Bandarlampung (Netizenku): Suasana haru mendadak pecah saat para honorer yang hadir dalam sosialisasi dan road show menuntut pengesahan revisi Undang-Undang ASN, mengutarakan nasib miris mereka.
Seperti yang tampak ketika salah satu guru honorer asal Lampung Timur, Lina Kustini, diberi kesempatan oleh anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik (DPR RI), Rieke Diah Pitaloka, untuk menyampaikan pesan kepada kepala negara.
Sambil menahan tangis, Lina mengutarakan pesannya untuk Presiden Indonesia. \”Pak Jokowi, tolong perhatikan nasib kami yang bekerja sebagi guru honorer dengan mensahkan revisi UU ASN. Kami sudah lama mengabdi, tapi insentif kami tetap memprihatinkan. Saya yang sudah 13 tahun mengabdi saja hanya terima insentif 500 ribu per bulan. Bagaimana lagi dengan rekan-rekan kami yang baru 10 tahun.
Meski sepuluh tahun pun sesungguhnya bukan waktu sebentar buat mengabdi. Sungguh Pak Jokowi, penghasilan kami itu sangat tidak berimbang dengan kebutuhan hidup, bahkan untuk hidup paling sederhana sekalipun,\” ungkapnya terbata-bata, di Aula Yayasan Hakka Metta Sarana, Bandarlampung, Minggu (25/3).
Melihat hal tersebut, Rieke Diah Pitaloka turut larut dalam suasana. Dia langsung memeluk Lina. Ia mengajak pekerja tidak tetap (PTT), honorer, kontrak, dan pegawai tetap non PNS, untuk terus memperjuangkan nasib, khususnya dalam pengesahan revisi Undang-Undang Aparatur Sipil Negara (UU ASN).
Rieke pun menegaskan, revisi UU ASN adalah hal yang sangat penting untuk dilaksanakan saat ini. \”Ada ribuan pekerja honorer kita yang sedang menggantungkan nasibnya pada pengesahan revisi UU ASN ini, karena ketika UU tersebut disahkan, maka kesejahteraan, perekonomian, dan taraf hidup mereka akan lebih terjamin,\” ucapnya yang disambut tepukan penyemangat.
Ia juga menyeru kepada para wakil rakyat yang hadir dalam kesempatan tersebut, agar peduli, peka dan mengerti cara mensejahterakan rakyat. \”Namanya wakil rakyat, harus paham dan mengerti cara mensejahterakan rakyat. Jika tidak mengerti, jangan jadi wakil rakyat,\” tegasnya. (Aby)