Untuk tahap awal, sambung Tri, pihaknya telah memusatkan pelaksanaan program tersebut pada kebun kopi milik masyarakat di Pekon Rigisjaya, Kecamatan Air Hitam. \”Potensi utama kampung wisata tersebut adalah kopi robusta. Dimana prinsip pengembangan wisatanya berkaitan dengan proses budidaya tanaman kopi sampai pengolahan kopi. Pengunjung dapat menikmati wisata kebun kopi dengan latar pemandangan pengunungan yang sejuk. Setelah itu pengunjung bisa rehat sekaligus menikmati aroma khas kopi robusta Lambar di kedai kopi yang banyak tersedia,\” jelasnya.
Melalui terobosan Kampung Kopi ini, Tri menambahkan, diharapkan mampu memberi multiflier effect yakni mampu menghadirkan berbagai fungsi pengembangan manusia (human capital), kelembagaan (institutional capital), dan material (material capital). Sehingga pada akhirnya dapat memberi kontribusi secara masif bagi pengembangan kopi untuk kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan.
Dampak ikutan lainnya, sambung Tri, juga memberi manfaat terhadap perlindungan sumber daya dan ekosistem perkebunan kopi, melalui kegiatan pelestarian kehidupan sosial dan budaya masyarakat lokal, dan juga pengembangan pariwisata di sekitar perkebunan kopi. \”Poin penting lain dari upaya ini diharapkan secara signifikan mampu mendorong tumbuh kembangnya kewirausahaan masyarakat setempat,” terangnya.
Berdasarkan data terakhir produksi total kopi Lambar mencapai 51.482 ton dengan luas hamparan lahan 53.976,9 hektar (82,14 %). Sedangkan tingkat produktivitas lahan per hektar rata-rata 1.051,8 kilogram per tahun. Kegiatan perkopian ini sedikitnya melibatkan 35.737 KK dan 995 kelompok tani. (Iwan)
Halaman : 1 2