Dolar AS Bergejolak, Proyek Infrastruktur Ikut Terdampak

Redaksi

Sabtu, 1 September 2018 - 11:14 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Tol Sumatera di Lampung (Foto: Istimewa)

Tol Sumatera di Lampung (Foto: Istimewa)

Jakarta (Netizenku.com): Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) kembali bergejolak terhadap rupiah.

Sejak Jumat (31/8/2018), dolar AS telah menembus level Rp 14.800, tertinggi dalam tiga tahun terakhir.

Tingginya nilai tukar dolar AS terhadap rupiah ini tentu mempengaruhi harga-harga barang impor.

Baik impor untuk barang konsumsi, elektronik, hingga bahan baku untuk proyek-proyek infrastruktur.

Saat ini, pemerintah juga masih terus mengerjakan sejumlah proyek-proyek infrastruktur.

Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR Danis H Sumadilaga mengatakan, tingginya nilai tukar dolar AS saat ini tidak terlalu mempengaruhi pembangunan proyek-proyek infrastruktur Kementerian PUPR.

Sebab, kata dia, bahan baku yang digunakan untuk proyek kebanyakan berasal dari dalam negeri.

\”(Jadi) nggak terlalu (berpengaruh), (karena) kan komponennya dominan dalam negeri,\” kata Danis di Jakarta, Jumat.

Dia menyebut tingkat komponen dalam negeri (TKDN) yang digunakan untuk proyek-proyek infrastruktur PUPR mencapai 90%.

Oleh sebab itu, proyek-proyek yang dikerjakan PUPR dinilai masih aman.

\”TKDN kita lebih dari 90%\” kata Danis.

Baca Juga  Namanya tak Direkomendasikan Kemenag, Abdul Somad Malah Bersyukur

Kementerian PUPR menyebutkan tingginya nilai tukar dolar AS terhadap rupiah tak terlalu mempengaruhi proyek infrastrukturnya.

Hal ini lantaran TKDN yang digunakan lebih mendominasi dibanding bahan baku impor.

Penggunaan bahan-bahan TKDN yang lebih banyak memang bisa membuat proyek infrastruktur bisa terus berjalan, tanpa khawatir tingginya nilai tukar dolar AS terhadap rupiah.

Dengan begitu, biaya proyek pun diyakini tak akan berdampak atau berubah terlalu besar jikar dolar AS melonjak.

Lantas, seberapa banyak Kementerian PUPR menggunakan komponen lokal terhadap proyek-proyek infrastrukturnya?

Berdasarkan data Kementerian PUPR, TKDN proyek PUPR berdasarkan survei BPKP 2017 rata-rata sebesar 86,6%. Sementara sisanya, sebanyak 13,5% merupakan hasil impor.

Berikut rinciannya:
1. Sektor SDA: 96,67%
2. Sektor Bina Marga: 78,40%
3. Sektor Cipta Karya: 94,38%
4. Sektor Perumahan: 76,65%

Minta Penyesuaian Harga

Tingginya nilai tukar dolar AS terhadap rupiah ikut membebani sejumlah proyek infrastruktur yang memiliki bahan baku impor.

Kontraktor pun meminta adanya eskalasi atau penyesuaian harga proyek kepada pemerintah.

Baca Juga  Telkomsel Gelar IndonesiaNEXT Season 8 dengan Kurikulum Berbasis Teknologi Digital

Direktur Operasi II Adhi Karya Pundjung Setya Brata mengatakan tingginya nilai tukar dolar AS terhadap rupiah mempengaruhi nilai proyek yang memiliki material impor.

Hal itu dinilai memberatkan bagi kontraktor.

\”Ya tentu (memberatkan) untuk (proyek) yang material-material impor ya tentu,\” jelasnya di Jakarta, Jumat kemarin.

Pundjung mengatakan, saat ini pihaknya selaku kontraktor berupaya untuk menggunakan material dengan TKDN yang lebih besar.

Walau begitu, kata dia, tetap ada saja proyek-proyek yang harus menggunakan bahan baku impor.

\”Misalnya kalau di (proyek) kereta, kan ada pekerjaan signaling sistem. Itu kan masih, teknologinya masih teknologi luar,\” jelasnya.

Oleh sebab itu, Pundjung berharap pemerintah bisa melakukan eskalasi serta kompensasi terhadap para kontraktor, yang sedang menggarap sejumlah proyek dengan tingkat material impor yang tinggi.

\”Harapannya satu, tentunya ada kompensasi dan eskalasi, harapannya kan gitu. Karena ini di luar ekspektasi kita semua. Jadi supaya kita juga tetap bisa, eskalasi dimungkinkan untuk menghadapi isu ini,\” kata dia.

Baca Juga  Soal PL Shalawatan di Klub Malam, Pengurus MUI Beda Pendapat

Direktur Operasi II Adhi Karya Pundjung Setya mengatakan ada sejumlah proyek infrastruktur yang masih banyak menggunakan material impor. Contohnya di proyek perkeretaapian.

\”Kalau di kereta kan ada pekerjaan signaling system. Itu kan masih teknologinya masih teknologi luar,\” kata Pundjung.

Selain itu, kata Pundjung, proyek infrastruktur kelistrikan seperti pembangkit juga biasanya banyak yang menggunakan komponen impor.

Belum banyak material yang diperlukan proyek-proyek tersebut yang sudah diproduksi dalam negeri.

\”Untuk proyek-proyek power plant misalnya, untuk turbin itu kan masih impor. Jadi untuk material-material yang belum diproduksi lokal dan harus mandatory impor, itu yang buat efeknya ke konstruksi cukup lumayan,\” kata dia.

Lebih dari itu, Pundjung menjelaskan sejatinya setiap proyek infrastruktur memiliki TKDN dan material impor yang berbeda-beda.

Semakin banyak material impor yang digunakan, maka tingginya dolar AS akan semakin berdampak terhadap proyek.

\”Kalau materialnya dalam negeri ya selama komponen impornya kecil, ya pengaruhnya juga kecil,\” tuturnya. (dtc/lan)

Berita Terkait

Telkomsel Hadirkan Program Edukasi Grow Digital Education By.U
Pemkot Balam Berencana Bangun SPBU sebagai BUMD
Inflasi Turun, Pemkot Bandarlampung Raup Rp 6,5 M Insentif Fiskal
Pelatihan dan Penyerahan Modal Usaha, PLN Dorong Kemandirian Pesantren di Lampung
Ini Tips Perlindungan Data Pribadi Ala OJK Lampung
Telkomsel Ventures Pimpin Pendanaan Startup Tictag
Program Asuransi Wajib Kendaraan Tunggu Peraturan Pemerintah
PLN UID Lampung Sabet 3 Penghargaan La Tofi Nusantara CSR Awards 2024

Berita Terkait

Jumat, 26 Juli 2024 - 15:03 WIB

Pemprov Lampung Lelang Ulang Empat JPTP

Jumat, 26 Juli 2024 - 14:36 WIB

Olahraga Adalah Kunci Pj Gubernur Samsudin Bugar Layani Masyarakat

Jumat, 26 Juli 2024 - 09:48 WIB

Meski Warga NU Nyalon di Pilkada, Tak Semerta NU Lampung Berpolitik

Kamis, 25 Juli 2024 - 16:23 WIB

Baru Pertengahan Semester, PMHP DKP Lampung Capai Target Retribusi 97 Persen

Kamis, 25 Juli 2024 - 11:54 WIB

Disdikbud Lampung Siap Implementasikan Penghapusan Jurusan IPA dan IPS di SMA

Kamis, 25 Juli 2024 - 11:16 WIB

Hingga Triwulan Kedua, PMHP DKP Lampung Sertifikasi 3 Produk Perikanan 

Rabu, 24 Juli 2024 - 18:19 WIB

Pj Gubernur Lampung Ajak Generasi Muda Bangga Berbahasa Lampung

Rabu, 24 Juli 2024 - 17:59 WIB

Bahasa Lampung Terancam Punah, Pj Gubernur Lampung Paparkan Program Pelestariannya

Berita Terbaru

Tulang Bawang Barat

Haderiansyah Hadiri HUT ke-17 IPeKB Tingkat Provinsi Lampung

Jumat, 26 Jul 2024 - 21:09 WIB

Tiga dosen Fakultas Kebidanan Poltekkes Tanjungkarang, berfoto bersama dengan Sekretaris Dinkes Tubaba, Kader Posyandu, dan guru PAUD di Kecamatan Tulangbawang Udik. (Arie/NK)

Tulang Bawang Barat

Dosen Kebidanan Poltekkes Tanjungkarang Pengabdian Masyarakat di Tubaba

Jumat, 26 Jul 2024 - 19:42 WIB

Ratusan siswa YP Unila antusias ikuti kegiatan Telkomsel, program edukasi bertemakan Grow Digital Education By.U yang diperuntukkan bagi siswa khususnya kelas XI dan XII. (Ist/NK)

Bandarlampung

Telkomsel Hadirkan Program Edukasi Grow Digital Education By.U

Jumat, 26 Jul 2024 - 17:13 WIB

Pj Gubernur Lampung ketika selesai menyeka keringat seusai bermain tenis lapangan. (Foto: Luki)

Lampung

Pemprov Lampung Lelang Ulang Empat JPTP

Jumat, 26 Jul 2024 - 15:03 WIB