Bandarlampung (Netizenku.com): Wali Kota Bandarlampung Herman HN selaku Kepala Satgas Covid-19 Kota setempat mengimbau pasangan calon yang mengikuti Pilwakot Bandarlampung agar tidak melakukan kampanye keliling atau door to door dengan mengunjungi rumah-rumah warga.
\”Kota Bandarlampung ini sedang naik-naiknya, sekarang sudah 349 yang kena Covid-19 dan alhamdulilah yang sembuhnya sudah 240-an. Ini kan luar biasa, makanya yang kampanye-kampanye, cobalah jangan door to door, ini kan memancing ketemu banyak orang,\” kata Herman HN.
Dia menjelaskan warga yang tidak pakai masker dan sarung tangan ketika menerima pemberian salah satu pasangan calon akan membahayakan warga dan pasangan calon tersebut.
\”Jika barang yang kita beri ada wabahnya, nah ini yang repot. Ini kita harus steril semua agar saling menjaga kesehatan diri sendiri dan keluarga, serta tetangga kita,\” ujarnya.
Penularan Covid-19 di Bandarlampung, lanjut dia, berasal dari masyarakat luar daerah yang melakukan perjalanan ke daerah setempat.
\”Ini yang banyak penularan bukan dari keluarga, tapi dari perjalanan luar seperti Jakarta, dan menular ke keluarga. Yang dari keluarga paling bisa dihitung dengan jari 10 di kota Ini dari 349, kebanyakan dari luar,\” katanya.
\”Misalnya, ada yang pesta, orang datang dari Jakarta, dia menularin, nah ini bagaimana kita mau melarang. Yang penting protokol kesehatannya tetap jalan. Saya sudah sampaikan setiap kegiatan harus protokol kesehatan diutamakan agar kita sehat semua,\” tutup dia.
Sebelumnya Ketua Tim Kampanye Eva Dwiana-Deddy Amrullah mengatakan pelaksanaan pilkada di tengah pandemi Covid-19 menjadi dilema ketika banyak orang yang meminta untuk ditunda karena kekhawatiran penyebaran virus korona.
Bahkan pihaknya yang semula berniat melakukan kampanye door to door menemui warga akhirnya dipending karena tidak mendapatkan izin dari Gugus Tugas Covid-19 Kota setempat.
\”Tadinya kita ingin melakukan kampanye door to door, tapi ketika kita ingin mengurus STTP itu ditolak oleh gugus tugas. Karena Gugus Tugas Covid-19 tidak memperbolehkan kampanye door to door.\”
\”Jadi untuk Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Nomor Urut 3 tidak melakukan kampanye door to door,\” tegas Wiyadi.
Tim kampanye Eva Dwiana – Deddy Amarullah ini lebih mengefektifkan kampanye tatap muka dalam pertemuan terbatas.
\”Jadi lebih efektif kita mengumpulkan massa tapi dalam jumlah yang terbatas, 10 atau 15 orang, dalam konsolidasi internal partai politik. Memang membutuhkan waktu dan tenaga lebih banyak, tapi demi menjaga jangan sampai klaster Covid-19 naik lagi,\” katanya.
Sementara Ketua Tim Kampanye Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Nomor Urut Satu, Yuhadi, menegaskan timnya tidak melakukan kampanye door to door.
\”Kami tidak melakukan kampanye door to door, bahasa undang-undangnya tatap muka menyebarkan alat peraga kampanye di muka umum. Kami Tim Rycko Menoza – Johan Sulaiman sudah membuat kain, nomor urut pasangan calon, leaflet, dan lain sebagainya,\” kata Yuhadi.
Lain halnya dengan Calon Wali Kota Bandarlampung Nomor Urut 2 Yusuf Kohar.
Yusuf Kohar yang berpasangan dengan Tulus Purnomo lebih memilih untuk memaksimalkan penyampaian visi dan misi kepada masyarakat di tengah pelaksanaan pilkada pandemik, dengan memanfaatkan media sosial.
\”Media sosial juga kita maksimalkan. Kampanye itu kan macam-macam ya, ada pertemuan terbatas, tatap muka, dan ada media daring baik Youtube, Facebook, maupun Instagram,\” ujarnya. (Josua)