Bandarlampung (Netizenku.com): Pemerintah Provinsi Lampung bertekad meningkatkan produktivitas ubi kayu di daerahnya dengan target produksi yang ambisius pada tahun 2024.
Asisten Perekonomian dan Pembangunan Provinsi Lampung, Kusnardi, mengungkapkan bahwa saat ini produksi ubi kayu mencapai sekitar 20 ton per hektare dari potensi sebesar 40 ton per hektare. Menilikhal tersebut membuat Pemprov semakin berusaha untuk meningkatkan produktivitas komoditas ini.
Pemprov Lampung menargetkan produktivitas ubi kayu pada tahun 2024 dapat mencapai 30 ton per hektare dengan mengoptimalkan luasan lahan pertanian yang mencapai 366.830 hektare.
“Upaya peningkatan produktivitas ini akan difokuskan melalui perbaikan teknik budidaya, pelatihan bagi petani, serta peningkatan sarana produksi,” kata dia kepada awak media, Selasa (28/11).
Selain itu, pemerintah juga berupaya menjalin kerjasama dengan Pupuk Sriwijaya (Pusri) sebagai penyedia pupuk demi menjamin ketersediaan pupuk yang dibutuhkan. Kerjasama dengan pelaku industri ubi kayu juga menjadi fokus untuk menstabilkan dan meningkatkan harga ubi kayu di tingkat Provinsi Lampung.
Ia pun menekankan pentingnya menjaga harga ubi kayu agar petani termotivasi untuk meningkatkan produksi.
“Harga yang stabil dan menguntungkan bagi petani menjadi kunci kesuksesan komoditas ini sebagai salah satu unggulan daerah,” lanjutnya.
Adanya penghapusan subsidi pupuk bagi komoditas ubi kayu sempat memengaruhi produktivitas, namun Pemprov Lampung memastikan akan menggunakan alternatif lain seperti pupuk organik dan menerapkan teknik budidaya yang optimal.
Provinsi Lampung yang merupakan produsen tapioka terbesar di Indonesia, dengan 74 pabrik tapioka, membutuhkan bahan baku ubi kayu sekitar delapan juta ton, namun ketersediaan saat ini hanya mencapai 6,5 juta-7 juta ton. Hal ini menjadi perhatian serius karena industri tapioka rentan mengalami kekurangan bahan baku.
Produksi ubi kayu Lampung pada 2022 telah mencapai 6.719.088 ton, meningkat dari tahun sebelumnya sebesar 5.995.206 ton. Kabupaten Lampung Tengah menjadi sentra produksi terbesar dengan 2,5 juta ton, disusul oleh Tulang Bawang (778 ribu ton), Lampung Timur (satu juta ton), Tulang Bawang Barat (732 ribu ton), dan Lampung Utara (1,1 juta ton). (Luki)