Bandarlampung (Netizenku.com): Inspektorat Kota Bandarlampung mendalami dugaan pengeroyokan yang dilakukan oleh oknum petugas pelayanan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) kota setempat pada Rabu, 1 September 2021.
Kesalahpahaman berujung pada keributan antara petugas dan seorang warga, Rendi Aditya (23), yang pada saat itu sedang melakukan pengurusan perbaikan data Kartu Keluarga.
Sehubungan dengan peristiwa tersebut, Inspektorat langsung melakukan pemeriksaan dan pendalaman terhadap oknum petugas pelayanan Disdukcapil tersebut, Jumat (3/9).
Kepala Inspektorat Kota Bandarlampung, M. Umar, mengatakan pihaknya telah memeriksa 4 pegawai Disdukcapil.
“Ya kemarin 4 orang yang terdiri dari 2 PNS dan 2 tenaga kontrak telah diperiksa oleh tim,” ujar dia di Bandarlampung, Minggu (5/9).
Sementara Kepala Disdukcapil Bandarlampung, A. Zainuddin, mengatakan telah melakukan mutasi internal terhadap seluruh petugas yang berada pada Loket Pelayanan sembari <span;>menunggu hasil pemeriksaan dan pendalaman yang dilakukan Inspektorat.
“Setelah kejadian, semua pegawai yang bersentuhan langsung dengan masyarakat dipindahkan,” ujar Zainuddin.
Dia mengaku telah memberikan teguran dan peringatan keras kepada oknum petugas jajarannya yang tidak mengedepankan 3S (senyum, sapa, salam) dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
“Tentunya atas nama Pemerintah Kota Bandarlampung, memohon maaf apabila dalam proses memberikan pelayanan masih belum sesuai dengan yang diharapkan masyarakat,” kata dia.
Korban pengeroyokan, Rendi Aditya, warga Lampung Barat menuturkan ihwal penyebab terjadinya keributan antara dirinya dengan petugas pelayanan Disdukcapil.
“Dia meminta membawa Akta Kelahiran, saya minta hapus dan perbaikan datanya karena contoh sudah ada. Tapi saya tidak mau menunjukkan Akta Kelahiran, lalu terjadi cekcok. Awalnya sempat dipisah, tapi akhirnya mereka ribut lagi, lalu saya dipegang petugas,” kata dia.
Setelah dipegang petugas, lanjut Rendi, dirinya kemudian langsung ditarik petugas dan dipaksa rebah di lantai. Setelah itu, korban dipukuli kurang lebih 20 orang yang memakai baju putih, hingga melukai bagian kepala, kaki, dan punggung.
Sepupu korban, Anita (25), turut menyaksikan peristiwa kekerasan tersebut.
“Korban ini dipukul dahulu sama petugas, lalu diguling-gulingkan di lantai. Tapi yang pukul hanya beberapa orang, yang awalnya cekcok omongan kasar dalam pelayanan. Awalnya sempat ada yang memisah, tapi setelah itu ada lagi,” tutur Anita.
Saat ini, kasus kekerasan yang dialami Rendy Aditya tengah bergulir di Polresta Bandarlampung. (Josua)