Penjabat (Pj) Gubernur Lampung, Samsudin, menggaris bawahi perilaku yang menyebut diri sudah selaras dengan era digitalisasi, tapi sesungguhnya masih mempraktikkan tradisionalisasi.
Bandarlampung (Netizenku.com): HAL itu disampaikan Pj Gubernur yang kerap disapa “Uncle Sam” itu, saat menerima audiensi Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Wilayah Lampung yang dipimpin Hendri Std, Kamis (26/9/2024).
Dikatakan Samsudin, praktik semacam itu masih terihat di lingkup kerja Pemprov Lampung maupun di satuan-satuan pendidikan yang berada di bawah naungan Dinas Pendidikan Provinsi Lampung.
“Bicara digitalisasi, di banyak tempat masih ditemui website sekolah tidak aktif. Kalau pun aktif tapi masih sangat terkesan apa adanya. Menjadi wajar kalau kemudian tidak menarik untuk dikunjungi. Begitu pun pada satuan kerja di pemprov. Masih ada saja dinas yang belum optimal mengelola media sosialnya yang mestinya bisa menjadi sarana informasi bagi masyarakat,” ungkapnya didampingi Kepala Dinas Kominfotik, Achmad Saefulloh.
Samsudin yang memiliki latar belakang sebagai pendidik, tampak antusias saat mendiskusikan seputar literasi digital di kalangan sekolah. Menurutnya, berdasarkan pengamatan selama menjabat di Lampung, website sekolah atau medsos satker masih belum dianggap sebagai sarana efektif edukasi dan publikasi. Tak heran kalau kemudian baik sekolah maupun kedinasannya melakukan pengelolaan dengan “sambil lalu” saja.
“Kalau website di sekolah cuma satu atau dua-tiga orang yang mengurusi. Itu pun disambi dengan melakukan tugas-tugas lain. Di satker juga gitu, medsosnya tidak diurus karena yang mengurusi sedang dinas luar. Padahal yang namanya informasi di era informasi dan digitalisasi seperti sekarang, materi publikasinya bisa sangat dinamis. Hitungan menit dan jam sudah muncul informasi baru,” imbuhnya.
Oleh karenanya Pj Gubernur berharap pihak-pihak tersebut bisa segera membuka wawasan. “Jangan sampai tidak melakukan apa pun, hanya karena pikirannya masih terkungkung oleh rasa kekhawatiran yang diciptakan sendiri. Jadi takut melakukan ini-itu karena khawatir nanti begini, nanti begitu. Yang saya tangkap dari masih terbengkalainya pengelolaan website sekolah ya seperti itu,” urai Samsudin.
Selain itu dirinya menilai, tidak optimalnya pengelolaan website SMA/SMK di Lampung lantaran tidak dibukanya akses seluas mungkin bagi warga sekolah. Semestinya, setiap warga sekolah yang ingin menampilkan karya atau tulisannya di website sekolah bisa langsung melakukannya. Tanpa harus melalui proses panjang dan lama. Dengan proses yang cepat dan mudah sangat mungkin menarik minat warga sekolah, baik pelajar maupun pendidik, untuk memposting sesuatu di website sekolah.
“Kalau kebiasaan ini bisa dimulai, saya yakin tampilan website sekolah akan jauh lebih menarik untuk dikunjungi dan dibaca warga sekolah. Karena sudah melibatkan banyak pelajar dan guru di sana dengan masing-masing kreativitasnya. Tapi kembali seperti yang saya utarakan tadi, semua harus diawali dengan merombak paradigma para pengelola sekolah dan dinas terkait. Merubah rasa kekhawatiran yang bikin menghambat munculnya terobosan dan kreativitas,” harap Samsudin.
Pada bagian sebelumnya Ketua AMSI Lampung, Hendri Std, menyampaikan program kerja yang diusung AMSI sejak 7 Maret 2024 dideklarasikan hingga penghujung September ini. “Kami menitikberatkan pada pengembangan literasi digital di Lampung. Seperti menggelar FGD bersama para pendidik dan didukung Dinas Perpusda dan Kearsipan Provinsi Lampung. Lalu dalam waktu dekat kami akan menyelenggarakan workshop berisikan seminar dan pelatihan penulisan,” paparnya.
Kegiatan tersebut, sambungnya, direncanakan akan dihelat pada awal November mendatang. Untuk session seminar AMSI Lampung mengangkat tema “Seberapa Penting Jurnalistik Profesional bagi Pemerintah Daerah”. Adapun pembicara direncanakan akan menghadirkan Pj. Gubernur Lampung, Ketua Dewan Pers dan Ketua Umum AMSI Pusat. Kemudian Ketua DPRD, Kapolda dan Kejati Lampung.
Sedangkan pada session pelatihan penulisan akan diikuti oleh seluruh Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) di lingkup Pemprov Lampung. “Kita akan menghadirkan narasumber dari praktisi profesional. Peserta tidak dipungut biaya alias gratis. Ini dedikasikan sebagai kontribusi AMSI Lampung bagi pemerintah daerah,” terangnya.
Di akhir pertemuan, secara khusus Pj Gubernur Lampung mengajak AMSI untuk bersama-sama mengawal peningkatan budaya literasi seperti telah dimandatkan Perda Pemprov Lampung Nomor 17 tahun 2019. “Silakan dikonsep formulasi kegiatannya. Saya akan suport demi pengembangan literasi di sekolah-sekolah,” pinta Samsudin. (*)