Bandarlampung (Netizenku.com): Institut Teknologi Sumatera (Itera) memulai pembangunan Rumah Ibadah Multiagama (Rima). Pembangunan ditandai dengan peletakan batu pertama (grooundbreaking) yang dilakukan oleh Rektor Itera Prof Ir Ofyar Z Tamin MSc PhD IPU, bersama Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Lampung Drs H Juanda Naim MH, Rabu (7/4).
Juanda Naim dalam kesempatan tersebut menyampaikan akan mendukung penuh pembangunan Rima Itera.
Juanda menilai, pembangunan Rima Itera juga memberikan sumbangsih besar bagi kehidupan beragama di Provinsi Lampung serta menjadi simbol moderasi dalam kehidupan beragama di masyarakat.
Meski masih berusia muda, inovasi yang dilakukan oleh Itera disebut sangat luar biasa dalam menggaungkan toleransi antaragama.
“Rumah Ibadah Multiagama yang dibangun Itera sudah mencerminkan implementasi moderasi kehidupan beragama. Menjadi tanda masyarakat Lampung sebagai Indonesia mini sudah menerapkan moderasi beragama tersebut di kampus Itera,” ujar Juanda.
Mewakili keluarga besar Kakanwil Kemenag Lampung, yang terdiri dari berbagai agama dan suku menyampaikan selamat kepada Itera dan seluruh pihak yang terlibat aktif dalam pembangunan Rima.
“Kami siap mendukung pembinaan keagamaan di Itera. Sebab agama adalah tentang hati dan keyakinan dan sudah sepantasnya kita hidup berdampingan,” kata Juanda.
Sementara Rektor Itera Prof Ofyar Z Tamin menyampaikan pembangunan Rima Itera dilatarbelakangi kewajiban Itera membina mahasiswa baik secara hardskill ataupun softskill yang baik.
Pembinaan softskill merupakan pembinaan karakter mahasiswa, mulai dari jiwa sosial, keagamaan, termasuk rasa toleransi dan menghargai perbedaan.
Dengan dibangunnya Rima Itera diharapkan terbangun proses saling menghargai dan toleransi antar pemeluk agama di Itera.
Rektor menekankan, dalam pembangunan ini Itera tidak membangun satu gedung untuk ibadah bersama seluruh agama, akan tetapi membangun komplek ibadah yang dapat dimanfaatkan enam agama, yaitu Islam, Katolik, Protestan, Hindu, Buddha, dan Konghucu.
Masing-masing agama akan mendapatkan bangunan khusus yang terpisah dari bangunan agama lain. Sementara untuk membangun kebersamaan juga disediakan aula yang dapat menjadi pusat kegiatan bersama seluruh pemeluk agama.
“Alhamdulilah hal ini sejalan dengan kebijakan pemerintah, dan kami didukung Kanwil Kemenag Agama Provinsi Lampung. Bagaimana supaya kami mampu menghasilkan lulusan yang memiliki rasa saling menghargai antarumat beragama,” ujar Rektor.
Sementara Badan Pengelola Rima Itera, Firda Cahya Alam SSi MT, dalam sambutan menyampaikan permohonan dukung seluruh pihak dalam pembangunan Rima Itera sehingga dapat berjalan sesuai rencana dan dapat bermanfaat bagi sivitas akademika. Pembangunan Rima Itera disebut menjadi simbolis rasa tenggang rasa yang ada di Itera. (Josua)