Bandarlampung (Netizenku): Dalam rangka melindungi masyarakat dari bahan pangan berbahaya, Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Bandarlampung, adakan pertemuan dengan peserta advokasi pembentukan tim terpadu daerah dan replikasi program pasar aman dari bahan berbahaya, di Hotel Novotel, Bandarlampung, Selasa (6/3).
Hadir dalam kegiatan tersebut, Pelaksana tugas (Plt) Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Lampung, Hamartoni Ahadis mengatakan, ia sangat terenyuh dengan kondisi bahan pangan yang ada di Lampung. \”Lampung ini sangat luas, dan ada begitu banyak usaha mikro, kecil dan menengah yang tidak terdaftar di badan POM. Bisnis seperti inilah yang kemudian menjadi momok bagi sehatnya bahan makanan yang ada di masyarakat, \” paparnya.
Hamartoni mengatakan, pembentukan tim terpadu daerah ini, jangan sampai hanya menjadi tim musiman. \”Tim ini jangan musiman, hanya muncul mendekati puasa, lebaran, tahun baru dan lain-lain, akan tetapi harus berkesinambungan dan konsisten. Kita tidak sedang bicara organisasi ataupun pribadi, tapi kita bicara soal masa depan bangsa, \” tegas Hamartoni.
Ia mengingatkan kepada BBPOM agar menyempatkan waktu untuk melakukan pengontrolan ke kabupaten-kabupaten yang ada di Lampung. \”Jika kita sudah melakukan pengontrolan secara jelas di lapangan, maka kita akan mengetahui secara jelas, apa yang menjadi permasalahan kita, dan segera di lakukan tindakan, \” tandasnya.
Menanggapi hal tersebut, Kepala BBPOM Bandarlampung, Samsuliyani mengatakan, pihaknya akan segera melaksanakan permintaan pemerintah provinsi. \”Hari ini memang masih kota Bandarlampung yang kita undang, karena untuk kabupaten lainnya, akan dilaksanakan diwilayah masing-masing, \”paparnya.
Berdasarkan hasil sidak yang dilakukan pada bulan Januari dan Februari 2018, banyak ditemukan bahan pengawet rhodhamin-B seperti formalin dan borak. \”Karena masih begitu banyak bahan pengawet makanan yang beredar tanpa persetujuan BPOM, maka perlu adanya tim terpadu yang akan mengontrol secara langsung terhadap pasar-pasar. Ini akan terus berkelanjutan, \” tandasnya. (Aby)