Ketidakpercayaan pada Parpol Ancam Partisipasi Pemilih

Redaksi

Selasa, 31 Agustus 2021 - 23:30 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Simulasi Pemungutan dan Penghitungan Suara (Tungsura) di Sekretariat KPU Bandarlampung, Sabtu (21/11) pagi. Foto: Netizenku.com

Simulasi Pemungutan dan Penghitungan Suara (Tungsura) di Sekretariat KPU Bandarlampung, Sabtu (21/11) pagi. Foto: Netizenku.com

Bandarlampung (Netizenku.com): Komisioner KPU Kota Bandarlampung, Hamami, mengatakan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap partai politik (parpol) menjadi salah satu penyebab masyarakat tidak menggunakan hak pilihnya di pemilu.

Masyarakat menganggap parpol tidak punya kandidat yang dipercaya akan membawa perubahan. Faktor politik ini menjadi faktor yang dominan dalam meningkatkan partisipasi pemilih.

“Ada dua faktor penyebab bagi pemilih untuk tidak memilih, faktor internal dan eksternal,” kata Hamami selaku Ketua Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih dan Partisipasi Masyarakat, dalam Webinar Seri Pendidikan Pemilih, Literasi Demokrasi dan Kepemiluan, Selasa (31/8).

Ketidakpercayaan pada Parpol Ancam Partisipasi Pemilih
Ketua Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih dan Partisipasi Masyarakat KPU Kota Bandarlampung, Hamami, dalam Webinar Seri Pendidikan Pemilih, Literasi Demokrasi dan Kepemiluan, Selasa (31/8). Foto: Netizenku.com

Faktor internal disebabkan faktor teknis dan faktor pekerjaan. Sementara faktor eksternal terbagi dalam 3 garis besar yakni administrasi, sosialiasi, dan politik.

Faktor administrasi dan sosialisasi, jelas Hamami, terkait kinerja penyelenggara pemilu seperti pemilih tidak terdata di daftar pemilih tetap (DPT), tidak dapat undangan pemilih, dan kurangnya sosialisasi jadwal pelaksanaan pencoblosan di tempat pemungutan suara (TPS).

“Menurut saya faktor politik lebih dominan sehingga pemilih tidak datang ke TPS, warga tidak percaya pada calon-calon yang diusung partai,” ujar dia.

Baca Juga  Rocky Gerung Pernah Daki Gunung Tanggamus Lampung, Ibaratkan Politik Babi Hutan di Kasus Ratna

Hamami menegaskan kandidat yang diusung parpol menjadi faktor pendorong bagi warga untuk hadir di TPS, baik di masa pemilihan normal maupun pandemi Covid-19.

Webinar dengan tema “Kolaborasi Civil Society, Governance, dan Media Massa Mewujudkan Partisipasi Pemilih yang Tinggi dan Berdaulat” menghadirkan sejumlah narasumber.

Di antaranya Dosen Analisis Politik Indonesia FISIP Universitas Lampung Himawan Indrajat S.IP M.Si, Pegiat Literasi dan Pemberdayaan Masyarakat Dr Hardi Santosa M.Pd.

Literasi Politik Meningkatkan Partisipasi Pemilih

Himawan Indrajat mengatakan meningkatkan partisipasi pemilih bisa dilakukan dengan literasi politik atau melek politik.

“Ketika literasi politik disangkut-pautkan dengan partisipasi pemilih, kita bicara dengan pemilih yang berdaulat, pemilih rasional dan sadar akan hak-haknya bukan sekedar ikut-ikutan saja,” kata dia.

Pemilih rasional memiliki aspirasi sendiri dan pengetahuan politik serta memahami isu-isu politik.

Ketidakpercayaan pada Parpol Ancam Partisipasi Pemilih
Dosen Analisis Politik Indonesia FISIP Universitas Lampung Himawan Indrajat S.IP M.Si. menjadi narasumber dalam Webinar Seri Pendidikan Pemilih, Literasi Demokrasi dan Kepemiluan, Selasa (31/8). Foto: Netizenku.com

Menurut Himawan, masyarakat perlu diberikan literasi politik sehingga sadar akan hak-haknya bahwa memilih akan memengaruhi kehidupan mereka, karena calon kepala daerah yang akan terpilih membuat kebijakan-kebijakan politik yang bersinggungan dengan kehidupan sehari-hari.

Baca Juga  Ike Edwin Kembali Datangi Bawaslu Bandarlampung

Seseorang yang memiliki pemahaman tentang isu-isu politik dalam kehidupan sehari-hari akan cenderung menjadi pemilih yang kritis.

Memilih calon bukan lagi dari sekedar tampilan atau pemberian tapi benar-benar kritis soal latar belakang dan sepak terjang calon.

“Sehingga ketika mereka akan memilih, mereka akan mempelajari calon-calonnya, memahami apa yang ditawarkan para calon-calon tersebut,” kata dia.

Membangun literasi politik dimulai dari sosialisasi dengan memberikan pengetahuan politik kepada masyarakat. Sosialisasi politik bisa lewat media massa, keluarga, tempat bekerja, calon dari parpol, sekolah, atau perguruan tinggi.

“Sosialisasi politik akan membentuk sikap dan persepsi terhadap para calon yang akan mencalonkan diri,” tutup dia.

Pemilih Cerdas Pemilih Berdaulat

Pegiat Literasi dan Pemberdayaan Masyarakat, Dr Hardi Santosa, menyampaikan setidaknya ada dua hal yang dimiliki pemilih berdaulat yaitu bersedia menerima informasi beragam sumber dan menelaah secara kritis. Kemudian tidak memilih karena fisik apalagi money politics.

KPU dengan slogan “Pemilih Berdaulat Negara Kuat” akan sangat memengaruhi atau dipengaruhi oleh perilaku pemilih itu sendiri.

Baca Juga  Mirza: Harga Singkong Stabil Adalah Hak Petani Lampung Tengah

“Apakah tingkat partisipasi di pemilu itu sudah pemilih yang cerdas berdaulat. Hasil survei Polmark di Pemilu 2019, pemilih memilih secara mandiri baru mencapai 46,65%. Mereka sudah menentukan pilihannya berdasarkan pikiran dan hati nurani. Selebihnya, lebih banyak didorong faktor keluarga, tokoh masyarakat, dan pimpinan atau atasan,” kata Hardi.

Ketidakpercayaan pada Parpol Ancam Partisipasi Pemilih
Pegiat Literasi dan Pemberdayaan Masyarakat Dr Hardi Santosa M.Pd. dalam Webinar Seri Pendidikan Pemilih, Literasi Demokrasi dan Kepemiluan, Selasa (31/8). Foto: Netizenku.com

Perilaku pemilih yang mengaku tidak punya calon, menganggap kandidat tidak mewakili aspirasinya, atau tidak percaya pada partai politik, menurut Hardi, memunculkan sebuah perspektif di masyarakat untuk memilih yang terbaik dari yang baik atau justru sebaliknya, memilih yang buruk di antara yang paling buruk.

Partisipasi pemilih berdaulat ini perlu ditingkatkan lewat peran civil society, komunitas, dan organisasi keagamaan karena pemilih berdaulat punya kepedulian dan harapan akan nasib bangsa dan negaranya.

“Sehingga tingkat partisipasi publik dan independensi pemilih semakin tinggi dan cita-cita ‘Negara Kuat’ terwujud. Termasuk penyelenggaranya sendiri juga harus berdaulat,” pungkas dia. (Josua)

Berita Terkait

Rahmat Mirzani Djausal dan Jihan Nurlela Gelar Acara Meriah untuk Masyarakat
Rahmat Mirzani Djausal: Politik Uang adalah Musuh Utama Demokrasi yang Harus Kita Lawan Bersama
Konser Kampanye Mirza-Jihan dan Bunda Eva Berlangsung Meriah Meski Diguyur Hujan
Pelepasan Ekspor Perdana Biostimulan ke Jepang, Rahmat Mirzani Dorong Swasembada Pupuk untuk Petani Lampung
Kampanye Akbar Mirza Jihan di PKOR Way Halim Meriah dengan Kehadiran Artis dan Tokoh Lampung
Kampanye Akbar Mirza Jihan di PKOR Way Halim Meriah dengan Kehadiran Artis dan Tokoh Lampung
“Riang 2 Gembira” Dibanjiri Warga Tanggamus
Relawan Bela Budaya Gelorakan Dukungan untuk Mirza-Jihan di Lampung Timur

Berita Terkait

Kamis, 21 November 2024 - 16:47 WIB

Direktur PT FBA Seret 2 Tersangka Baru Kasus Korupsi

Senin, 18 November 2024 - 11:57 WIB

KPU Tanggamus Helat Simulasi Pemungutan dan Penghitungan Suara Pilkada

Sabtu, 16 November 2024 - 17:49 WIB

Cabup Saleh Asnawi Kukuhkan 2.800 Tim Jalan Lurus Perubahan di Tiga Kecamatan

Sabtu, 16 November 2024 - 17:11 WIB

Kasatreskrim: Transaksi Judol Togel di Wonosobo Capai Rp25 Jutaan/Bulan

Sabtu, 16 November 2024 - 16:43 WIB

Gerak Cepat, Polres Tanggamus Berantas Judi Online

Jumat, 15 November 2024 - 17:07 WIB

Ribuan Tim Pemenangan Jalan Lurus Perubahan Kotaagung Dikukuhkan

Kamis, 14 November 2024 - 21:28 WIB

Paslon 02 Kian Mantap Raih Kemenangan di Pilkada Tanggamus

Kamis, 14 November 2024 - 21:15 WIB

DPRD Tanggamus Paripurna Sumpah Janji PAW Heru Antori

Berita Terbaru

Penjabat bupati Lampung Barat, Nukman memimpin rakor DESK Pilkada di aula Pesagi, Kamis (21/11).

Lampung Barat

Jelang Pilkada, Nukman Pimpin Rakor DESK

Kamis, 21 Nov 2024 - 17:11 WIB

Tanggamus

Direktur PT FBA Seret 2 Tersangka Baru Kasus Korupsi

Kamis, 21 Nov 2024 - 16:47 WIB

Bandarlampung

Teguh Endaryanto Nakhodai PERHEPI Bandar Lampung

Kamis, 21 Nov 2024 - 16:45 WIB