Bandarlampung (Netizenku.com): Badan Kesehatan Dunia atau WHO (World Health Organization) secara resmi menyatakan bahwa virus corona (Covid-19) sebagai pandemi sejak tanggal 9 Maret 2020, dan itu artinya virus corona telah menyebar secara luas ke seluruh dunia.
Sudah hampir 2 tahun lamanya dan belum tahu kapan bisa berakhir. Pandemi virus corona ini banyak memakan korban jiwa.
WHO mencatat per tanggal 18 Agustus 2021 secara global negara yang terkena pandemi virus corona atau Covid-19 sebanyak 223 negara dengan jumlah total korban yang terkonfirmasi sebanyak 209.201.939 orang dan yang meninggal sebanyak 4.390.467 orang.
Sedangkan penyebaran virus corona sendiri di Indonesia berdasarkan data yang diperoleh dari covid19.go.id menyebutkan bahwa ada 3.930.300 orang yang positif terkena virus corona yang menyebar di seluruh wilayah Indonesia.
Menurut data dari Worldometer dan WHO juga menyebutkan bahwa jumlah korban yang meninggal dunia akibat Covid-19 di Indonesia menduduki peringkat ke-13 di dunia dengan jumlah sebanyak 122.633 orang.
Negara yang jumlah korban jiwa paling banyak dari Covid-19 adalah Amerika Serikat dengan 38.231.787 juta jiwa yang terkonfirmasi positif Covid-19 dan selanjutnya negara India dengan jumlah penduduk yang terkonfirmasi postif Covid-19 sebanyak 32.358.210 orang.
Virus corona pada umumnya menyebabkan gejala yang ringan atau sedang, hampir sama dengan flu, seperti demam dan batuk, dan kebanyakan bisa sembuh dalam beberapa minggu ke depan.
Tetapi ada orang yang memiliki resiko tinggi yang bila terkena virus corona sulit bisa sembuh dan bisa menyebabkan masalah kesehatan yang serius dan penuh resiko seperti orang yang memiliki penyakit jantung, tekanan darah tinggi, memiliki penyakit diabetes dan orang yang sudah lanjut usia, rata-rata orang yang terkena virus corona berasal dari kalangan seperti tersebut.
Kasus ibu hamil yang positif terkena virus corona apakah akan menularkan kepada bayinya kelak ketika bayi tersebut lahir ke dunia.
Penelitian terkait hal ini telah dilakukan di Cina terhadap sembilan perempuan yang tertular Covid-19. Pada usia kehamilan lanjut, tidak menemukan adanya virus corona dalam cairan ketuban di sekitar bayi mereka,
di dalam rahim atau di dalam darah tali pusat.
Setelah kelahiran bayi-bayi tersebut para peneliti juga tidak menemukan adanya virus corona pada ASI (Air Susu Ibu) sang ibu.
Temuan ini memberikan bukti bahwa virus corona tidak ditularkan lewat cara ini, namun bisa ditularkan dengan cara lain seperti kontak dengan yang memungkinkan penularan, terjadi melalui pemberian makan melalui tetesan kecil dari pernafasan (droplet transmission).
Langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko ibu hamil terkena virus corona dan bayi lebih sehat dalam kandungan di masa pandemi seperti saat ini bisa dilakukan sejak dini seperti dengan ibu hamil ikut vaksinasi covid-19 dengan usia kandungan yang disarankan mulai 14 Minggu sampai dengan 33 Minggu itu salah satu upaya pencegahan dini.
Selanjutnya, ketika bayi telah lahir bisa dilakukan dengan cara mencuci tangan sebelum menyentuh bayi, pompa ASI atau botol susu dicuci terlebih dahulu sebelum digunakan dan bersihkan kembali dengan cara dicuci setelah digunakan, menggunakan masker saat menyusui dan sebaiknya memberikan ASI langsung ke bayi daripada memberikan ASI yang telah dibekukan atau didinginkan di lemari es dari orang yang sehat.
Untuk Provinsi Lampung sendiri pemberian ASI kepada bayi berusia 0-6 bulan dibagi menjadi dua yaitu bayi usia 0-6 bulan yang mendapatkan ASI eksklusif dan tidak eksklusif baik bayi laki-laki maupun perempuan.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Lampung Tahun (2018) menyebutkan bahwa secara umum bayi usia 0-6 bulan yang mendapatkan ASI ekslusif lebih tinggi dibandingkan yang tidak, bayi yang mendapatkan ASI eksklusif sebanyak 35.376 orang sedangkan yang tidak sebanyak 22.238 orang.
Jika dibandingkan dengan jumlah kelamin, bayi laki-laki usia 0-6 bulan yang mendapatkan ASI ekslusif lebih tinggi (18.416 orang) jika dibandingkan dengan bayi perempuan usia 0-6 bulan yang mendapatkan ASI ekslusif (16.960 orang).
Untuk bayi usia 0-6 bulan bayi perempuan (11.225 orang) memiliki angka lebih tinggi yang tidak mendapatkan ASI ekslusif jika dibandingkan dengan bayi laki-laki (11.013 orang).
Anak-anak yang diberi ASI Eksklusif 14 kali lebih kecil kemungkinanya untuk meninggal dalam enam bulan pertama daripada anak yang tidak disusui. ASI juga dapat mengurangi kematian akibat infeksi saluran pernapasan akut dan diare.
WHO merekomendasikan ibu di seluruh dunia untuk menyusui secara eksklusif selama enam bulan pertama untuk mencapai pertumbuhan, perkembangan dan kesehatan yang optimal.
Selanjutnya, mereka harus memberi makanan pendamping yang bergizi dan terus menyusui hingga bayi berusia dua tahun atau lebih. Pemberian ASI Eksklusif selama 6 bulan memiliki banyak manfaat bagi bayi dan ibu.
Manfaat bagi bayi di antaranya adalah perlindungan terhadap infeksi gastrointestinal baik di negara berkembang dan di negara industri. Menyusui meningkatkan IQ, kehadiran di sekolah dan dikaitkan dengan pendapatan yang lebih tinggi ketika kehidupan dewasa.
Indikator ini bertujuan untuk mengetahui penurunan persentase ASI Eksklusif berdasarkan kelompok umur sehingga dapat merencanakan edukasi gizi pada saat yang tepat bagi ibu hamil dan menyusui.
Data dari Dinas Kesehatan Provinsi Lampung menyebutkan bahwa Trend capaian bayi usia kurang dari 6 bulan yang mendapat ASI eksklusif menunjukkan trend peningkatan dari tahun 2016-2018 seperti dalam grafik berikut :
Manfaat ASI bagi Bayi
Ibu menyusui memiliki peran yang sangat penting bagi dirinya dan juga bayinya, jangan ragu untuk memberikan ASI kepada bayi sampai usia dua tahun terutama di masa pandemi seperti ini.
ASI memiliki nilai nutrisi yang sangat tinggi dan memiliki beragam manfaat seperti dikutip dari Alodokter.com berikut ini :
1. Mencegah penyakit dan infeksi.
Karena ASI memiliki zat antibodi yang dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh yang tidak didapat dari susu formula.
2. Melancarkan pencernaan.
ASI mengandung nutrisi yang mudah dicerna oleh bayi seperti protein, laktosa dan lemak. Pemberian ASI juga dapat untuk mencegah gangguan pencernaan pada bayi seperti konstipasi dan diare terutama pada bayi yang lahir premature.
3. Mencukupi kebutuhan nutrisi bayi.
ASI mengandung beragam zat dan nutrisi lengkap, termasuk vitamin dan mineral, yang tidak dimiliki susu formula atau makanan lainnya. ASI dihasilkan melalui proses alami di dalam tubuh ibu dan mengandung komponen yang paling sesuai dengan kebutuhan bayi.
4. Mengenalkan bayi dengan banyak rasa.
Setiap makanan yang Bunda konsumsi selama menyusui akan memengaruhi cita rasa ASI. Secara tidak langsung, hal ini bisa mengenalkan bayi dengan berbagai rasa makanan melalui ASI. Pengenalan rasa ini diharapkan dapat membantu bayi saat mulai mencoba makanan pendamping ASI (MPASI) nantinya.
5. Meningkatkan kecerdasan otak.
Beberapa studi menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pemberian ASI dan perkembangan kognitif anak. Anak-anak yang diberi ASI eksklusif ketika bayi terlihat memiliki tingkat kecerdasan atau IQ yang lebih tinggi daripada anak yang tidak disusui. Meski demikian, tingkat kecerdasan seorang anak juga dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti pola asuh dan lingkungan keluarga.
6. Mencegah bayi meninggal mendadak.
Bayi yang diberi ASI memiliki risiko lebih rendah mengalami demam setelah imunisasi daripada bayi yang tidak diberi ASI.
Manfaat Menyusui bagi Ibu
Tidak hanya bayi, menyusui juga bermanfaat bagi para ibu. Berikut ini adalah beberapa manfaat menjadi seorang ibu menyusui:
1. Menciptakan ikatan emosional antara ibu dan bayi.
Proses menyusui melibatkan kontak kulit langsung antara ibu dan bayi. Kontak fisik ini dapat menciptakan ikatan emosional yang kuat antara ibu dan bayi. Selain itu, menyusui juga dapat memberikan rasa tenang dan nyaman pada bayi sehingga ia bisa lebih tenang dan tidak rewel.
2. Menurunkan berat badan.
Selain membuat rahim kembali ke ukuran semula, menyusui juga dapat membakar kalori. Hal ini tentunya memudahkan ibu untuk menurunkan berat badan setelah melahirkan dan mencegah obesitas. Tak hanya itu, menyusui bahkan bisa digunakan sebagai salah satu KB alami.
3. Menurunkan risiko berbagai penyakit.
Banyak riset mengungkapkan bahwa proses menyusui dapat membuat ibu menyusui berisiko lebih rendah untuk terkena berbagai penyakit, seperti kanker payudara, kanker rahim, diabetes, penyakit jantung, tekanan darah tinggi, osteoporosis, hingga penyakit jantung.
4. Mengurangi stress.
Menyusui dapat membuat Bunda merasa lebih rileks dan tenang karena adanya pelepasan hormon oksitosin dalam tubuh. Dengan demikian, stres yang kerap dialami setelah persalinan akan jauh berkurang dan Bunda pun lebih menikmati masa menyusui si buah hati.
Begitu besarnya manfaat yang bisa dirasakan oleh bayi yang mendapatkan ASI dan juga manfaat yang bisa diperoleh dari ibu yang memberikan ASI.
Sungguh sangat mulia bila kita, orang-orang yang berada di sekitar ibu yang memberikan ASI dan bayi yang juga dalam usia masih menyusui untuk dapat lebih peduli dan mendukung gerakan ASI.
Di masa pandemi virus corona ini juga sangat disarankan untuk ibu yang masih menyusui untuk dapat mengikuti atau melakukan vaksinasi.
Vaksinasi tersebut bukan hanya aman namun juga bermanfaat bagi bayi seperti yang disampaikan dalam penelitian yang sudah dipublikasikan dalam American Journal of Obstetrics and Gynecology yang mengatakan bahwa vaksin Covid-19 aman untuk ibu menyusui namun juga bermanfaat untuk bayi. (*)
*Penulis: Devi Arnita