Bandarlampung (Netizenku.com): Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Lampung, Risky Sofyan, memfasilitasi komunitas literasi untuk mengajukan permintaan buku bacaan ke Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas RI). Hal tersebut untuk mendukung kegiatan komunitas literasi di Provinsi Lampung.
Risky menuturkan, bantuan berupa buku bacaan tersebut merupakan program Perpusnas RI dalam rangka meningkatkan Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) di tiap daerah.
“Jadi komunitas itu mengajukan proposal, kemudian kita berikan rekomendasi untuk diberikan ke Perpusnas RI,” kata dia kepada awak media, Jumat (19/1).
Setelah Perpusnas RI menerima rekomendasi dari Perpusda Lampung, nantinya, komunitas literasi tersebut akan menerima hibah buku bacaan sejumlah 500 eksemplar buku.
“Itu ada 250 judul buku, kalau dirupiahkan perkiraan 40 jutaan. Biasanya direalisasikan diakhir tahun, November an lah,” lanjut dia.
Pada tahun 2023, terang Risky, ada 3 komunitas literasi yang menerima bantuan buku dari Perpusnas RI, yaitu Komunitas Mengajar, Komunitas Gubuk Literasi, dan komunitas literasi yang ada di Lampung Timur.
Ia pun berharap dengan adanya bantuan buku bacaan dari Perpusnas RI, dapat meningkatkan minat baca masyarakat Lampung.
“Kami berharap, bantuan buku bacaan ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh komunitas literasi untuk meningkatkan minat baca masyarakat Lampung,” pungkasnya.
Merespon hal tersebut, Ketua Komunitas Literasi Lampung Ngopi (Ngobrol dan Berpikir), Ismed, mengatakan bahwa belum mengetahui sepenuhnya ikhwal program bantuan buku untuk komunitas.
Menurut komunitas yang kerap menggelar lapak baca buku gratis setiap minggu di taman lungsir itu, dengan adanya program tersebut akan dapat membantu memenuhi kebutuhan buku pegiat literasi di Lampung.
Sebab, terang dia, pihaknya telah melakukan pengabdian di daerah yang minim signal dan dinilai memiliki literasi yang rendah. Buku yang pakai untuk membuat perpustakaan di daerah pengabdian berasal dari penggalangan donasi buku.
“Perpustakaan binaan kami yang ada di Kabupaten Tanggamus, dan Lampung Timur itu semua bukunya didapat dari donatur. Kalau program itu memang ada tentunya dapat membantu pegiat literasi di Lampung,” tutupnya. (Luki)