Bandarlampung (Netizenku.com): Kepala Dinas Penanaman Modal Perizinan Terpadu Satu Pintu Kota Bandarlampung, Muhtadi Arsyad Temenggung, menerangkan target investasi di Provinsi Lampung tahun 2024 ini berada pada angka Rp12.96 triliun.
Bandarlampung sendiri memiliki target Rp3.24 triliun, dengan capaian hingga saat ini yakni baru Rp1.56 triliun atau 48 persen. Target realisasi tersebut menurut pria berkacamata ini, merupakan investasi pada saat pelaku usaha sudah mengoperasionalkan kegiatan usahanya.
“Di Bandarlampung saat ini sudah masuk triwulan IV, namun masih diangka tersebut, salah satunya karena situasi politik, jadi memang para pelaku usaha ini melihat, bagaimana stabilitaa politik, kemudian juga proyek ini tidak selesai dalam satu tahun,” ujarnya dalam diskusi publik energi dan investasi seimbangkah? yang dihelar PWI Lampung, di Ballroom Horison Hotel, Kamis (5/12/2024).
Dilanjutkannya di Kota Bandarlampung ada beberapa hotel yang sudah melakukan pengurusan ijin, dan audah dikeluarkan persetujuan bangunan gedung (PBG), kemudian ada penambahan apartemwn dari grup BW dan baru tahun lalu dikeluarkan PBG, serta ada grup dari Bukit Randu yang akan membangun water park, mini zoo yang ada di Tirtayasa yang didalamnya juga terdapat hotel, namun hingga saat ini baru berupa persiapan dokumen.
“Artinya belum merealisasikan investasinya, tetapi hotel yang sudah jelas itu dua hotel yang sudah membangun yang ada di Sultan Agung dan juga yang ada di Jenderal Sudirman,” ujarnya.
Menurut data investasi yang diambil setiap tahun, ia menjabarkan jika itu ada peningkatan investasi dari 2020-2024 selalu meningkat, dengan sektor penyumbang terbesar yakni sektir tersier diantaranya perdagangan, hotel, restorab, perumahan, kawasan kantor dan lainnya, sebesar 77.41 persen diikuti sektor sekunder diikuti sekunder 20.38 persen, berupa industri pengolahan.
“Dengan kondisi ini maka ada hubungan energi dan investasi, karena kita ada kawasan industri, kalau kondisi stabil, nilai tukar rupiah juga baik, tidak menutup kemungkinan kawasan industri akan dilirik investor,” katanya.
Untuk itu kebutuhan energi listrik sangat menentukan, selain itu juga kebutuhan lain yang menjadi hal utama, yakni ketersediaan air bersih. Dalam kesempatan tersebut, ia juga meminta direktur PDAM untuk mengecek kapasitas produksi Wayrilau, mampu atau tidak memenuhi kebutuhan investasi, seperti perumahan.
Dilihat dari jumlah Nomor Induk Berusaha yang diterbitkan di Kota Bandarlampung, Itu lebih dari 15.000. Sehingga para pelaku UMKM sudah pasti menggunakan energi listrik dan air dalam usahanya.
“Untuk perijinan ini, pemerintah pusat sudah mengeluarkan UU Cipta Kerja yang turunannya diantaranya PP No 5 Tahun 2021tentang perijinan berusaha berbasis resiko, disitu pemerintah memberikan kemudahan bagi masyarakat yang ingin mengurus ijinnya melalui aplikasi OSS dan PBG di aplikasi si BG, nah ketersediaan aplikasi ini memudahkan masyarakat mengurus proses perijinan. Pemkot Bandarlampung sangat welcome terhadap investasi, silahkan berinvestasi tetapi tetap ikut aturan dan sesuai ketentuan, karena ada beberapa yang telah ditindak tegas, karena ijinnya tidak sesuai dengan kegiatan usaha yang dilakukan,” tutupnya. (Leni)