Kertas Posisi Walhi Kritisi Perda RTRW Bandarlampung

Redaksi

Kamis, 13 Januari 2022 - 12:21 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Aksi Walhi Lampung di Gedung DPRD Bandarlampung saat menyerahkan Kertas Posisi sebagai respon atas Perda RTRW Bandarlampung 2021-2040, Kamis (13/1). Foto: Netizenku.com

Aksi Walhi Lampung di Gedung DPRD Bandarlampung saat menyerahkan Kertas Posisi sebagai respon atas Perda RTRW Bandarlampung 2021-2040, Kamis (13/1). Foto: Netizenku.com

Bandarlampung (Netizenku.com): Walhi Lampung menyerahkan Kertas Posisi kepada DPRD Bandarlampung sebagai respon atas disahkannya Perda Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Bandarlampung 2021-2041.

Menurut Walhi Lampung, Perda RTRW Kota Bandarlampung 2021-2041 belum menjamin keselamatan lingkungan dan keadilan ekologis.

Kertas Posisi diserahkan oleh Manajer Advokasi dan Kampanye Walhi Lampung, Edi Santoso, kepada Staf Sekretariat DPRD Bandarlampung, Maradona, selaku Kasubag Persidangan, Kamis (13/1) siang.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Belum ada langkah serius serta komitmen Pemerintah Kota Bandarlampung untuk mengatasi kerusakan lingkungan hidup yang kritis saat ini,” ujar Edi Santoso.

Revisi Perda RTRW Bandarlampung, lanjut dia, seharusnya menjadi momentum menghijaukan serta menyelamatkan kota dari bencana ekologis.

Kertas Posisi Walhi Lampung mencatat, saat ini, luas kawasan lindung di Bandarlampung hanya 22,69% dari total luas kota yang seharusnya 30%. Pun ruang terbuka hijau yang hanya 2,39%.

Baca Juga  Bunda PAUD Buka Telesimposium IX IDI Cabang Lampung Timur

“Presentase tersebut merupakan sebuah kemunduran yang luar biasa, alih-alih menambah luasan RTH yang saat ini diklaim 11,08% yang seharusnya RTH berada di angka 20% , namun pemerintah justru semakin meminimalisir RTH di Kota Bandarlampung,” kata dia.

Bahkan, luas kawasan pertambangan di Bandarlampung semakin bertambah, dari 176 Ha menjadi 187 Ha. Dalam beberapa tahun terakhir, pembiaran terhadap tambang ilegal di Kota Bandarlampung sampai hari ini belum jelas penyelesaiannya.

“Seharusnya pemerintah mengupayakan agar meminimalisir lokasi luas pertambangan karena lokasi pertambangan banyak berada di wilayah perbukitan yang memiliki fungsi lindung,” ujar dia.

Baca Juga  Rajabasa Nunyai Terancam Banjir Masif dengan Kehadiran Living Plaza Lampung
Kertas Posisi Walhi Kritisi Perda RTRW Bandarlampung
Manajer Advokasi dan Kampanye Walhi Lampung, Edi Santoso, menyerahkan Kertas Posisi kepada Staf Sekretariat DPRD Bandarlampung, Maradona, selaku Kasubag Persidangan, Kamis (13/1) siang. Foto: Dokumentasi Walhi Lampung

Dalam pasal 22 huruf (b) Perda RTRW Kota Bandarlampung 2021-2040 disebutkan kawasan Hutan Lindung Batu Srampog Register 17 di Kecamatan Panjang direncakanan ditetapkan sebagai kawasan perumahan.

“Bagaimana mungkin kawasan hutan dijadikan kawasan perumahan?”

Kemudian di dalam Bab 3 Pasal 6 Perda RTRW Kota Bandarlampung 2021-2040 yaitu mewujudkan Kota Bandarlampung yang dinamis, cerdas, dan berkelanjutan sebagai pusat perdagangan dan jasa.

“Kata berkelanjutan dalam poin tersebut merujuk pada pengembangan ekonomis semata dan tidak berkomitmen memastikan keberlanjutan ekologis sebagai sistem pendukung,” kata dia.

Walhi juga menyesalkan penghilangan peran serta masyarakat dan kelembagaan di dalam penyusunanan Perda RTRW Kota Bandarlampung sebelumnya.

Edi Santoso menuturkan Walhi Lampung pernah mengajukan permohonan data dan informasi terkait Draft Rencana Tata Ruang dan Draft Peta Tata Ruang serta hasil peninjauan kembali.

Baca Juga  FSML Minta DPRD Bandarlampung Dorong Audit Dana Haji

Melalui surat Nomor: 049/B/ED/WALHI-LPG/X-1/2021 tertanggal 11 November 2021 yang ditujukan kepada Kepala Dinas Perkim Kota Bandarlampung.

“Dinas Perkim Kota tidak dapat memenuhi permohonan yang diajukan oleh Walhi Lampungdengan dalih masih dalam proses pembahasan,” kata dia.

Walhi Lampung menyebutkan agenda utama dalam Perda RTRW Bandarlampung 2021-2041 seharusnya perwujudan prinsip pembangunan berkelanjutan dan wawasan lingkungan.

“Perda RTRW 2021-2041 seharusnya menjadi payung hukum atas jawaban permasalahan lingkungan yang terjadi selama ini, semoga tidak ada ajang untuk eksploitasi SDA dalam 20 tahun ke depan,” tutup dia. (Josua)

Berita Terkait

Jembatan Way Sabuk Dibangun, BPJN Lampung Himbau Kendaraan Muatan Besar Lintasi Jalur Lain
Disnaker Lampung Catat 11.572 Pencaker Lamar Lewat Si Gajah Kerja
Arinal Bakal Resmikan Gedung Perpusda Baru Bersamaan Membuka Festival Literasi
HUT Lampung Perpusda Ramaikan dengan Menggelar Festival Literasi
Strategi Diskeswan Wujudkan Lampung Sebagai Lumbung Ternak
Disnaker Lampung Bakal Turunkan Tim Pengawas dan Mediator untuk Selesaikan Permasalahan THR
Disnaker Lampung Catat 13 Pengaduan Ikhwal THR
Realisasi penyaluran KUR Peternakan Lampung Capai Rp1,51 triliun

Berita Terkait

Sabtu, 20 April 2024 - 15:57 WIB

Wakil Ketua I DPRD Tanggamus Apresiasi Langkah Efisiensi Anggaran Pj Bupati

Rabu, 17 April 2024 - 20:18 WIB

Pemkab Tanggamus Apel Perdana Pasca Libur Lebaran

Minggu, 7 April 2024 - 22:37 WIB

Ketua IPNU Tanggamus: Pemuda Harus Dapat Memilih Pemimpin yang Tepat

Selasa, 2 April 2024 - 09:31 WIB

Meriahkan HBP ke-60 Tahun, Lapas Kotaagung Bagikan Takjil

Selasa, 2 April 2024 - 09:27 WIB

Kemenkumhan Gelar Apel Siaga Pengamanan Hari Raya seluruh Lapas

Minggu, 31 Maret 2024 - 20:18 WIB

DPRD Tanggamus Paripurna LKPj Bupati Tahun 2023

Sabtu, 23 Maret 2024 - 19:33 WIB

Dinkes Tanggamus Gelar Baksos Operasi Bibir Sumbing di RS Batin Mangunang

Jumat, 22 Maret 2024 - 19:24 WIB

Upacara HUT Ke-27 Tanggamus, Puncak Apresiasi dan Momentum Bersejarah

Berita Terbaru

Anggota Bawaslu Bandarlampung, Muhammad Muhyi. Foto: Arsip Agis.

Bandarlampung

Rekrutmen PPK, Bawaslu Beri Catatan untuk KPU Balam

Selasa, 23 Apr 2024 - 20:42 WIB