Pesawaran (Netizenku.com): Ketua Komite Olah Raga Nasional Indonesia (KONI )Kabupaten Pesawaran, Sonny Zainhard, dinilai gagal didalam melakukan pembinaan para atlet di Kabupaten Pesawaran. Hal ini dibuktikan pada Pekan Olah Raga Provinsi (Porprov) IX Lampung tahun 2022. Kontingen asal Kabupaten Andan Jejama ini merosot satu tingkat tidak lagi mampu mempertahankan posisi juara pada Porpov tersebut.
Diketahui sebelumnya pada Porpov ke VIII pada tahun 2017 pesawaran mampu meraih juara ke II setelah Bandarlampung. Namun berdasarkan sumber dari media center humas KONI Lampung, klasemen akhir pada Porpov IX 2022 Kabupaten Pesawaran berada diurutan peringkat ke III setelah juara I diraih Bandarlampung dan Kota Metro masuk urutan ranking kedua menggeser kontingen asal Kabupaten Pesawaran.
Kegagalan Sonny Zainhard ini sontak langsung mendapat kritikan pedas dari sejumlah elemen masyarakat Kabupaten Pesawaran. “Turunnya peringkat kontingen asal pesawaran pada Porpov tahun ini menandakan sebuah kegagalan ketua KONI saat ini dalam membina atlet- atlet di Pesawaran,” kata Saprudin Tanjung Ketua Harian Forum Masyarakat Pesawaran Bersatu (FMPB), Rabu (14/12/2022)
Diungkapkan Tanjung, merosotnya kontingen asal Pesawaran ini, selain karena dipicu faktor ketua KONI nya kurang menguasai bidang olahraga ditambah lagi para ketua cabornya, yang ada saat ini, banyak yang karbitan.
“Kita lihat disini sudah ketua KONI nya kurang menguasai dunia olahraga ,ini kita lihat untuk para ketua cabornya orang-orang yang memang tidak menguasai hal itu. Jadi wajar kalau untuk tahun ini pesawaran posisinya digantikan kabupaten lain. Bagusnya sih kalau mereka tahu malu ya mundur dong dari jabatan yang mereka emban,” ungkapnya.
Padahal menurut dia, anggaran hibah dari pemerintah daerah melalui Dispora yang masuk untuk kegiatan KONI pada tahun 2022 itu jumlahnya tidak sedikit mencapai milyaran.
“Kita tahu anggaran KONI untuk kegiatan Porprov ini sangat-sangat besar. Tapi kenapa kontingen kita tidak mampu mempertahkan juara sebelumnya, gak usah menanglah bisa mempertahankan juara sebelumnya saja sudah bagus. Ini kenapa kita bisa digeser oleh kontingen asal Kota Metro. Artinya disini KONI Pesawaran dikepemimpinan Sonny selaku wadah para atlet tidak mampu memajukan olahraga di Pesawaran,” sesalnya.
Apalagi yang sangat disayangkan Tanjung, berdasarkan informasi yang didapat para atlet-atley yang dipertandingkan mewakili Pesawaran pada Porpov tersebut diduga banyak atlet sewaan alias impor dari luar daerah. “Jika didalam pembinaan atletnya itu dilakukan KONI dengan baik. Saya rasa kita tidak lagi perlu impor atlet dari luar,untung saja ada mereka atlit yang dimpor kalau tidak bisa-bisa Pesawaran tidak diposisi itu, “ucap Tanjung. (soheh)