Tulangbawang Barat (Netizenku.com): Enam belas pelajar tingkat SMA dan mahasiswa di Kabupaten Tulangbawang Barat (Tubaba), meluncurkan buku \”Bayang Menara di Tepi Kolam\” hasil kelas menulis sastra Tubaba tahun 2018.
Acara tersebut dilaksanakan di Hotel Berugo Cottage, Rawakebo Kelurahan Panaragan Jaya, Kecamatan Tulangbawang Tengah yang dihadiri Bupati Tubaba Umar Ahmad, para pelajar, guru, dan tim studio Hanafi yang telah mengajarkan mereka melalui kelas pelatihan menulis sastra selama dua tahun ini.
Dalam launching buku hasil karya Asri PS, Ayu Arika M, Haogqea DA, Khairul AS, Khoirul Hartoko, Marchellia S, Mardiyah, Naya Isnaini, Peni Agustina P, Sejuk P, Sekar Harma D, Siska Ari N, Slamet Riyadi, Thoriq AA, Tri Wahyu N, dan Zahroini KQ, ditampilkan pula musik klasik Barat dari Moors Duo, sebuah kelompok musik klasik dari Jakarta yang sedang konser keliling di beberapa kota di Indonesia. Juga ditampilkan kelompok gitar klasik Muara Mas dari Tiyuh Menggala Mas yang beranggotakan 15 personel.
\”Di launching ini, para penulis juga menceritakan pengalaman selama menulis, dan pengalaman selama diajarkan menulis yang baik oleh Zen Hae dan Esa Tegar Putra selama dua tahun ini,\” ungkap Direktur Festival Tubaba, Semi Ikra Anggara kepada netizenku.com, Minggu (11/11).
Sementara,Bupati Tubaba Umar Ahmad, SP mengatakan, salah satu program Pemkab Tubaba yang cukup penting adalah pembangunan manusia. Sebab, membangun wilayah tanpa diimbangi dengan pembangunan manusia seutuhnya hanyalah akan melenggangkan ketimpangan.
\”Tanpa manusia yang terbangun jiwa-raganya, prinsip \”Dari rakyat oleh rakyat untuk rakyat\”, tidak akan berjalan dengan baik. Partisipasi masyarakat dalam pembangunan hanya bisa diwujudkan jika proses pendidikan masyarakat berjalan dengan baik,\” terangnya.
Umar mengatakan, pengajaran kemampuan menulis sastra adalah bagian dari dunia pendidikan yang kita kembangkan di Tubaba yakni, pendidikan berbasis seni dan budaya. \”Kita membekali anak-anak muda kita bukan hanya dengan kemampuan menulis, tetapi juga kepekaan dan sikap apresiatif yang baik terhadap karya sastra atau karya seni lainnya,\” tuturnya.
Sebagai pihak yang ikut terlibat sejak kelas menulis sastra sejak diluncurkan dua tahun ini, Umar mengaku senang. Sebab, kegiatan ini sudah membuahkan hasil nyata dengan dilounchingnya buku tersebut. \”Saya berharap kepada penulis yang karyanya di muat dalam buku ini agar bisa mengembangkan kemampuan menulis dengan jangkauan lebih luas. Jangan berpuas diri. Terima kasih kepada para pengajar yang sabar dan tabah,\” tutup pria ramah ini.(arie)