Lampung Tengah (Netizenku.com): Ratusan pelajar yang tinggal di Kecamatan Way Pengubuan harus merasakan Imbas dari penutupan jembatan penghubung antara Kampung Putra Lempuyang dan Kampung Kurnia Mataram.
Sebagaian Pelajar nekat menyebrangi Sungai Way Pengubuan mengunakan Ponton (perahu rakit/getek), supaya cepat sampai di lokasi sekolah.
Hal tersebut dilakukan lantaran dirasa terlalu jauh jika harus memutar melalui jalur jembatan yang ada di Kampung Trimulyo Mataram (Jembatan Kijung). Para pelajar bergiliran menaikan kendaraannya kedalam ponton.
Di lokasi penyebrangan hanya terdapat satu buah ponton, yang hanya mamapu mengangkut dua unit kendaraan roda dua. Setelah kendaraan berada diatas ponton, terdapat tiga orang warga yang menarik dan mendorong ponton untuk menyebrangi di Sungai Way Pengubuan.
\”Baru hari ini kami coba nyebrang pake ponton (prahu rakit) karena kejauhan kalau mau lewat jembatan Kijung (Jembatan Kampung Trimulyo) dan rawan juga kalau lewat sana kami gak berani lagi, kemarin kami berangkat sepi jalannya. Kalau lewat sana kami pasti telat. Karena kemarin kami sudah lewat sana. Biasanya kalau lewat jembatan pak Slamet kami gak perlu ngoyo seperti sekarang ini,\” ujar Silvi, salah satu siswi SMK di Kecamatan Seputih Mataram (16/11).
Ia mengatakan, saat menaiki ponton, dirinya merasa was-was dan sempat takut jika tercebur kedalam sungai. \”Sempat takut kalau tercebur. Saya gak bisa membayangkan jika air sungai naik. Tentu kami tidak bisa lewat sini lagi, \” ujarnya.
Pantauan wartawan ini dilokasi penyebrangan, keselatan para pelajar juga terancam. Pasalnya banyak tumpukan materilan dan alat berat di lokasi pembangunan jembatan yang dilakukan oleh pemerintah. Karena lokasi penyebrakan bersebelahan dengan titik lokasi pembangunan jembatan yang tengah dikerjakan oleh pemerintah. (sansurya)