Anggota Komisi III DPRD Provinsi Lampung dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa, Munir Abdul Haris, melaksanakan reses hari terakhir di titik ke-11 dan ke-12 dengan mengunjungi Rumbia dan Kota Gajah, Selasa (18/11/2025).
Lampung Tengah (Netizenku.com): Pada titik pertama, Munir berkunjung ke Yayasan Daruttauhid Al-Hasaniyyah di Desa Rukti Basuki, Kecamatan Rumbia, Lampung Tengah. Dalam kesempatan tersebut, ia secara simbolis menyerahkan buku tabungan Program Indonesia Pintar (PIP) aspirasi kepada 90 siswa-siswi SMP Ma’arif Ansorul Hasaniyyah.
Hadir dalam kegiatan itu antara lain KH. Imam Hanafi (Pendiri Ponpes Daruttauhid Hasaniyyah), Suci Rahayu (Kepala Kampung Rukti Basuki), Ustadz Ismail Hasan (Roisul Ma’had Daruttauhid Al-Hasaniyyah), Daud Rais Abdullah (Kepala SMP Ma’arif Ansorul Hasaniyyah), perangkat kampung, wali siswa penerima PIP aspirasi, serta warga Rukti Basuki sekitar 150 orang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dalam dialog, warga mengusulkan perbaikan jalan lingkungan yang menuju dan mengelilingi pondok pesantren, serta menanyakan kepastian harga singkong.
Menanggapi hal tersebut, Munir memaparkan Gubernur Lampung telah menerbitkan Instruksi Gubernur Lampung Nomor 2 Tahun 2025 tentang penetapan harga pembelian ubi kayu sebesar Rp1.350 per kilogram. Namun di lapangan masih terjadi penutupan pabrik singkong sehingga petani kesulitan menjual hasil panen.
“Persoalan ini sudah diurai dan dicari solusinya oleh gubernur dan DPRD, meskipun hasilnya memang belum bisa sesuai harapan petani singkong,” tutur Munir.
Pada titik kedua, di Pondok Pesantren Darussyafa’ah, Kota Gajah, Munir kembali menyerahkan secara simbolis PIP aspirasi untuk 113 siswa SD Unggulan Darussyafa’ah. Ia menyampaikan untuk tahun 2025, total penerima PIP aspirasi yang dibawanya di Desa Kota Gajah berjumlah 734 siswa, dan untuk Kecamatan Kota Gajah mencapai 2.551 siswa dari jenjang SD, SMP, SMA, hingga SMK.
Hadir dalam acara tersebut Kepala Kampung Kota Gajah Achmadi MS, Imroatul Mustaqimah (Kepala SD Unggulan Darussyafa’ah), sekretaris desa dan perangkat kampung, wali penerima PIP aspirasi, serta sekitar 200 warga.
Dalam sambutannya, Achmadi MS mengucapkan terima kasih kepada Munir, “Terima kasih Mas Munir, warga saya sudah diperhatikan oleh anggota dewan dari PKB. Semoga kemanfaatan ini terus berjalan, Mas Munir sehat selalu dan 2029 jadi kembali”.
Ia juga mengusulkan perbaikan jalan lingkungan sepanjang sekitar 300 meter yang menuju area sekolah dan pondok pesantren.
Salah satu wali siswa, Sri Anissa, berharap program ini terus berlanjut hingga anaknya lulus. Sementara Zainal Abidin, guru SD Unggulan Darussyafa’ah, meminta bantuan sarana prasarana sekolah karena masih kekurangan dua ruang kelas, ruang guru, perpustakaan, dan MCK.
Munir dalam sambutannya menjelaskan bahwa pengusulan PIP memiliki dua jalur, yakni PIP reguler yang diusulkan oleh dinas pendidikan, dan PIP aspirasi yang diusulkan anggota Komisi X DPR RI. Setiap tahun pengusulan harus dilakukan kembali. Jika tidak diusulkan ulang, meskipun sudah memiliki ATM dan buku tabungan, bantuan tidak akan cair.
Ia menegaskan kuota terbatas menjadi alasan tidak semua siswa bisa menerima PIP setiap tahun.
“Misalnya jatah pusat hanya 10.000 siswa SD se-Lampung Tengah, padahal yang layak menerima 25.000 siswa. Untuk pemerataan, dinas pendidikan menggilir penerima tiap tahun. Begitu juga aspirasi, tergantung skala prioritas anggota DPR RI,” ujar Munir.
Terkait usulan perbaikan jalan lingkungan, Munir menegaskan semua aspirasi akan ditampung.
“Meskipun urusan jalan bukan komisi saya, hasil reses ini akan menjadi pokok pikiran yang akan saya sampaikan ke pihak terkait,” katanya. (Tauriq)








