Pringsewu (Netizenku.com): Kepolisian Resor (Polres) Pringsewu menerjunkan puluhan personel gabungan melakukan patroli dan pengawasan jalannya distribusi BBM di sejumlah SPBU di wilayah hukumnya. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi penyalahgunaan distribusi BBM bersubsidi jenis solar dan pertalite.
Kabag Ops Kompol Martono, SH, MH mewakili Kapolres Pringsewu, AKBP Rio Cahyowidi, S.IK, M.IK menjelaskan, pengamanan dilakukan guna menciptakan harkamtibmas pasca terjadinya kelangkaan BBM jenis solar dan kenaikan harga Pertamax per 1 April lalu.
“Maka dari itu, untuk meminimalkan adanya oknum yang memanfaatkan kondisi sekarang ini dengan membeli BBM dalam jumlah besar bukan untuk peruntukannya, setiap SPBU diawasi oleh pihak kepolisian selama 24 jam,“ ujar Kompol Martono pada Selasa (12/4).
Diungkapkan Kabag Ops, pihaknya juga telah berkoordinasi serta mengimbau kepada pemilik maupun pengelola SPBU untuk tidak melayani konsumen yang membeli BBM bersubsidi dalam jumlah yang banyak atau di atas kapasitas tanki BBM kendaraan.
“Jadi untuk mengantisipasi adanya penyalahgunaan BBM bersubsidi maka kita terus lakukan pemantauan distribusi BBM di Kabupaten Pringsewu,” ungkapnya.
Dia menambahkan, saat ini ada 8 SPBU di wilayah hukum Polres Pringsewu yang terus dipantau. Ini sebagai langkah antisipasi adanya tindak pidana penyalahgunaan BBM bersubsidi. Pasalnya setelah harga BBM nonsubsidi jenis Pertamax naik, permintaan BBM subsidi memang mengalami peningkatan.
“Nah, setiap hari anggota di lapangan terus melaporkan ketersediaan BBM di wilayah Kabupaten Pringsewu. Kalau sampai saat ini, hasil laporan masih relatif aman dan stok masih cukup,” ungkapnya.
Pihaknya mengimbau masyarakat agar tidak melakukan panic buying BBM bersubsidi jenis solar dan Pertalite, karena hal ini justru dapat memicu adanya kelangkaan BBM.
“Tentunya pihak kepolisian akan melakukan penindakan hukum, apabila terdapat penyimpangan yang dilakukan, seperti penimbunan BBM dan lain sebagainya,” katanya.
Sahrul, pengelola SPBU 24-35354, Pringsewu, yang berlokasi di ruas Jalan Lintas Barat, Pajaresuk, mengatakan distribusi BBM sudah kembali normal, hal itu ditandai dengan tidak terdapatnya antrean panjang saat pembelian BBM.
Lanjutnya, khusus BBM jenis solar, permintaan sudah mulai menurun dibandingkan beberapa minggu sebelumnya. Jika sebelumnya 16 ribu liter stok solar habis dalam sehari, saat ini bisa habis hingga dua hari lamanya.
Sementara itu pasca kenaikan BBM jenis Pertamax, permintaan pertalite justru meningkat. Bahkan dalam sehari pihaknya meminta penambahan stok dari depo hingga 24 ribu liter atau 24 ton.
“Harga BBM pasca kenaikan pada 1 April lalu, BBM bersubsidi jenis solar masih di angka Rp5.150 dan pertalite Rp7.850. Sedangkan BBM nonsubsidi, Pertamax Rp12.750 dan Pertamina DEX Rp14.000,” tandasnya. (Rz/leni)