Bandarlampung (Netizenku.com): Anggota DPRD Bandarlampung Yuni Karnelis mendorong pemerintah kota (pemkot) untuk menyelenggarakan pembelajaran tatap muka (PTM) Terbatas di Bandarlampung.
Yuni dalam keterangannya menuturkan saat kasus Omicron menanjak di awal tahun 2022, pemkot memutuskan untuk kembali menyelenggarakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau melalui daring.
Lalu di bulan Februari pemkot kembali mengeluarkan keputusan untuk memperpanjang PJJ hingga batas waktu yang tidak ditentukan dengan alasan untuk menjaga kesehatan dan keselamatan siswa, guru, dan tenaga kependidikan.
Terkait kondisi ini, Yuni setuju dengan kebijakan pemkot yang sangat memperhatikan kesehatan warganya. Tapi di sisi lain, sudah terlalu lama kebijakan PJJ diterapkan di Bandarlampung.
Akibatnya adalah proses belajar mengajar menjadi kehilangan maknanya. Anak-anak menjadi kehilangan esensi dalam belajar yaitu menerima pendidikan karakter yang tidak bisa dilakukan secara daring.
“Pendidikan karakter tidak didapatkan anak-anak saat PJJ, dimana anak-anak harusnya beretika kepada guru. Banyak keluhan dari orangtua terkait PTM yang ditunda. Mereka menyampaikan kondisi anaknya yang jadi lebih sering bermain HP, di satu sisi teknologi memudahkan dalam belajar, di sisi lain penggunaan teknologi membuat anak kehilangan esensi atau makna dari belajar secara langsung dari guru,” kata Anggota Komisi IV DPRD Bandarlampung ini, Rabu (9/3).
Yuni melanjutkan, berdasarkan masukan-masukan masyarakat, maka Fraksi PKS DPRD Kota Bandarlampung dirasa perlu mendorong wali kota dan dinas pendidikan untuk berani mencoba melakukan PTM Terbatas untuk anak-anak SD/SMP dengan protokol kesehatan dan pengawasan yang ketat.
“PTM terbatas ini sudah pernah dicoba di tingkat SD dan SMP di Bandarlampung dengan prokes yang ketat. Maka kita berharap wali kota atau dinas pendidikan untuk berani mencoba melakukan PTM Terbatas untuk anak-anak SD/SMP, tentunya dengan prokes dan pengawasan yang ketat. Kita harus bergerak maju, agar anak-anak kita tidak loss learning dan loss meaning. Tingkat SD-SMP masih membutuhkan pelajaran secara tatap muka untuk mendapat emosi, esensi dan keteladanan dari guru,” tutur Yuni.
Yuni yakin wali kota sangat memahami terkait hal ini dan berharap segera menyetujui PTM diselenggarakan di Bandarlampung sesuai dengan keinginan orangtua dan warga setempat pada umumnya. (Josua)