Bandarlampung (Netizenku): Festival Film Lampung (FFL) 2018 yang digelar oleh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Darmajaya Computer and Film Club (DCFC) telah memasuki babak akhir.
Sebanyak 235 film hasil karya sineas film Indonesia telah dilakukan screening dan tayang untuk disaksikan oleh peserta yang hadir dalam kegiatan tersebut.
Menurut Ketua Pelaksana Festival Film Lampung 2018, Andriyanto, FFL tahun ini telah mengalami perkembangan yang cukup siginifikan. \”Ini sudah jalan 10 tahun, dan tahun ini kita ganti nama evennya, jadi Festival Film Lampung, kalau sebelumnya Festival Film Indi Lampung. Tujuannya agar cakupan kegiatan kita lebih luas,\” ucapnya saat dihubunhin Netizenku.com, Minggu (15/4).
Ia juga mengatakan, pihaknya sudah menyediakan juri yang memang punya kapasitas untuk berbicara soal film sebagai juri dalam ajang ini. \”Juri yang kita sediakan ada yang dari Lampung, ada juga yang tingkat nasional. Karena ajang kali ini pesertanya tidak cuma untuk Lampung, tapi seluruh Indonesia,\” paparnya.
Ajang yang dikenal sebagai festival film yang fokus untuk kalangan pelajar dan mahasiswa ini, memperebutkan 14 kategori yang di antaranya, Film terbaik, Film Lampung Terbaik, Film Terfavorit Kategori Umum, Film Terfavorit Kategori Lampung, Sutradara Terbaik, Aktor Terbaik, Aktris Terbaik, Penyunting Gambar Terbaik, Penata Gambar Terbaik, Penata Musik Terbaik, Ide Cerita Terbaik, Pemeran Pendukung Pria Terbaik, Pemeran Pendukung Wanita Terbaik dan Film Kategori Pelajar.
\”Juri kita ada dari Aktifis Perfilman, kak Lulu Ratna, Sutradara Film, Kak Ody C Harahap, dan pelaku Sinematografi kak Ipung Rachmat S. Mereka semua punya kapasitas sebagai juri nasional,\” papar Andrianto.
Ia berharap, dengan adanya FFL ini diharapkan, kemampuan pembuatan film di Indonesia semakin membaik, khususnya bagi para filmmaker yang baru memulai dan ingin menjadi profesional.
Sementara itu, Ketua Unit Kegiatan Mahasiswa Fakultas (UKMF) Rumah Film KPI (RFK), Rina Wijayanti mengatakan, sebagai salah satu rumah prodiksi film yang ikut dalam kegiatan FFL 2018, dirinya bersama tim mengikuti ajang FFL agar karya-karya terbaik yang diciptakan RFK dapat dikenal luas. \”Karena film-film kami bertemakan \’Dakwah Taiment\’, kami ingin membuktikan bahwa film islami yg kami produksi ini dapat bersaing dengan film umum lainnya, sekaligus ingin mengubah mainseat orang diluar sana bahwasanya berdakwah itu luas, contohnya dgn film yg kami produksi ini,\” terangnya.
Ia mengakui, RFK masih tergolong baru dalam dunia perfilman, karenanya ajang ini juga dijadikan sebagai rujukan dan tolak ukur untuk kegiatan Festival Film Islam (FESFIS) 2018 yang akan dilaksanakan mendatang. \”Kami masih terbilang baru di dunia perfilman, karena itu, kami menjadikan FFL sebagai tolak ukur kegiatan. Acara ini sudah sangat besar, mudah-mudahan acara FESFIS yang nantinya kami adakan, akan bisa sebesar dan sekeren acara FFL,\” harapnya.
Disinggung soal film-film RFK yang masuk dalam nominasi voting terbanyak, ia mengatakan sangat bersyukur, karena banyak orang yang menyukai film karyanya. \”Hasil kali ini juga menjadi motivasi bagi kami, agar kedepan bisa menghasilkan film-film yang lebih baik dari ini dan bukan hanyak menjadi tervaforit tetapi bisa menjadi yg terbaik,\” kata Rina (Aby)