Liwa (Netizenku.com) : Nyambai merupakan tradisi masyarakat Lampung Barat, yang biasanya dilaksanakan sehari sebelum pelaksanaan hajatan pernikahan.
Nyambai yang merupakan pergerakan tari-tarian yang diikuti dengan nyanyi atau berbalas pantun tersebut, saat ini pelan-pelan mulai ditinggalkan terutama oleh generasi muda.
Untuk menjaga ada budaya tersebut, pada momen peringatan HUT Lambar ke-27 Tahun 2018, panitia pelaksana mengadakan secara massal.
Kabag Humas dan Protokol Sekkab Lambar, Burlianto Eka Putra, mengatakan malam ketiga pelaksanaan Liwa Fair, panitia pelaksana mengadakan nyambai yang diprakarsai oleh istri Bupati Lambar Partinia Parosil, istri Wakil Bupati Gurti Komara Dewi Mad Hasnurin dan para istri camat.
\”Bupati Parosil Mabsus mengajak masyarakat Lambar untuk melestarikan budaya asli masyarakat termasuk Nyambai, salah satu momen untuk mengangkat kembali yakni pada pelaksanaan Liwa Fair,\” kata Burlianto.
Dijelaskan, saat istri bupati bersama para istri camat menunjukkan kebolehan mereka dalam nyambai, Bupati Parosil secara spontan mengajak sejumlah kepala OPD untuk naik panggung guna nyambai bersama.
\”Pak bupati setiap kesempatan terutama saat menghadiri undangan pesta pernikahan, selalu mengajak ibu-ibu setempat untuk naik panggung melakukan nyambai bersama, dan saat ini sudah terbangun kembali budaya yang hampir punah tersebut,\” jelasnya.
Sementara Kasi Atraksi dan Daya Tarik Wisata Endang Guntoro di Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata Lambar, mengatakan pada hari ketiga Liwa Fair kegiatan yang dilaksanakan yakni semalam bersama sanggar Seni Setiwang.
Selain menampilkan sejumlah tarian juga diisi oleh penampilan orkes Lampung.
\”Sanggar seni Setiwang dibawah binaan ibu Partinia menampilkan, berbagai tarian untuk menghibur ribuan pengunjung arena Liwa Fair, diantaranya yang menyedot perhatian yakni tari kolosal sekura,\” kata dia.
Menurut Endang Guntoro, selama ini sanggar seni Setiwang telah ikut serta menggali dan melestarikan kebudayaan asli masyarakat Lambar, dan ikut serta mengharumkan nama Lambar.
\”Tari kreasi yang selalu ditampilkan Sanggar Seni Setiwang semua diangkat dari adat budaya masyarakat Lambar, termasuk tari kreasi Lom Pahakh yang beberapa waktu lalu mewakili Lampung pada pada ajang tingkat nasional,\” jelas Endang. (Iwan)