Lampung (Netizenku.com): Massa yang tergabung dalam Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama (GNPF-U) dan unsur lainnya, akan menggelar Aksi Bela Tauhid 211, Jum\’at (2/11/2018).
Aksi dipusatkan di depan Istana Kepresidenan Jakarta, setelah shalat Jum\’at berjamaah di Masjid Istiqlal.
Setelah shalat, massa akan longmarch ke depan Istana untuk menyampaikan tuntutannya.
\”Rencananya aksi dari Istiqlal ke Istana. Sekitar Jalan Merdeka Barat atau Merdeka Utara,\” ujar Anggota GNPF-Ulama, Damai Hari Lubis saat dihubungi, Rabu (31/10/2018).
Dia meminta massa Aksi Bela Tauhid tidak terprovokasi dan menjaga kebersihan di lokasi.
Damai mengatakan, salah satu tuntutan aksi adalah meminta pembubaran Banser pasca-pembakaran bendera berkalimat Tauhid, yang dinyatakan sebagai bendera HTI di Garut, Jawa Barat.
\”Salah satu tuntutannya Banser dibubarkan,\” ungkapnya.
Jika memungkinkan, perwakilan massa akan masuk ke dalam Istana. Mereka ingin audiensi dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
\”Saya salah satunya yang diminta Ketum PA 212, Ustadz Slamet sebagai delegator,\” kata Damai.
Sebelumnya, Aksi Bela Tauhid juga digelar Jumat (26/10) pekan lalu di depan Kantor Kemenko Polhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, yang salah satu tuntutannya meminta Banser dibubarkan.
Selain di Jakarta, aksi serupa digelar di Bandung, Sukabumi, hingga Samarinda.
Ketum GP Ansor yang menjadi induk Banser sebelumnya menanggapi tuntutan pembubaran Banser. Dia menghargai aspirasi yang berkembang di masyarakat.
GP Ansor siap menghadapi tuntutan pembubaran Banser dengan penjelasan terkait peristiwa yang melatarbelakangi tuntutan itu, yakni pembakaran bendera di Garut, Senin (22/10).
Lagipula, pembubaran organisasi harus melalui mekanisme formal yang diatur undang-undang.
\”Soal pembubaran organisasi, itu ada prosesnya. Kita akan hadapi, kita punya fakta yang bisa menjelaskan permasalahannya,\” jelas Ketua Umum GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas kepada detikcom, Selasa (23/10). (dtc/lan)