LAMPUNG – Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon memilih Lampung sebagai tempat untuk menegaskan satu pesan besar soal pengelolaan warisan budaya tidak bisa lagi dipandang sebagai urusan pinggiran. Melalui kunjungan padat pada Jumat (21/11/2025), Fadli menunjukkan bahwa Lampung yang selama ini menginduk ke Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Bengkulu, layak mendapat posisi strategis dalam arsitektur pelestarian budaya nasional.
Tiba bersama Dirjen Kebudayaan Restu Gunawan dan Kepala BPK Wilayah VII Iskandar Mulia Siregar, Fadli disambut jajaran Pemprov Lampung, mulai dari Wakil Gubernur Jihan Nurlela hingga para pemangku kepentingan kebudayaan seperti TACB Lampung dan Dispar.
Ia langsung meninjau persiapan Kantor Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah Lampung di Jl. ZA Pagaralam. Kantor ini tengah dibenahi dan ditargetkan beroperasi awal tahun depan, menjadi pusat kerja sama antara kementerian dan para pemangku kepentingan kebudayaan di Lampung.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dari Bandarlampung, Fadli bergerak menuju Taman Purbakala Pugung Raharjo di Lampung Timur. Sebelumnya ia mengunjungi rumah Gunadi Ibrahim dan makan siang di Rumah Kayu. Di situs bersejarah Taman Purbakala Pugung Raharjo, Fadli disambut Wabup Lampung Timur Azwar Hadi dan sejumlah tokoh daerah untuk meresmikan Gedung Koleksi Cagar Budaya hasil revitalisasi. Terlihat jelas, Situs Pugung Raharjo kini tampil lebih rapi dan terurus, menunjukan sebuah upaya keseriusan pemerintah dalam mengangkat nilai historis Lampung.
Kunjungan ke situs bersejarah ini mempertegas pesan bahwa pelestarian tak berhenti pada administrasi birokrasi, tetapi juga menyentuh lapangan, situs, artefak, dan ruang-ruang sejarah yang membutuhkan perawatan berkesinambungan. Di lokasi tersebut, Fadli meresmikan Gedung Koleksi Cagar Budaya hasil revitalisasi dan meninjau kawasan yang kini tertata lebih baik.
Malam harinya, narasi kebudayaan itu ia lanjutkan ke ranah kriya. Di Pameran Kriya Jemari yang digelar Dekranasda Lampung di Graha Wangsa, Fadli memuji kreativitas perajin dari berbagai kabupaten serta mendorong agar kain tapis dipromosikan hingga ke tingkat UNESCO sebagai Warisan Budaya Takbenda.
Dengan rangkaian kunjungan tersebut, Lampung bukan hanya menjadi lokasi acara, tetapi diposisikan sebagai contoh bagaimana warisan budaya Indonesia perlu dikelola: terstruktur, terawat, dan diberi panggung nasional. Fadli Zon seolah ingin mengatakan bahwa masa depan kebudayaan tak hanya dibicarakan di Jakarta, tetapi dibuktikan di daerah yang menyimpan sejarah panjang seperti Lampung.








