Di Kampung Oncom, Sekarung Ampas Jadi Rezeki Nomplok

Redaksi

Senin, 2 April 2018 - 11:32 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

(Foto: Agis Netizenku)

(Foto: Agis Netizenku)

Bandarlampung (Netizenku): Sampah atau limbah tak selamanya harus berakhir sia-sia ke pembuangan. Di tangan orang terampil atau memiliki kemampuan tertentu, limbah bisa memiliki nilai ekonomis yang tak jarang membikin kita berdecak kagum. Itu dibuktikan oleh warga di Kampung Oncom.

Kampung Oncom, demikian warga sekitar menyebut pemukiman yang berada di Jalan Sosonoloyo, Kelurahan Gunung Sulah, Kecamatan Wayhalim, ini. Sebutan tersebut merujuk pada aktivitas warga di sana yang mayoritas mengelola home industri pembuatan oncom.

Keberadaan para pembuat oncom atau dalam istilah Jawa dikenal sebagai tempe gembus ini, tak bisa terlepas dari eksistensi para pembuat tahu. Karena dari ampas kedelai sisa proses pembuatan tahu itulah oncom dihasilkan.

Maka bukan mendramatisir bila kemudian ada anggapan home industri di Kampung Oncom mendulang rezeki nomplok dari limbah pabrik tahu. Bagaimana tidak disebut ketiban durian runtuh, bila dari 1 ton ampas kedelai hasil pembuatan tahu, para pembuat oncom mampu menangguk keuntungan berkisar antara Rp250 ribu sampai Rp300 ribu per hari. Wow!

Baca Juga  Wow! Telkomsel Hadirkan Paket Kuota Belajar 10GB Senilai Rp10

Seperti yang dilakoni Uliah (52), yang sudah menjalankan usaha warisan keluarga memproduksi oncom sejak 1984. \”Dari orangtua dulu sampai sekarang saya menghidupi keluarga, ya hidup dari membuat oncom ini,\” ucapnya kepada Netizenku.com yang menyambangi kediamannya sekaligus merangkap tempat produksi oncom, Senin (2/4).

\"\"

Dituturkannya, saban hari dirinya dibantu anggota keluarga, menggarap tak kurang dari 1 ton ampas kedelai yang diperolehnya dari pabrik tahu langganan. \”Kalau awal kita dapat berat ampas tahu (kedelai, red) memang bisa mencapai 1 ton. Tapi itu kan istilahnya masih bahan mentah. Karena masih bercampur dengan air. Nanti setelah kita pres lagi paling beratnya tinggal setengahnya,\” papar Uliah.

Baca Juga  Setyanto Hantoro Jabat Direktur Utama Telkomsel

Usai dipres, imbuhnya menceritakan proses pembuatan oncom, kemudian dikukus di dalam drum kurang lebih selama dua jam. Pengukusan biasanya menggunakan api dengan kayu bakar. Bila sudah rampung dikukus, tahap selanjutnya ditiriskan untuk kemudian dihamparkan di atas papan yang sudah dipersiapkan. Kelar? Ternyata prosesnya tidak berhenti sampai disitu. \”Kita mesti menunggu 4 hari sampai ampas tahu menjadi oncom,\” timpal Uliah.

Mengingat ada jeda waktu untuk sampai proses finishing, maka sudah menjadi rutinitas bagi Uliah dan keluarga untuk tetap melakukan pengukusan dan mentiriskan ampas tahu setiap hari. Dengan demikian maka usahanya bisa rutin menjual oncom tanpa ada jeda. \”Kita sudah punya pembeli yang datang. Jadi sudah punya pelanggan sendiri. Dari mereka baru oncomnya dijual eceran,\” katanya, saat ditanya cara memasarkan oncom yang dihasilkannya.

Baca Juga  Mengoptimalkan Bisnis Anda dengan Pilihan Internet Bisnis yang Tepat

Uliah pun terkesan terbuka mengungkapkan pendapatan per hari dari aktivitasnya membuat oncom. Menurutnya biaya per hari yang perlu dikeluarkan dari koceknya tak kurang dari setengah juta. Modal itu diperuntukkan membeli bahan baku berupa ampas tahu dan kayu bakar untuk mengukus.

\”Keuntungannya lumayan. Bisa untuk membiayai keperluan keluarga dan anak-anak,\” ucapnya seraya menyebut angka profit tak kurang dari Rp300 ribu per hari.

Berita Terkait

Telkomsel Hadirkan Program Edukasi Grow Digital Education By.U
Pemkot Balam Berencana Bangun SPBU sebagai BUMD
Inflasi Turun, Pemkot Bandarlampung Raup Rp 6,5 M Insentif Fiskal
Pelatihan dan Penyerahan Modal Usaha, PLN Dorong Kemandirian Pesantren di Lampung
Ini Tips Perlindungan Data Pribadi Ala OJK Lampung
Telkomsel Ventures Pimpin Pendanaan Startup Tictag
Program Asuransi Wajib Kendaraan Tunggu Peraturan Pemerintah
PLN UID Lampung Sabet 3 Penghargaan La Tofi Nusantara CSR Awards 2024

Berita Terkait

Jumat, 26 Juli 2024 - 15:03 WIB

Pemprov Lampung Lelang Ulang Empat JPTP

Jumat, 26 Juli 2024 - 14:36 WIB

Olahraga Adalah Kunci Pj Gubernur Samsudin Bugar Layani Masyarakat

Jumat, 26 Juli 2024 - 09:48 WIB

Meski Warga NU Nyalon di Pilkada, Tak Semerta NU Lampung Berpolitik

Kamis, 25 Juli 2024 - 16:23 WIB

Baru Pertengahan Semester, PMHP DKP Lampung Capai Target Retribusi 97 Persen

Kamis, 25 Juli 2024 - 11:54 WIB

Disdikbud Lampung Siap Implementasikan Penghapusan Jurusan IPA dan IPS di SMA

Kamis, 25 Juli 2024 - 11:16 WIB

Hingga Triwulan Kedua, PMHP DKP Lampung Sertifikasi 3 Produk Perikanan 

Rabu, 24 Juli 2024 - 18:19 WIB

Pj Gubernur Lampung Ajak Generasi Muda Bangga Berbahasa Lampung

Rabu, 24 Juli 2024 - 17:59 WIB

Bahasa Lampung Terancam Punah, Pj Gubernur Lampung Paparkan Program Pelestariannya

Berita Terbaru

Tulang Bawang Barat

Haderiansyah Hadiri HUT ke-17 IPeKB Tingkat Provinsi Lampung

Jumat, 26 Jul 2024 - 21:09 WIB

Tiga dosen Fakultas Kebidanan Poltekkes Tanjungkarang, berfoto bersama dengan Sekretaris Dinkes Tubaba, Kader Posyandu, dan guru PAUD di Kecamatan Tulangbawang Udik. (Arie/NK)

Tulang Bawang Barat

Dosen Kebidanan Poltekkes Tanjungkarang Pengabdian Masyarakat di Tubaba

Jumat, 26 Jul 2024 - 19:42 WIB

Ratusan siswa YP Unila antusias ikuti kegiatan Telkomsel, program edukasi bertemakan Grow Digital Education By.U yang diperuntukkan bagi siswa khususnya kelas XI dan XII. (Ist/NK)

Bandarlampung

Telkomsel Hadirkan Program Edukasi Grow Digital Education By.U

Jumat, 26 Jul 2024 - 17:13 WIB

Pj Gubernur Lampung ketika selesai menyeka keringat seusai bermain tenis lapangan. (Foto: Luki)

Lampung

Pemprov Lampung Lelang Ulang Empat JPTP

Jumat, 26 Jul 2024 - 15:03 WIB