Bandarlampung (Netizenku.com): Para peternak unggas di Provinsi Lampung dapat bernafas lega pasalnya ditengah mahalnya harga jagung untuk pakan ternak, Mereka mendapatkan angin segar berupa bantuan subsidi jagung luar negeri (LN).
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Lampung, Lili Mawarti, mengatakan kebijakan mensubsidi peternak unggas diambil oleh Pemerintah Pusat sebagai langkah alternatif menyelesaikan kenaikan harga jagung yang nilai jualnya sedang naik disebabkan oleh gagal panen dampak dari el-nino.
Bapanas mengajukan bantuan subsidi jagung sebesar 500.000 ton. Saat ini telah disalurkan tahap pertama sebesar 250.000.
250.000 ton itu, dibagikan kepada peternak unggas di seluruh Indonesia. Dari total tersebut, Provinsi Lampung mendapat jatah subsidi jagung LN sebanyak 18.836,94 ton.
“Perdata yang di pegang saat ini, tercatat 54 persen atau sebanyak 10.146,68 sudah didistribusikan ke peternak unggas,” kata dia kepada wartawan Lentera Swara Lampung, Minggu (16/2).
Untuk mendapatkan subsidi itu, peternak harus tergabung dalam koperasi Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) Petelur Nasional (PPN) dan Petelur Nasional dan Kelompok Ternak Ayam Petelur (Ketat).
Kedua koperasi ini akan mendata peternak yang mengajukan bantuan yang kemudian data tersebut akan diserahkan Diskeswan Provinsi Lampung untuk disetujui Bapanas RI.
Ia pun berharap bantuan subsidi jagung tersebut dapat meringankan beban peternak unggas di Lampung. Ia menekankan bahwa bantuan itu hanya sebagai solusi alternatif atas kesulitan peternak akibat harga jagung yang mahal dan akan berlangsung hingga bulan Maret.
“Harga jagung untuk pakan unggas kan lagi mahal. Lewat subsidi ini, peternak dapat menebus dengan harga maksimal sebesar 5500 sedangkan dari Bulog koperasi mengambil seharga 5000,” terangnya.
Dijelaskannya pula, jagung subsidi LN mulai diusulkan sejak bulan November 2023, dan mulai dapat disalurkan pada Januari 2024.
“Januari mulai terealisasinya, sudah ada 184 peternak yang telah masuk ke dalam SK Menteri Pertanian,” tandasnya.
Kemudian, Ketua Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) Petelur Nasional (PPN) Wilayah Lampung, Jenny Soelistiani, menjelaskan biaya subsidi 5500 ketika distribusikan ke peternak unggas di Lampung digunakan untuk akomodasi biaya transportasi pengambilan jagung LN.
Hal tersebut lantaran peternak unggas mengambil secara langsung ke daerah jagung LN yang ada. Sehingga dilakukan kesepakatan hitam diatas putih, terang dia, untuk dialokasikan ke peternak maksimal sebesar 5500.
“Peternak mengambil di Cigading Banten karena sudah kehabisan jagung dan kapal yg masuk Lampung mengalami kemunduran cukup lama, itu untuk akomodasi transportasi,” terang dia.
Subsidi jagung disalurkan menjadi 3 tahap, saat ini Provinsi Lampung telah menyalurkan sebanyak 2 tahap terhadap peternak unggas.
Ia pun menerangkan dari 250.000 ton, Provinsi Lampung hanya mendapatkan 6 persen saja. Sedangkan yang terbesar adalah Provinsi Jawa Timur sebesar 100.000 ton lebih, disusul Provinsi Jawa Tengah sebesar 80 ribu ton.
“Saat ini sudah masuk ke tahap ke 2 penyaluran. Kisaran hampir 11 ribu ton jagung yang sudah diterima peternak unggas di Lampung,” jelasnya.
Ini, lanjut dia, merupakan komitmen Pinsar PPN Lampung dalam membantu mensejahterakan peternak unggas di Lampung.
Ia pun berharap bantuan tersebut dapat membantu peternak unggas di Lampung dan mengatasi ketakutan akan kelangkaan bahan pokok telur.
“Harga jagung sudah mencapai Rp8.000. Kalau peternak unggas tidak dibantu, takutnya mereka malah menjual ternaknya, yang kemudian bakal berdampak kesulitan telur,” tutupnya. (Luki)