Ini Lima Faktor Penyebab AS dan Barat \’Takut\’ dengan Arab Saudi

Avatar

Jumat, 19 Oktober 2018 - 11:36 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Presiden Donald Trump menghadiri pembukaan pusat pemberantasan ekstremisme di Riyadh pada 2017. (AFP)

Presiden Donald Trump menghadiri pembukaan pusat pemberantasan ekstremisme di Riyadh pada 2017. (AFP)

Lampung (Netizenku.com): Presiden AS Donald Trump mengancam akan memberlakukan \’hukuman berat\’ bagi Arab Saudi, jika terbukti membunuh wartawan veteran Jamal Khashoggi, yang hilang setelah berkunjung ke kantor Konsulat Saudi di Istanbul.

Khashoggi adalah pemukim di AS dan menulis untuk koran The Washington Post.

Para pejabat Turki meyakini Khashoggi telah dibunuh. Namun Saudi menggambarkan klaim ini \’bohong\’.

Saudi juga menegaskan jika negara-negara Barat menerapkan sanksi, Riyadh akan membalasnya \’dengan skala yang lebih berat\’.

Apakah akan ada sanksi terhadap Saudi? Apa dampak dari kasus ini terhadap hubungan Saudi dan Barat?

1. Pasok dan harga minyak

Saudi memiliki sekitar 18% cadangan minyak dunia dan merupakan eksportir minyak terbesar, menurut data organisasi negara-negara produsen minyak OPEC.

Faktor minyak ini membuat Saudi sangat diperhitungkan di panggung internasional.

Jika misalnya AS dan negara-negara lain menerapkan sanksi, pemerintah Saudi akan dengan mudah memangkas produksi minyak, yang dengan sendirinya akan menaikkan harga minyak secara global, kecuali negara-negara lain bisa menutup pasok minyak yang tadinya berasal dari Saudi.

Dalam tajuk rencana yang diterbitkan hari Minggu (14/10/2018), Turki Aldakhil, manajer Al Arabiya -stasiun televisi yang dimiliki pemerintah Saudi- mengatakan sanksi terhadap Saudi akan memicu \”bencana ekonomi yang imbasnya akan terasa di seluruh dunia\”.

Baca Juga  Viral! Dalam Petasan Acara HUT Kulon Progo Ada Bendera Cina!

Ia mengatakan harga minyak pada kisaran US$80 per barel telah membuat Presiden Trump marah. Dan di atas kertas, peluang kenaikan harga ke kisaran US$100 atau bahkan US$200 per barel terbuka lebar.

Kenaikan harga sudah barang tentu akan mempengaruhi konsumen di tingkat bawah yang membeli BBM di berbagai SPBU.

2. Kontrak militer

Anggaran militer Arab Saudi adalah yang terbesar ketiga di dunia pada 2017, menurut Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockho, (SIPRI).

Pada tahun tersebut, Saudi menandatangani kesepakatan persenjataan dengan AS senilai US$110 miliar atau sekitar Rp1.667 triliun, dengan opsi bertambah menjadi lebih dari US$350 miliar dalam kurun 10 tahun.

Gedung Putih menggambarkan kesepakatan ini sebagai yang terbesar dalam sejarah AS.

Negara-negara Barat lain yang memasok senjata ke Saudi di antaranya adalah Inggris, Prancis, dan Jerman.

Tajuk rencana yang ditulis Aldakhil mengisyaratkan jika Barat menerapkan sanksi, Saudi bisa meminta Cina dan Rusia untuk memenuhi kebutuhan militer.

Baca Juga  Sekdaprov Hadiri Dies Natalis ITERA ke-10, Tekankan Pentingnya Inovasi untuk Kesejahteraan Masyarakat

3. Keamanan dan terorisme

Negara-negara Barat sudah menekankan bahwa Saudi berperan penting dalam menjaga stabilitas keamanan di Timur Tengah dan dalam memerangi terorisme.

Perdana Menteri Inggris, Theresa May, pernah mengatakan penting untuk tetap memiliki hubungan yang erat dengan Saudi meski muncul tuduhan bahwa tentara Saudi \”melakukan kejahatan perang di Yaman\”.

PM May mengatakan apa yang dilakukan Saudi \”membantu keamanan di dalam negeri Inggris\”.

Saudi adalah anggota koalisi internasional yang memerangi kelompok yang menamakan diri Negara Islam (ISIS) dan tahun lalu mendirikan koalisi antiterorisme yang beranggotakan 40 negara Islam.

Aldakhil menulis jika Barat menerapkan sanksi terhadap Saudi, maka kerja sama intelijen dan pertukaran informasi antara Saudi, AS, dan negara-negara Barat lain dipastikan akan dihentikan oleh Riyadh.

4. Aliansi regional

Saudi menggalang kerja sama yang erat dengan Washington dalam meredam pengaruh Iran di kawasan.

Saudi (yang merepresentasikan kekuatan Sunni) dan Iran (yang mewakili kekuatan Syiah) sudah sejak lama terlibat dalam konflik, baik secara langsung maupun tidak, di Timur Tengah selama beberapa dekade.

Baca Juga  DPRD Lampung Tengah Pelajari Sistem E-planning dan E-budgeting di Medan

Di Suriah, Saudi mendukung faksi-faksi pemberontak yang mencoba menggulingkan Presiden Bashar al-Assad sementara Iran, bersama Rusia, membantu pemerintah yang berkuasa.

Aldakhil memperingatkan sanksi dari AS bisa mendorong Saudi \”untuk menghangatkan hubungan dengan Iran, bahkan mungkin Saudi melakukan rekonsiliasi dengan negara tersebut\”.

5. Perdagangan dan investasi

Tajuk rencana Al Arabiya juga menyebutkan bahwa akses perusahaan-perusahaan AS ke pasar domestik Saudi akan dibatasi begitu ada sanksi dari Washington.

Nilai perdagangan barang dan jasa antara AS dan Saudi mencapai US$46 miliar atau hampir Rp700 triliun.

AS menikmati surplus US$5 miliar dan Kementerian Perdagangan AS memperkirakan hubungan dagang kedua negara membantu menopang 165.000 lapangan kerja di Amerika pada 2015.

Agustus lalu, Saudi membekukan semua hubungan dagang baru dengan Kanada setelah negara tersebut \”mencampuri urusan dalam negeri\”, menggambarkan permintaan Kanada bagi pembebasan aktivis hak-hak perempuan sebagai \”pelanggaran kedaulatan\” Saudi.

Saudi juga menghentikan impor biji-bijian dari Kanda dan meminta mahasiswa Saudi yang tengah belajar di berbagai universitas di Kanada untuk pulang. (dtc/lan)

Berita Terkait

Pemerintah Provinsi Lampung Siap Gelar Festival Nemui Nyimah, Penerbangan Balon Udara Jadi Daya Tarik Utama
Pemerintah Provinsi Lampung Siap Gelar Upacara Peringatan Hari Sumpah Pemuda Ke-96
Pj. Gubernur Samsudin Tinjau Sungai Way Sukamaju, Pengerukan Sedimen Sebagai Upaya Atasi Banjir Bandar Lampung
Pj. Gubernur Lampung Tinjau Lokasi Rawan Banjir di Rajabasa, Fokus pada Perbaikan Sungai dan Penegakan Perda Kebersihan
Pemprov Lampung Jalin Kerjasama Hukum, PT. Lampung Jasa Utama Gandeng Kejati Lampung dalam Optimalisasi Pengawasan dan Pendampingan Hukum
Pj. Gubernur Lampung Pimpin Upacara Hari Santri 2024, Tegaskan Peran Santri dalam Meraih Masa Depan Bangsa
Pj. Gubernur Samsudin Hadiri Pengambilan Sumpah Jabatan Pimpinan DPRD Provinsi Lampung Masa Jabatan 2024-2029
Sibuk, Pelantikan Presiden Prabowo Miskin Komentar Pejabat di Lampung

Berita Terkait

Senin, 4 November 2024 - 16:51 WIB

RMD ISME Gelar Sholawatan di Lamteng

Minggu, 3 November 2024 - 10:36 WIB

Debat Publik Kedua Pilgub Lampung: Jihan Nurlela Serukan Kebersamaan dalam Membangun Lampung Lebih Maju

Minggu, 3 November 2024 - 10:30 WIB

Debat Publik Kedua Pilgub Lampung: Rahmat Mirzani Djausal Paparkan Komitmen untuk Pelayanan Prima dan Keadilan Sosial

Minggu, 3 November 2024 - 08:42 WIB

Indeks Harga yang Diterima Petani di Lampung Terpantau Melemah

Minggu, 3 November 2024 - 06:53 WIB

Ekonomi Lampung Triwulan III 2024 On-Track Tumbuh Positif 4,5-5%, Ini Indikatornya!

Minggu, 3 November 2024 - 00:29 WIB

Oktober 2024, Lampung Inflasi 1,94 Persen Terendah 9 Bulan Terakhir

Minggu, 3 November 2024 - 00:26 WIB

Tiga Poin Asesmen Pj Gubernur Lampung Terkait Inflasi, Mesuji dalam Sorotan

Minggu, 3 November 2024 - 00:21 WIB

Kelompok MAMITE Masih Jadi Momok Inflasi di Lampung

Berita Terbaru

Politik

RMD ISME Gelar Sholawatan di Lamteng

Senin, 4 Nov 2024 - 16:51 WIB

Bandarlampung

Paket #SuperSeru Telkomsel, Kuota Besar dengan Harga Murah Meriah

Senin, 4 Nov 2024 - 14:25 WIB

E-Paper

Lentera Swara Lampung | Senin, 4 November 2024

Minggu, 3 Nov 2024 - 23:00 WIB

Tulang Bawang Barat

Dedi Priyono Angkat Bicara Tudingan Publikasi DD Jadi Ajang Bancakan

Minggu, 3 Nov 2024 - 17:46 WIB