OPINI: Esensi Demokrasi Lokal yang Termarjinalkan

Redaksi

Sabtu, 30 Januari 2021 - 09:18 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Jupri Karim, Penggiat Demokrasi, Pendiri Masyarakat Peduli Demokrasi (MPD)

Jupri Karim, Penggiat Demokrasi, Pendiri Masyarakat Peduli Demokrasi (MPD)

Bandarlampung (Netizenku.com): Perhelatan demokrasi lokal, Pilkada, secara esensional dimaksudkan untuk mengadakan pergantian pemimpin secara egaliter dan sekaligus membuka ruang bagi masyarakat untuk \”menghukum\” atau justru mengapresiasi, pemimpin atau calon pemimpin yang ikut serta dalam kontestasi pilkada, dengan cara dipilih atau tidak dipilih pada tempat pemungutan suara (TPS) yang telah ditentukan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang dilakukan secara bebas dan rahasia pada billik suara.

Keberlangsungan demokrasi lokal (Pilkada) saat ini berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pilkada sudah bersifat secara serentak nasional meskipun belum secara total karena biaya (cost) nya masih dibebankan pada pada pemerintah daerah (Pemda) masing-masing.

Akan tetapi, secara teknis sudah dirancang oleh KPU RI dan dikoordinir oleh KPU Provinsi dan dieksekusi atau dilaksanakan oleh KPU Kabupaten/Kota, jika Pilkadanya pada tingkat Kabupaten/kota, namun jika Pilkada utuk memilih gubernur dan wakil gubernur maka pelaksanaanya oleh KPU Provinsi sendiri dan dikoordinir oleh KPU RI.

Baca Juga  Konferensi PWI Lampung, Pragmatisme dan Sebungkus Permen

Secara regulasi sudah cukup baik sebenarnya tentang tata kelola demokrasi kita karena sudah memiliki landasan hukum yang kuat yakni Undang-Undang Pilkada, serta regulasi teknisnya Peraturan KPU atau Peraturan Bawaslu sudah dirancang oleh KPU RI dan Bawaslu RI dan sudah mempertimbangkan kerarifan lokal dan kondisi daerah masing-masing.

Demikian juga dari komposisi penyelenggaranya karena sudah ada tiga penyelenggara pemilu secara umum berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu yaitu; Komisi Pemilihan Umum (KPU), Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) dan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP).

Dari ketiga lembaga penyelenggara pemilu tersebut di atas sebenarnya sudah cukup mapan untuk mengurus pelaksanaan pilkada di daerah masing-masing karena dari segi waktu, saat ini, tahapan pilkada sudah cukup panjang, belum lagi didukung oleh keuangan yang rata-rata memadai bahkan lebih.

Begitupun sumber daya manusia (SDM) yakni penyelenggara adhoq dari KPU; PPK, PPS KPPS. Sementara dari Bawaslu; Panwascam, PPL dan Pengawas TPS.

Baca Juga  Viryan Aziz Resmikan Tiga Aplikasi KPU Lampung

Hanya DKPP yang menurut penulis masih kekurangan SDM karena hanya ada pada tingkat pusat berjumlah tujuh orang pimpinan.

Semestinya yang ideal daerah juga dibentuk secara permanen minimal sampai tingkat Provinsi secara independen untuk memudahkan kinerja DKPP dalam mengawasi dugaan penyimpangan pelanggaran kode etik penyelenggara pemilu (KEPP), sehingga dapat dicegah sejak dini.

Persoalan yang sering terjadi adalah banyaknya dugaan penyimpangan wewenang oleh oknum penyelenggara pemilu akibat tidak kuatnya menahan \”godaan\” dari pihak luar, misalnya intervensi dari pihak ketiga.

Kalau di Lampung sudah bukan rahasia umum sebuah perusahaan gula yang cukup besar, sejak pilkada sebelumnya, selalu masuk lingkaran proses pilkada.

Yang bahkan sebelum tahapan dimulai, konon informasinya, pihaknya sudah menyiapkan kandidatnya yang menurutnya dapat diintervensi dalam kebijakannya nanti ketika memimpin daerah.

Sasarannya tentu orang-orang yang serakah dan tamak akan harta dan kekuasaan. Hal ini sangat riskan bagi perkembangan demokrasi kita, dan dapat menyebabkan disorientasi Demokrasi lokal yakni banyaknya output (pemimpin) daerah yang dihasilkan dari proses pilkada yang menguras anggaran negara triliunan rupiah itu namun tidak sesuai harapan.

Baca Juga  Pilkada 2020, Aplikasi Sirekap KPU Lebih Cocok Jadi Pilot Project

Bahkan sebagian masyarakat merasa kecewa karena menganggap pilkada tidak ada kemanfaatan (outcome).

Pada faktanya masih banyak dugaan penyalahgunaan wewenang dalam kontestasi pilkada. Akhirnya, setiap kontestasi pilkada, sebagian besar masyarakat bukanlah memperhatikan visi-misi namun sudah tranksaksional, sudah lazim diselorohkan NPWP (Nomor Piro Wani Piro).

Dari fenomena itu siapakah yang pantas dipersalahkan? Jawabannya tentu sudah banyak yang tahu atau paham. Yang paling pokok adalah bagaimana berkomitmen menjalankan tugas dengan penuh tanggung jawab.

Menjaga integritas penyelenggara pemilu adalah yang paling penting dari semua itu, karena kelak pastilah akan dimintai pertanggungjawaban. Tumpuan harapan rakyat pastilah akan dialamatkan pada tuan-tuan yang saat ini memegang peranan itu. (*)

Berita Terkait

Bawaslu Provinsi Lampung Untuk Pemilihan Serentak Tahun 2024
PKB Lampung Resmi Dukung Rahmat Mirzani Djausal sebagai Calon Gubernur
Puadi Ingatkan Jajarannya Profesional Tangani Pelanggaran Pilkada 2024
6,5 Juta Masyarakat Lampung Telah Dicoklit
Besok Ratusan Mirzanial akan Deklarasi Dukung RMD
Koalisi Partai Non Parlemen Tubaba Resmi Dukung NONA
Ratusan Warga Antusias Ikuti Senam Sehat Iyay Mirza
BPM Bergerak Sosialisasikan RMD

Berita Terkait

Jumat, 26 Juli 2024 - 15:03 WIB

Pemprov Lampung Lelang Ulang Empat JPTP

Jumat, 26 Juli 2024 - 14:36 WIB

Olahraga Adalah Kunci Pj Gubernur Samsudin Bugar Layani Masyarakat

Jumat, 26 Juli 2024 - 09:48 WIB

Meski Warga NU Nyalon di Pilkada, Tak Semerta NU Lampung Berpolitik

Kamis, 25 Juli 2024 - 16:23 WIB

Baru Pertengahan Semester, PMHP DKP Lampung Capai Target Retribusi 97 Persen

Kamis, 25 Juli 2024 - 11:54 WIB

Disdikbud Lampung Siap Implementasikan Penghapusan Jurusan IPA dan IPS di SMA

Kamis, 25 Juli 2024 - 11:16 WIB

Hingga Triwulan Kedua, PMHP DKP Lampung Sertifikasi 3 Produk Perikanan 

Rabu, 24 Juli 2024 - 18:19 WIB

Pj Gubernur Lampung Ajak Generasi Muda Bangga Berbahasa Lampung

Rabu, 24 Juli 2024 - 17:59 WIB

Bahasa Lampung Terancam Punah, Pj Gubernur Lampung Paparkan Program Pelestariannya

Berita Terbaru

Tulang Bawang Barat

Haderiansyah Hadiri HUT ke-17 IPeKB Tingkat Provinsi Lampung

Jumat, 26 Jul 2024 - 21:09 WIB

Tiga dosen Fakultas Kebidanan Poltekkes Tanjungkarang, berfoto bersama dengan Sekretaris Dinkes Tubaba, Kader Posyandu, dan guru PAUD di Kecamatan Tulangbawang Udik. (Arie/NK)

Tulang Bawang Barat

Dosen Kebidanan Poltekkes Tanjungkarang Pengabdian Masyarakat di Tubaba

Jumat, 26 Jul 2024 - 19:42 WIB

Ratusan siswa YP Unila antusias ikuti kegiatan Telkomsel, program edukasi bertemakan Grow Digital Education By.U yang diperuntukkan bagi siswa khususnya kelas XI dan XII. (Ist/NK)

Bandarlampung

Telkomsel Hadirkan Program Edukasi Grow Digital Education By.U

Jumat, 26 Jul 2024 - 17:13 WIB

Pj Gubernur Lampung ketika selesai menyeka keringat seusai bermain tenis lapangan. (Foto: Luki)

Lampung

Pemprov Lampung Lelang Ulang Empat JPTP

Jumat, 26 Jul 2024 - 15:03 WIB