Talangpadang (Netizenku.com): Seorang Guru Bimbingan dan Konseling (BK) Yayasan SMA PGRI Talangpadang berinisial Mh, mengalami tindakan kekerasan fisik diduga dilakukan (VH) oknum Kepala Sekolahnya sendiri, Rabu (30/3).
Penganiyaan yang dialami Mh terjadi saat guru BK tersebut menanyakan surat rekomendasi sertifikasi yang harus ditanda tangani oleh sang Kepala Sekolah. Namun bukan surat rekomendasi yang telah ditandatangani ia dapatkan dari VH selaku Kepala Sekolah, malah tindakan kekerasan harus diterimanya.
Saat dikonfirmasi, Mh mengatakan, kronologis kejadian penganiyaan terjadi pada Rabu (30/3) pagi sekira pukul 10.00 WIB, saat itu korban menghadap kepala sekolah di kantor, di mana antara ruang guru dan kepala sekolah tidak ada sekat pembatasnya, untuk meminta tanda tangan rekomendasi sebagai syarat mengurus sertifikasi. Sebelumnya upaya tersebut sudah beberapa kali diajukan.
“Hari Selasa (29/3) saya juga berniat menemui ibu kepala untuk meminta tandatangan rekom, namun Kepsek tidak masuk, karena harus mengajar di salah satu sekolah lain, dan kebetulan pada hari Rabu dia masuk, setelah ada di ruangan, saya langsung menyampaikan permohonan minta tandatangan berkas saya ketinggalan, saya baru ngomong begitu dia langsung menimpali penyampaian saya dengan nada tinggi, “kan dari awal nggak ada omongan apapun!, lalu saya jawab dengan nada yang sama dengan awal (nada datar), “kan ini mau diurus bu, dan saya juga sudah pernah bilang, meski harus mengeluarkan biaya dalam proses pengurusan saya tetap akan ikut, tapi ternyata punya saya nggak ditandatangani”, kemudian ibu kepala sekolah mengatakan berkas saya tidak ditandatangani lantaran saat proses dan penandatanganan surat rekomendasi untuk sertifikasi saya malah izin tidak masuk kerja karena ada urusan ke Tangerang,” beber Mh.
Karena merasa alasan VH tak tandatangan rekom terkesan mengada-ada, Mh tetap berupaya memberi penjelasan serta meminta penjelasan dan alasan yang logis, kenapa VH tak juga bersedia menandatangani berkasnya.
“Tapi bukan mendapatkan penjelasan yang diharapkan VH malah langsung berdiri lalu membentak saya dan menggebrak gebrakan meja dihadapannya sambil berkata,” disini saya kepala sekolahnya” karena merasa diperlakukan tidak adil saya langsung menjawab perlakuan tersebut dengan mengatakan, “adek kamu berbulan bulan nggak masuk kelas gaji jojong dibayar, kamu diam saja dan nggak jadi masalah? pas saya jawab begitu, dia mengambil sesuatu di atas meja saya nggak liat, saya liat ada hp, tapi bukan (hp) saya yang liat itu kunci mobil, dihantemin ke muka hampir menusuk mata sebelah kiri, nggak dilempar, itu posisi dipegang, lalu saya coba mendekati VH tapi saya sudah ditarik oleh guru yang ada di ruangan untuk melerai, namun sebelum saya ditarik, saya sempat menggapai jilbab yang dikenakan VH dan langsung saya tarik, lalu VH terlihat sengaja menjatuhkan badan dan pura-pura tak sadarkan diri (pingsan), tapi sekejap kemudian dia langsung bangun lagi kemudian duduk lalu berusaha melepas sepatu, dan adik VH yang saat kejadian ada di ruangan juga melontarkan omongan tak pantas ke saya, adiknya VH ini juga sebagai bendahara SMA PGRI,” jelasnya.
Setelah itu, khawatir dengan luka di bagian bawah mata kiri akibat ditusuk VH, korban mengatakan langsung visum di Rumah Sakit Panti Secanti Gisting, lalu hari itu juga korban langsung melaporkan tindakan kekerasan yang dialami ke Polsek Talangpadang yang diterima oleh Aipda Daryanto dengan Laporan Polisi nomor ,53/III/2022/Polda Lpg/Res Tgms/Sek Talang, tertanggal 30 Maret 2022,” Sudah visum, langsung saya laporkan ke Polsek Talangpadang,” tandasnya.
Ironinya, kejadian tak pantas yang dilakukan VH oknum kepala SMA PGRI Talangpadang kepada guru BK tersebut selain disaksikan tenaga pendidik yang lain juga sempat dilihat beberapa anak didik (siswa) sekolah ini.
(Arj/tim)