Pesawaran (Netizenku.com): Terkait keluhan wali murid SDN 26 Gedongtataan, Desa Bernung, Kecamatan Gedongtataan, Kabupaten Pesawaran, Lampung soal kinerja Kepala Sekolah Edi Purwito yang dinilai tidak transparan, disikapi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) setempat.
Kepala Seksi Pendidikan Dasar (Kasi Dikdas) SD Disdikbud Pesawaran, Sukhairi, berjanji akan segera menindaklanjuti.
\”Yang jelas, kita akan panggil yang bersangkutan guna dilakukan pembinaan,\” ujar dia, saat ditemui di kantornya, Selasa (18/9).
Namun sebelum Edi dipanggil, pihak Disdikbud akan turun ke sekolah itu, untuk membuktikan kebenaran informasi tersebut.
\”Untuk mencari pembuktian dan mewawancarai beberapa guru dan wali murid,\” jelas Sukhairi.
Setelah itu, lanjut dia, Edi akan dipanggil.
\”Untuk menentukan sikap dan langkah apa yang akan kita lakukan terhadap Edii,\” terang Sukhairi.
Tidak Transparan
Sebelumnya diberitakan, dinilai tidak transparan dalam pengelolaan dana bantuan operasional sekolah (BOS) dan jarang masuk kerja, sejumlah wali murid kecewa dengan Kepala SDN 26 Gedong Tataan, Desa Bernung, Kecamatan Gedongtataan, Kabupaten Pesawaran, Edi Purwito.
Hal itu diungkapkan seorang wali murid yang minta namanya tidak ditulis.
Menurut dia, sejak SDN 26 dipimpin Edi Purwito, banyak sekali permasalahan yang terjadi, seperti tidak meratanya pembagian dana BOS dan Program Indonesai Pintar (PIP) untuk murid. Edi juga jarang terlihat masuk kerja.
\”Dana PIP itu seharusnya tiap murid per tahun mendapat Rp 450 ribu. Namun yang terjadi, anak saya hanya dapat Rp 300 ribu, bahkan ada yang hanya Rp 200 ribu,\” jelasnya.
Anehnya, dana BOS yang semestinya untuk murid, tapi dewan guru ikut mendapat bagian.
\”Itu ada di salah satu kelas. Bahkan, ada seorang murid yang tidak pernah sama sekali mendapatkan bantuan dana PIP. Juga dewan guru ikut kebagaian dana BOS hingga Rp 500 ribu, ada yang Rp 300 ribu,\” ungkapnya.
Selain itu, lanjut dia, Kepala SDN 26 Edi Purwito juga diduga kuat melakukan pènyimpangan dalam pembangunan MCK d isekolah tersebut.
\”Sekolah ada bantuan pembuatan MCK, kalau tidak salah nilainya Rp 12 juta. Tapi setelah kami kalkulasi secara kasat mata saja, pembangunan MCK itu hanya menghabiskan anggaran sekira Rp 5 juta. Lalu sisa anggarannya kemana,\” tukasnya.
Sebab itu, para wali murid mengharapkan pergantian kepala sekolah.
\”Kami meràsa kecewa atas perbuatan Edi Purwito ini. Kami minta sebaiknya kepala sekolah ini diganti,\” harapnya.
Menanggapi hal itu, Edi Purwito membantah. Menurutnya, apa yang dituduhkan tersebut tidak benar dan mengada-ada.
Menurut Edi, semua bantuan yang diberikan pemerintah, baik itu pembangunan MCK maupun dana BOS dan PIP sudah dibagikan dan dilaksanakan sesui dengan aturan yang ada.
\”Apa yang dituduhkan itu tidak benar, semuanya sudah kita kerjakan sesuai dengan mekanisme yang ada. Tapi, namanya manusia itu pasti ada kekurangan,\” ujar Edi, saat ditemui di ruangannya, Senin (17/9/2018).
Dijelaskan, penyakuran dana BOS sudah dilakukan dan dilaksanakan berdasarkan hasil rapat komite dan disaksikan dewan guru.
\”Yang katanya dana BOS dibagikan ke guru itu memang benar. Tapi itu untuk honor kegiatan belajar mengajar ekstrakulikuler, yang memang wajib mereka terima. Untuk dana PIP, pada saat penyerahan juga semua wali murid hadir dan itu semua sudah saya serahkan ke wali murid selaku yang diberi kuasa,\” terang Edi.
Mengenai sebab besaran dana penerima PIP yang jumlahnya tidak sama, menurut Edi, itu semua keputusan dari pusat.
\”Memang yang menerima dana PIP ini nilainya tidak sama. Ada yang Rp 450 ribu, ada juga yang Rp 250 ribu. Itu bukan kita yang memutuskan, tapi pusat. Mau kita, semua murid yang kita ajukan dapat. Tapi keputusan ada di pusat. Semua data dapodik murid kita kirim ke pusat tanpa terkecuali. Yang menyeleksi bukan kita, tapi pusat,\” jelas Edi.
Mengenai dirinya yang disebut jarang masuk kerja, Edi mèngakuinya.
\”Saya jarang di kantor bukan karena saya sengaja tidak masuk kerja, tapi keluar untuk urusan kantor menyangkut urusan administrasi sekolah,\” dalihnya. (soheh)