Liwa (Netizenku.com): Hasil Pemilu 2019, diharapkan Ketua Dewn Perwakilan Cabang Partai Demokrasi Indonesia (DPC PDI) Perjuangan Lampung Barat, Parosil Mabsus, sebagai pembelajaran bagi kader. Bahwa kader yang tidak menjaga amanah, akan dihukum oleh rakyat.
Pemilu 2019, PDI Perjuangan kembali mendapat dukungan terbesar atau pemenang di Lampung Barat, tetapi coba lihat berapa caleg petahana yang tumbang. Itu karena tidak merawat konstituen dan tidak berbuat untuk rakyat.
\”Alhamdulillah, PDI Perjuangan kembali mendapat dukungan terbesar di Lampung Barat, sama dengan hasil Pemilu 2009, 2004, 2009, dan 2014, untuk itu saya menyampaikan terima kasih atas pilihan masyarakat Lampung Barat kepada PDI Perjuangan,\” kata ketua DPC PDI Perjuangan Lampung Barat Parosil Mabsus, Minggu (12/5).
Parosil berharap kader PDI Perjuangan yang terpilih sebagai anggota DPR, DPRD Provinsi dan DPRD kabupaten, untuk merawat konstituen dan membela rakyat, kerja untuk masyarakat. Karena apabila amanah tersebut tidak dijalankan dengan baik akan ditinggalkan rakyat pada Pemilu yang akan datang.
\”Belajar, Pemilu lalu banyak Caleg Petahana yang tumbang, itu bentuk hukuman dari rakyat terhadap wakil mereka yang tidak amanah, tidak bekerja untuk rakyat. Untuk itu saya minta kader PDI Perjuangan yang duduk untuk bekerja untuk rakyat,\” harap Parosil.
Sementara sekretaris DPC PDI Perjuangan Lampung Barat, Edi Novial, menjelaskan Pemilu 2019, PDI Perjuangan Lampung Barat, kembali mempertahankan kemenangan. Selain meraih suara terbanyak untuk DPRD kabupaten dengan 32 %, Lampung Barat juga berhasil menghantarkan kader terbaiknya Mukhlis Basri.
\”Pasangan Capres nomor 01 Joko Widodo-Makruf Amin menang di Lampung Barat, DPRD Kabupaten PDI Perjuangan meraih 11 kursi (32 %). Pak Mukhlis Basri caleg DPR RI, peraih suara rakyat Lampung Barat terbesar dengan 72.404 suara, bahkan kemungkinan, dengan besarnya suara PDI Perjuangan akan mendapat tiga kursi untuk Dapil Lampung I. Sementara untuk DPRD Provinsi Lampung, PDI Perjuangan mendapat dua kursi yakni, Yanuar Irawan dan Dadang Sumpena,\” kata Edi Novial. (Iwan)