Tulangbawang Barat (Netizenku.com): Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menangah, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tulangbawang Barat (Tubaba), Drs Khairul Amri, mengakui telah mencairkan dana refocussing penanganan dan pencegahan Covid-19 dalam penanganan dampak ekonomi hanya senilai Rp32 juta.
Dana tersebut digunakan untuk pembiayaan kegiatan pemantauan harga sembako di pasaran di masa pandemi Covid-19 guna menjaga stabilitas harga dan menjaga jangan sampai ada spekulan yang menimbun barang.
\”Ya memang kita telah mencairkan dana untuk pemantauan harga sembako di pasaran akan tetapi hanya senilai Rp32 juta, bukan Rp66 juta,\” kata dia kepada Netizenku.com di ruang kerjanya, Rabu (1/7).
Menurutnya, dana kegiatan tersebut memang tidak dipangkas atau direalokasi oleh pemerintah daerah karena ada kaitannya dengan penangan Covid-19, sehingga kegiatan tersebut masuk dalam kegiatan refocussing untuk penanganan dampak ekonomi di Dinas UMKM dan Koperindag.
\”Ada Covid-19 atau tidak ada memang kita lakukan, akan tetapi di masa Covid ini lebih kita fokuskan bahkan pemantauan harga ini kita laksanakan melibatkan semua pihak salah satunya intel Polres Tubaba agar tidak ada spekulan sehingga harga sembako di pasaran tetap stabil,\” katanya.
Ditanya sisa dana dari Rp66 juta yang telah terserap dari pagu dana indikatif refocussing penanganan dampak ekonomi senilai Rp167.800.000 pihaknya tidak mengetahui intansi mana yang juga telah menyerap dana tersebut.
\”Koperindag hanya menyerap Rp32 juta, untuk sisanya mungkin di bagian Perekonomian Setdakab Tubaba. Coba lebih jelasnya tanyakan dengan BPKAD,\” kilahnya.
Dikonfirmasi terpisah Kepala Bagian Perekonomian Sekretariat Daerah Kabupaten Tubaba, Abu Bakar juga mengaku telah mencairkan dana dari dana refocussing yang telah terserap senilai Rp66 juta pihaknya membenarkan.
\”Ya, kami telah mencairkan dana senilai Rp33 juta per Mei 2020 untuk kegiatan monitoring pemantauan harga sembako di pasaran, dan ini memang kegiatan murni yang tidak termasuk direalokasi karena berkaitan dengan Covid-19 dan menjadi kegiatan refocussing pemerintah daerah dalam penanganan dan pencegahan Covid-19 di Tubaba,\” katanya.
Menurutnya, kegiatan monitoring pemantauan harga sembako di pasaran tersebut masuk dalam APBD Murni dengan anggaran sekitar seratus juta rupiah.
Sementara, dalam hearing antara Badan Anggaran DPRD dan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TPAD) pada Selasa (30/6), Sekretaris Daerah, Herwan Sahri, menjelaskan realisasi belanja untuk penanganan dan pencegahan Covid-19 per Juni 2020 dari kegiatan refocussing sekitar Rp10,4 miliar diprioritaskan untuk kegiatan penanganan kesehatan sekitar Rp1,5 miliar belum terserap, penyediaan jaring pengaman sosial sekitar Rp8,7 miliar belum terserap, dan dana penanganan dampak ekonomi sekitar Rp167 juta sudah terserap sekitar Rp66 juta.(Arie/Len)