PEMKAB Tulangbawang Barat (Tubaba) Lampung terus melakukan pembangunan daerah dengan menjadikan budaya sebagai pondasinya.
Tubaba memiliki modal budaya yang kuat untuk dijadikan pijakan sekaligus modal dasar percepatan pembangunan di kabupaten berjuluk \’Bumi Ragem Sai Mangi Wawai\’ itu.
Pembangunan inovatif ini terus digalakkan Bupati Tubaba Umar Ahmad dan Wakil Bupati Fauzi Hasan, serta organisasi perangkat daerah (OPD) terkait, dalam menyusunan pelaksanaan APBD tahun-tahun mendatang.
\”Prinsip pembangunan Tubaba saat ini pada infrastruktur yang menjurus ke faktor humaniora, berbudaya, sehingga selain untuk melestarikan kearifan lokal, juga diharapkan dapat menjadi daya tarik dan mendatangkan para wisatawan, sehingga mengarah kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat, kemajuan Tubaba yang berdaya saing,\” ujar Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Pemkab Tubaba, Syakib Arsalan, Senin (8/10/2018).
Seperti pembangunan yang sudah mengarah ke pembangunan infrastruktur berbudaya, yakni pembangunan Patung Megowpak Tulangbawang di Leter S Panaragan, dan pembangunan Tugu Rato Nago Besanding di simpang tiga Rawakebo Kelurahan Panaragan Jaya.
Kemudian, pembangunan kawasan Uluan Nughik (Awal Kehidupan) dan Las Sengok (Hutan Larangan) di Karta, Pembangunan Komplek Islamik Center di Rawakebo Kelurahan Panaragan Jaya yang mengintegrasikan antara budaya, keagamaan, dan asrian lingkungan.
\”Pembangunan infrastruktur berbudaya yang kembali akan dilakukan yakni pembangunan lokasi eko wisata danau yang berada di Kecamatan Lambu Kibang sebagai pilot project,\” jelas Syakib.
Selanjutnya, pembangunan jogging track di jalur irigasi tiga kecamatan wilayah ibukota kabupaten sepanjang 50 Km dengan spot areal pesawahan, peladangan, vegetasi bunga-bunga, dan perkebunan karet, pembangunan bendungan terbesar disepanjang aliran sungai Way Kiri dari Karta sampai Panaragan memanfaatkan tanah nyappah (pinggir sungai) dengan konsep Q-Forest.
\”Yang baru-baru ini sudah dilakukan ialah pembangunan perkampungan suku Baduy,\” terang Syakib.
Dia mengulas, pembangunan eko wisata danau yang berada di Kecamatan Lambukibang (Gunung Sari) sedang digarap pembuatan masterplan, dan diharapkan bisa terlaksana di 2019.
\”Nantinya beberapa item pembangunan ini dilakukan oleh tiyuh-tiyuh menggunakan Dana Desa, dan item pembangunan infrastruktur lainnya secara umum dilakukan pembangunan oleh kabupaten,\” ungkap Syakib.
Sementara pembangunan lokasi Jogging Track untuk bersepeda dan berolahraga melibatkan pihak ketiga.
\”Selain pembangunan infrastruktur berbudaya tersebut, Pemkab Tubaba terus memprioritaskan pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan, yang mengintegrasikan ke seluruh wilayah antar kecamatan dan tiyuh di Tubaba, lokasi infrastruktur berbudaya, dan terintegrasi dengan pembangunan jalan tol trans sumatera (JTTS) utamanya wilayah pintu tol yang berada dikabupaten setempat,\” urai Syakib.
Nantinya, lanjut dia, pembangunan infrastruktur tidak hanya bekutat pada ekonomi atau infrastruktur, tetapi juga menyertakan kebudayaan di dalamnya.
\”Dari situ diperoleh perspektif baru dalam pembangunan yang mengarah ke humaniora, kearifan lokal, dan tentunya kebudayaan yang inklusif tanpa diskriminasi,\” ujar Syakib.
Sementara Kepala Bappeda Tubaba Nopriwan Jaya melalui Sekretaris Yudiansyah mengatakan, untuk pembangunan ekowisata yang ditempatkan di Lambu Kibang, pembangunan lokasi Jogging Track, dan pembangunan bendungan Karta-Panaragan sedang dilakukan perencanaan, sehingga diharapkan dapat dilaksanakan di 2019 mendatang.
\”Sedang kami konsep masterplan-nya. Semoga dapat dilaksanakan tahun depan,\” harapnya. (ADV)