Tulangbawang Barat (Netizenku.com): Wakil Bupati Tulangbawang Barat (Tubaba), Fauzi Hasan, SE MM mengimbau seluruh masyarakat untuk menyukseskan program Stop Buang Air Besar Sembarangan guna mewujudkan kabupaten yang sehat.
\”Pembangunan di bidang kesehatan tidak dapat dilakukan sendiri oleh aparat pemerintah di sektor kesehatan, akan tetapi harus dilakukan secara bersama-sama dengan melibatkan lintas sektor dan yang lebih utama adalah peran serta seluruh masyarakat,\” ujar Fauzi.
Hal itu diungkapkan saat kegiatan deklarasi Stop Buang Air Besar Sembarangan atau Open Defecation Free (ODF) di Aula utama Kantor Bupati Tubaba, di Tiyuh Panaragan Kecamatan Tulangbawang Tengah, Kamis (12/12).
Kegiatan yang turut dihadiri tim verifikasi Provinsi Lampung, Kapolres Tubaba, Damdim, Staf Ahli Bupati, Asisten, Sekretaris Dinkes, para camat, pejabat eselon, kepala puskes, seluruh kepala tiyuh, dan undangan lainnya tersebut, wakil bupati berharap program ini dapat dijadikan salah satu penekanan dalam penyelenggaraan pembangunan tiyuh.
\”Buat program pembangunan tiyuh yang berwawasan kesehatan, dan salah satu wujud nyatanya berupa program Tiyuh Stop Buang Air Besar Sembarangan,\” kata Fauzi.
Wakil bupati menjelaskan, hingga tahun ini Pemkab Tubaba telah mampu mendeklarasikan sebanyak 68 tiyuh sejak tahun lalu dengan rincian sebanyak 23 tiyuh di tahun 2017/2018 dan 45 tiyuh pada tahun 2019 ini. Sehingga Pemkab pada tahun 2020 mendatang akan mendeklarasikan sebanyak 35 tiyuh agar 103 tiyuh di Tubaba terbebas dari perilaku masyarakat yang buang air sembarangan dengan target ODF 100 persen.
\”ODF ini merupakan salah satu pilar dari lima pilar Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM), yang kegiatannya terus diupayakan oleh Pemkab Tubaba dalam rangka merubah perilaku buang air besar sembarangan menuju perilaku hidup bersih dan sehat,\” paparnya.
Fauzi Hasan menambahkan, ODF adalah kondisi ketika setiap individu (orang) dalam komunitas tidak buang air besar sembarangan. Sebab, pembuangan tinja yang tidak memenuhi syarat sangat berpengaruh pada penyebaran penyakit berbasis lingkungan seperti diare, muntaber, dan penyakit lainnya.
\”Sehingga untuk memutuskan rantai penularan ini harus dilakukan rekayasa pada akses ini. Agar usaha tersebut berhasil, akses masyarakat pada jamban (sehat) harus mencapai 100% pada seluruh komunitas. Keadaan ini kemudian lebih dikenal dengan istilah Open Defecation Free (ODF),\”jelas pria ramah ini.
Menurutnya kegiatan ini dapat berjalan dengan pendekatan melalui program STBM yang dilakukan hingga ke tingkat rumah tangga secara kolektif. Untuk menjalankan itu semua harus digerakkan dan disinergikan melalui 3 komponen pendekatan yaitu menciptakan Kebutuhan (Demand Creation), Ketersediaan Pasokan (Supply Improvement), Lingkungan yang Mendukung (Enabling Environment).
\”Tim verifikator memberikan memberikan bantuan alat cetak closet. Nah, alat ini kita pinjamkan ke tiyuh-tiyuh melalui petugas sanitarian di puskes setempat. Dan hasil pembuatannya, dibagikan ke masyarakat tiyuh setempat yang tidak memiliki jamban. Kita targerkan 2020 Tubaba 100 persen sudah terbebas dari perilaku masyarakat yang buang air sembarangan,\” pungkas wakil bupati yang diamini Majril selaku Sekretaris Dinas Kesehatan.
Pemkab Tubaba berharap momentum ini diharapkan bisa menjadi pemicu bagi tiyuh lainnya di bumi Ragem Sai Mangi Wawai ini untuk bisa segera mewujudkan gerakan program Stop Buang Air Besar Sembarangan secara keseluruhan. (Arie)