitkan dengan HTI, dikaitkan dengan umat Islam. Kalau itu yang dimaksud dengan ada masalah dalam Pancasila, itu salah banget. Justru keputusan-keputusan Pak Jokowi dalam bidang ekonomi dan politik, justru itu yang menjadi masalah,\” kata Ratna.
Pada cara Diskusi Cerdas tersebut, Ratna Sarumpaet juga mengukuhkan pengurus GSI Perwakilan Lampung. Gunawan Parikesit didapuk sebagai ketua, Rismayanti Borthon sebagai sekretaris, Robiyadi Alfitno sebagai bendahara dan Najib Bafaddal sebagai koordinator daerah.
Rismayanti Borthon berharap GSI Lampung dapat menjadi wadah intelektual muda untuk bertukar pikiran dan memeberikan kontribusi bagi masyarakat Lampung, sehingga kaum muda tidak bersikap apatis dalam menyikapi situasi dan kondisi.
\”Dari hampir semua pembahasan yang dibahas (dalam Diskusi Cerdas), yang jelas memotivasi, khususnya bagi kaum muda, mahasiswa untuk bisa bergerak dan lebih peka dengan sistuasi daerah dan nasional,\” ujar dia. (ruslan)