Bandarlampung (Netizenku): Dalam rangka menyambut hari raya Nyepi tahun baru saka 1940, Parisada Hindu Dharma Indonesia (PDHI) Provinsi Lampung menggelar pawai dengan mengarak ogoh-ogoh, yang terpusat di Tugu Adipura, Jumat (16/3). Acara ini juga berlangsung dengan meriah, lantaran dihadiri oleh seluruh umat Hindu se-Bandarlampung.
Acara itu dibuka oleh Plt Walikota Bandarlampung, M Yusuf Kohar, dan hadir dalam acara itu Ketua PDHI Provinsi Lampung, I Ketut Pasek, serta perwakilan dari Polda Lampung.
Panitia acara, Wayan Sudasta (46) mengatakan, kegiatan ini dalam agama Hindu lebih dikenal dengan nama Sawur Kesange, yang bermakna membersihkan diri. \”Banyak, kan sange itu sembilan, membersihkan sembilan, membersihkan diri, mempesihkan pikiran, membersihan alam sekitar, dan lainnya,\” kata dia.
Maksudnya, lanjut dia, adalah agar umat Hindu sebelum melakukan nyepi pada Sabtu (17/3) besok, sudah membersihkan diri sehingga tidak ada godaan dan nyepi dapat berjalan lancar.
\”Besok nyepi, kegiatannya ya mati geni (mematikan api), mati lelungaan (tidak berpergian), mati karye (tidak bekerja). Ya di dalam rumah, minimal di pekarangan rumah,\” kata dia.
Menurut dia, ogoh-ogoh yang sudah ditampilkan dalam pawai dan atraksi akan dibakar. \”Selesai ini kan dibawa pulang ke rumah, terus di bakar. \”Di praline (dibunuh) supaya besok menjalankan nyepi khusuk tidak ada gangguan,\” kata dia.
Setidaknya ada lima ogoh-ogoh dalam pawai ini, salah satunya ogoh-ogoh sangiang kala abang. \”Bahasa Indonesianya dedemit merah lah gitu. Mereka ini kan dianggap yang mengganggu umat manusia. Sehingga nanti dibakar dimusnahkan,\” kata dia.
Usai acara nyepi, Minggu (16/3) lusa hindu akan melaksanakan mandi kembang untuk mensucikan diri. \”Namanya ngembak geni, bersih-bersih diri ke laut, mandi kembang mensucikan diri,\” tutupnya.(Agis)