Neraca perdagangan Provinsi Lampung dipastikan tetap surplus pada kuartal III 2024. Namun, pada kuartal IV perlu mewaspadai dampak global dari perang Iran-Israel yang dapat mempengaruhi volatilitas pasar keuangan dan perdagangan dunia bila perang tersebut berlangsung berkepanjangan.
Bandarlampung (Netizenku.com): Neraca perdagangan Provinsi Lampung sepanjang tahun berjalan 2024 (Januari-Agustus) surplus berturut-turut pada kisaran terendah sebesar 59,33 juta dolar AS pada Maret 2024 dan tertinggi sebesar 492,72 dolas AS pada Agustus 2024.
Diharapkan kinerja perdagangan luar negeri Provinsi Lampung pada September 2024 tetap positif, seperti kondisi pada September 2023 lalu yang mengalami surplus sebesar 306,37 juta dolar AS.
Namun konflik antara Iran-Israel bisa mempengaruhi kinerja perdagangan Provinsi Lampung pada Kuartal IV yang disebabkan oleh terjadinya volatilitas di pasar keuangan, seperti saham, mata uang dan komoditas.
Volatilitas adalah ukuran seberapa besar dan cepat harga suatu aset berfluktuasi dalam periode waktu tertentu. Dapat pula diartikan sebagai cerminan naik-turun harga-harga yang signifikan dan cepat.
Meski kedua negara bukan termasuk mitra dagang utama Indonesia, situasi yang memanas di Timur Tengah dapat mempengaruhi kinerja perdagangan nasional akibat fluktuasi harga-harga di pasar keuangan dan kerjasama perdagangan internasional.
Seberapa besar dampak perang Iran-Israel bagi perdagangan dunia?
Hal itu sangat tergantung dari sikap kedua negara dan proxy-nya masing-masing. Yang pasti, saat ini masyarakat internasional mencemaskan meningkatnya eskalasi di kawasan itu hingga menyeret sejumlah negara dalam perang dunia ke tiga.
Ancaman perang dunia ke tiga semakin nyata, menyusul sumpah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang menyatakan bahwa Iran akan membayar mahal atas serangan misil yang dilancarkan terhadap Israel pada Selasa (1/10/2024) malam.
Membayar mahal itu bermakna tegas, yakni Israel akan membalas serangan Iran tersebut dengan serangan yang lebih hebat dan dasyat.
Teheran pun tak gentar, sebaliknya malah mengancam akan membalas setiap pembalasan dengan “kehancuran besar” bagi Israel.
Sikap saling ancam hingga menjadi saling serang berpotensi bakal menyeret negara-negara proxy ke dalam kancah perperangan besar berkepanjangan. Potensi itu dipertegas oleh sikap Washington yang telah menyatakan akan memberikan dukungan penuh untuk sekutu lama mereka, Israel. Jika ini terjadi, dunia benar-benar dalam kesulitan yang amat besar.
Lalu, seberapa besar dampak perang Iran-Israel bagi perdagangan Indonesia (Lampung)?
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai perdagangan Indonesia dengan kedua negara relatif kecil dari total perdagangan nasional.
Kedua negara bukan mitra utama perdagangan Indonesia. Tetapi, kedua negara memiliki banyak mitra dagang utama (proxy), di mana dalam keadaan memaksa, seperti perang, dapat mempengaruhi perdagangan dunia, termasuk Indonesia.
Sayangnya, media ini belum memperoleh data terkait kinerja ekspor impor Provinsi Lampung terhadap kedua negara.
Laporan BPS Lampung pada 1 Oktober 2024 lalu tidak mencantumkan negara Iran dan Israel sebagai negara tujuan ekspor impor Lampung.
Dijelaskan bahwa neraca perdagangan Lampung pada Agustus 2024 melibatkan kelompok negara Asean, seperti Singapura, Myanmar dan Vietnam serta negara Asean lainnya.
Selain itu, ada keterliban besar dari negara-negara Uni Eropa dan 10 Negara Utama/lainnya, seperti Brazil, Australia, Tiongkok, Argentina, Taiwan Amerika Serikat, India, Kanada, Fed Russia, dan Mesir
Namun pada laporan BPS Pusat pada 2023 lmenyebutkan, Indonesia mengalami surplus neraca perdagangan dengan Iran sekitar USD 183,41 juta. Di tahun itu, ekspor Iran tercatat 195,13 juta dolar AS atau sekitar 2,51 persen terhadap total ekspor Indonesia ke Timur Tengah. Sementara nilai impor Indonesia dari Iran mencapai 11,72 juta dolar AS atau kira-kira 0,12 persen terhadap total impor dari Timur Tengah.
Tiga komoditas utama yang diekspor Indonesia ke Iran antara lain buah-buahan, kendaraan dan bagiannya dan produk kimia. Sedangkan komoditas impor utama dari Iran adalah buah-buahan, bahan bakar mineral serta bahan kimia organik.
Sementara nilai ekspor Indonesia ke Israel mencapai 165,77 juta dolar AS atau 1,83 persen dari total ekspor ke Timur Tengah. Sebaliknya, nilai impor sebesar 21,93 juta dolar AS atau hanya sebesar 0,22 persen dari total impor Indonesia dari Timur Tengah.(iwa)