Pesawaran (Netizenku.com): Setelah melalui proses panjang tanpa bantuan dari pihak mana pun, apalagi pemerintah bahkan sempat terkatung-katung nasibnya di rumah sakit akibat tidak memiliki biaya, Afnan Atma Purnama Hermawan, bayi yang lahir secara prematur dengan operasi caesar pada 25 September 2020 di RS GMC Pesawaran, dengan kondisi paru-paru yang tak sempurna, serta pada bagian tubuhnya membiru dan nafasnya penuh sesak.
Akhirnya dapat tertolongkan, ini berkat kerja keras dari teman-teman relawan Respek Peduli dan tim wujudkan mimpi yang telah membawa si jabang bayi anak pertama dari pasangan, Hermawan Candra Prastia dan Nopi Purwanti, warga Dusun 10 RT 002 RW 001 Desa Sungailangka, Gedongtataan, dirujuk langsung ke RSUDAM Bandarlampung agar segera dilakukan penanganan.
Alhasil setelah mendapat penanganan lebih lanjut di ruang NICU dan menggunakan alat ventilator, kondisi Afnan sudah membaik dan pada hari Selasa (27/10) sudah bisa dibawa pulang, dan ke depan akan melakukan kontrol dan sempurna.
Menurut Nopi orang tua dari Afnan, menceritakan dirinya sangat terkejut dan setengah putus asa setelah mendapat kabar bahwa anak pertamanya itu lahir dengan kondisi yang kurang sempurna.
\”Kehadiran anak pertama saya ini sudah sangat di nanti-nantikan sejak lama. Namun, dunia seakan gelap dan runtuh saat dokter katakan bahwa anak saya lahir prematur dan paru-parunya tak sempurna,\” cerita pilu Nopi.
Yang lebih membuat dirinya sedih dan pilu saat dokter menyarankan agar bayinya ini harus segera dirujuk kerumah sakit Bandarlampung, lantaran paru-parunya tidak sempurna dan sering sesak nafas, badan membiru serta pencernaan tidak lancar.
\”Kata dokter anakku butuh alat ventilator untuk bantu dia bernapas. Namun, itu biayanya sangat mahal, mas. Kami nggak ada biaya, BPJS yang sudah dibuat pun belum kunjung aktif,\” ujar Nopi dengan suara bergetar.
Dia menjelaskan bukan tidak mau dirinya merujuk bayinya tersebut ke RS Bandarlampung, ini lantaran tidak adanya biaya.
\”Awalnya saya menolak untuk dirujuk ke rumah sakit, kami tidak ada biaya makanya kami menolak untuk dirujuk ke RSUDAM Bandarlampung. Apa lagi kami tidak memiliki BPJS. Memang sebelum saya melahirkan, ada yang bantu buatkan BPJS, tapi sampai saat ini BPJS belum juga jadi. Bingung mas, sedangkan saya dan suami baca tulis saja nggak bisa, biaya di RS GMC aja udah belasan juta, apalagi sampai dirujuk,\” ungkapnya.
Mengetahui hal itu, Fadli dari Respek Peduli dengan menggandeng tim wujudkan mimpi mengambil langkah cepat dengan langsung berkoordinasi ke pihak RS GMC untuk merujuk Afnan Atma Purnama Hermawan, bayi yang lahir secara prematur tersebut ke RSUDAM Bandarlampung agar segera mendapatkan penanganan.
\”Tidak mungkinkan menunggu BPJS aktif, koordinasi pun udah dilakukan. Demi keselamatan nyawanya Afnan harus segera diselamatkan,\” ujar Fadli.
Menurut Fadli berdasarkan keterangan dari dokter, kondisi Afnan kala itu sangat memprihatinkan dan harus segera dirujuk guna mendapat penanganan lebih lanjut di ruang NICU dan menggunakan alat ventilator. Dan saat ini kondisi Afnan sudah membaik, pada Selasa kemarin sudah bisa dibawa pulang dan ke depan akan melakukan kontrol dan pemulihan.
\”Afnan dirawat di RS GMC selama 11 hari, menghabiskan biaya Rp11,8 juta dan di RSUDAM 22 hari dengan biaya Rp30,5 juta dan alhamdulillah sudah dibayar lunas oleh Respek Peduli dan wujudkan mimpi,\” ungkapnya.
Pihaknya berharap terkait apa yang telah menimpa Afnan ini sebaiknya menjadi pelajaran bagi semua pihak, terutama untuk aparat pemerintah agar bisa lebih peduli lagi terhadap masyarakatnya.
\”Saya berharap, peran serta aparatur desa dan masyarakat untuk turut menyosialisasi dan mengedukasi terkait BPJS. Karena tidak semua masyarakat faham dan mengerti, apalagi seperti orang tua Afnan yang memang sangat awam, bahkan baca tulis pun tidak bisa. Dan jika terdapat masalah seperti ini, bukan untuk menyalahkan, melainkan bersama mencari solusi dan menjadikan pembelajaran agar lebih aktif lagi memberi perhatian kepada masyarakat, khususnya yang awam. Jangan sampai jika rame lalu menyalahkan warga yang benar-benar awam,\” sarannya. (soheh/len)