Bandarlampung (Netizenku): Polemik menara provider yang berdiri di atas menara Masjid Hidayah yang berada di tengah Perumahan Sukabumi Indah, Kelurahan Sukabumi Indah, rupanya juga disoroti oleh Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Lampung, Moh Mukri.
Saat dihubungi oleh Netizenku.com, ketua dari \’kaum sarungan\’ di Lampung ini menyatakan bahwa hal ini tidak etis dan elok. \”Kalau saya mengatakan bahwa hal ini tidak etis dan tidak elok. Menara masjid itu seharusnya berfungsi sebagai teropong bintang dan meletakkan pengeras suara untuk panggilan adzan. Jadi tidak enak juga dipandangnya ada fasilitas provider di menara masjid,\” ujar Mukri, saat dihubungi pada Senin (16/4).
Dimintai tanggapan terkait warga yang merasa ditipu atas pembangunan yang sudah terlanjur, Mukri menyarankan pihak provider untuk duduk bersama warga. \”Saya menyarankan pihak provider duduk bareng. Sampaikan baik-baik. Kalau memang ada manfaat buat warga, ya sampaikan manfaatnya. Karena ini kan memiliki nilai profit,\” pungkasnya.
Sebelumnya, puluhan warga Perum Bukit Sukabumi Indah, geram dengan adanya pendirian tower yang diduga ada kongkalikong antara pemilik tower yakni provider Indosat dengan lurah setempat.
Atas kejadian itu, warga pun bertanya-tanya mengapa ada tower tersebut, mereka pun merasa keberatan, sebab pembangunan menara ini memakai anggaran kas masjid sebesar Rp164 juta.
\”Kami kecewa, kok buat tower provider bukan tower masjid, ini melanggar perjanjian. Apalagi dana buat tower ini dipakai dengan kas masjid. Pendiriannya pun di tengah pemukiman warga, dan memakai fasilitas umum. Kami tidak terima, dampak kesehatannya pun mengganggu warga sekitar, karena dampak radiasi atau bisa saja kapan-kapan tower ini roboh,\” kata dia.
Hal senada disampaikan oleh Ketua RT 07, Capwan Ali mengeluhkan bedirinya tower yang berdiri di tengah perkampungan warga. “Kami keberatan adanya tower ini yang jadi masalah nanti rumah-rumah warga sekitar karena dampak radiasinya,” ucapnya.
Selain itu, dirinya selaku ketua RT pun tidak dilibatkan dalam musyawarah pembangunan tower provider itu. “Kami enggak dikasih kabardan dirapatkan. Tiba-tiba sudah ada tower ini,” tandasnya.
Terpisah, Lurah Sukabumi Indah, Rahman membantah, pembangunan tower ini atas keinginannya semata. Menurutnya pembangunan tower provider tersebut dilakukan karena musyawarah bersama warga. “Lah kenapa saya yang disalahkan, ini kan persetujuan warga sekitar. Kenapa kok menyalahkan saya,” kata dia.
Ia menceritakan, pembangunan tower provider dilakukan karena saat pembangunan menara masjid berlangsung setengah jalan, warga kesulitan anggaran, karena uang kas masjid sudah kosong. Atas persetujuan warga, maka dicarikan pihak ketiga. Kebetulan Provider Indosat bersedia melanjutkan pembangunan tower tersebut, dengan syarat ditambahkan tower provider mereka di atasnya.(Agis)